Judul Asli : I’M WATCHING YOU
[ book 3 of Karen Rose’s Series ]
Copyright © 2004 by Karen Rose Hafer
Penerbit Dastan Books
Alih Bahasa : Uswatul Chabibah
Editor : Sylfentri
Cetakan ke-01 : Januari 2009 ; 608
hlm
Cover by Expertoha ; photographer by
Olly
Rate : 3 of 5
(Chicago,
29 Desember)
Kasih
Sayang … Keluarga …Kematian … Kehancuran … Balas Dendam … Keadilan
Dia
menggenggam liotin tersebut, satu-satunya peninggalan dari Leah yang manis dan lincah, kini terbaring kaku dan dingin dengan sebutir peluru menembus
kepalanya.
Dia
meraba huruf-huruf yang tertera pada liontin tersebut … WWJD : ‘What Would
Jesus Do’ … dibacanya lagi Alkitab di tangannya, ‘Pembalasan itu milikku
– kata Tuhan’ karena Tuhