Books
“DETEKTIF FENG SHUI”
Judul Asli : THE FENG SHUI DETECTIVE
[
book 1 of FENG SHUI DETECTIVE Series ]
Copyright © 2000 by
Nury Vittachi
Published by
Chameleon Press, Hongkong, 2002
Translation edition
by C | Publishing (imprint of Bentang Pustaka)
Alih Bahasa :
Rizadini
Editor : Suhindrati
A. Shinta
Proofreader : Harari
Lay-out : Iyan Wb.
Desain &
ilustrasi sampul : Hendry Prasetyo
Cetakan I : Mei 2005
; 380 hlm ; ISBN 979-978-3062-54-1
Harga Normal : Rp. 69.000,-
Rate : 4 of 5
Jika Anda kebetulan
berkunjung di Singapura, jangan lupa mampir di kantor C.F. Wong &
Associates di lantai dua Wai-Wai Mansion, di perempatan Teluk Ayer Street. Pria
tinggi kurus berkepala gundul yang menempati kantor itu adalah geomancer, pakar
Feng Shui yang mumpuni hingga konglomerat ternama seperti Mr. Pun dari East
Trade Industries selalu menggunakan jasanya untuk menangani aneka kasus pelik. Walau
sangat disegani oleh kalangan tertentu, master Wong memiliki kelemahan yang
bisa dilihat saat berkunjung di kantornya. Jika sedang beruntung, maka Anda
akan bertemu dengan Winnie Lim – asisten, sekertaris dan pegawai administrasi
kantor C.F. Wong, yang anehnya sama sekali tidak pernah melakukan pekerjaannya
selain asyik bergosip-ria dengan kenalannya menggunakan telepon kantor.
Karena takut membuat
Winnie murka (yang benar-benar menakutkan dan menyulitkan) maka master Wong
membiarkan dirinya sesekali (baca : berulang kali) diperintah dan diperalat
oleh pegawainya (sebisa mungkin master Wong menghindari bentrokan apa pun
dengan wanita pemarah ini, yang tampaknya tidak akan pergi meninggalkan kantor
beserta dirinya). Seakan-akan situasi tidak mungkin bertambah buruk, sebuah
berita (tepatnya perintah dari Mr. Pun – klien Wong, sekaligus atasan secara
tidak langsung) agar ia menerima kedatangan anak kolega penting Mr. Pun yang
hendak magang dan mengikuti Wong sebagai bayangan selama ia bekerja. Permintaan
yang cukup aneh, mengganggu ketenangan pikiran Wong namun ia tak memiliki ide
untuk menolak hal tersebut ...
Membaca ulang kisah
Master Wong tidak pernah membuatku bosan, selalu saja mampu membuatku tertawa
geli membayangkan tingkah laku dan ekspresi karakter-karakter unik yang
digambarkan sangat ‘hidup’ oleh sang penulis. Ibarat makanan, maka ini adalah
sajian ala ‘gado-gado’ alias campur-aduk antara karakter yang berbeda secara
sosial budaya, keyakinan hingga penampilan fisik serta deskripsi kegemaran – bisa
dikatakan nyaris tidak ada persamaan di antara mereka jika dipandang sekilas
lalu, tapi justru hal tersebut yang membuat keseluruhan kisah ini sangat
menarik. Terbagi dalam beberapa kasus, mirip kumcer yang anehnya justru tetap
kusukai (yang mengenal diriku tentunya paham ketidak-sukaanku akan kumcer), ada
9 kasus yang berbeda-beda, yang membuat Master Wong bersama asistennya Joyce
harus bepergian dari Singapura, ke Malaka, Sarawak, Hong Kong hingga India
bahkan Vietnam.
Kasus pertama
sekaligus kesempatan pertama bagi Joyce untuk melihat aksi langsung Master Wong
membawa mereka ke Malaka untuk melihat ‘rumah makam’ yang baru dibuka, anehnya
klien pertama justru pemilik rumah tersebut. Wong yang memiliki pengetahuan sekaligus
ahli feng shui yang mumpuni harus beradaptasi dengan Joyce – remaja berusia 17
tahun yang lumayan canggung namun berhati besar, dengan perbendaharaan bahasa
Inggris ‘slank’ yang acapkali membuat Master Wong pusing mencari padanannya di
dalam kamus (LOL). Dalam edisi terjemahan ini pun, masih dipertahankan istilah
atau kosa kata versi asli yang campur-aduk antara bahasa Melayu versi Malay,
Inggris ‘slank’ versi Singapura, bahkan versi alih bahasa pun bikin ketawa
(sembari membayangkan versi jaduler komik Tintin terbitan Indira, terutama saat
Kapten Haddock mengeluarkan kamus ‘makian’ secara beruntun).
Kamus istilah C.F Wong : Homo Sapiens = orang homo (tertukar dengan Homo / Gay)Lebanese (orang Libanon) = perempuan menyimpang (tertukar dengan Lesbian)
Favoritku adalah
kisah di Sarawak, Malaysia, ketika Master Wong bersama Joyce ditemani Dilip
Kenneth ‘D.K.’ Sinha (astrolog India berusia 60 tahun sahabat C.F. Wong),
menerima tugas membaca feng shui di sebuah taman safari, dimana pemiliknya
tewas menjadi ‘makanan’ hewan-hewan di tempat tersebut. Adegan saat mereka
bertiga ‘terdampar’ di tengah-tengah kawanan singa yang kelaparan, disusul
munculnya hewan misterius yang ‘bersembunyi’ di dalam mobil ... sungguh
menegangkan sekaligus sekali lagi mampu membuatku tertawa akan adegan-adegan
yang muncul kemudian. Sebagai penutup, kasus ke-9, saat C.F. Wong harus
melakukan pembacaan feng shui di sebuah vihara di Vietnam, tempat yang
terlarang bagi perempuan, dan celakanya Joyce justru ikut sebagai asistennya,
sungguh sebuah kisah yang penuh kejutan bagai parodi yang mau tidak mau
membuatku tetap tersenyum simpul sembari menutup halaman terakhir.
“Buatku sih, ngak bisa dibilang religius kalau ada diskriminasi terhadap orang yg punya orientasi seks berbeda.”Joyce, tolong diingat. Ini Asia. Orang-orang seperti itu tak punya hak.”
Tentang Penulis :
Nury Vittachi lahir
di Pulau Ceylon yang damai hingga sebuah kerusuhan berdarah menjadikan
keluarganya sebagai salah satu sasaran, memaksa mereka untuk melarikan diri dan
menjalani kehidupan secara nomaden selama beberapa tahun, dari Singapura, Kuala
Lumpur hingga London, Inggris. Beranjak dewasa, beliau memilih menetap di Hong
kong dan di sinilah ia dikenal sebagai The Spice Trader (Sang Pedagang Rempah)
atau Lai See (dalam bahasa Cina), berkat kolom gosip pedas yang ditulisnya pada
surat kabar dan majalah.
Tulisannya menjadi
kolom mingguan di The Far Eastern Economic Review dan kolom gosip harian ‘Lai
See’ di South China Morning Post – hingga Hong Kong dikembalikan ke Pemerintah
Cina, dan kolomnya dianggap terlalu berbahaya dan provokatif untuk diterbitkan.
Beliau menikah dengam seorang wanita asal Inggris dan mengadopsi tiga anak
keturunan Cina. Seri ‘Detektif Feng Shui’ merupakan salah satu novel yang
mempopulerkan namanya sebagai penulis kaliber International.
[
more about the author & related wokrs, just check at here : Nury Vittachi | on Goodreads
| on Wikipedia | Detective Feng Shui
| at Twitter | at Facebook ]
Best Regards,
@HobbyBuku
Apakah msih punya buku nya?
ReplyDelete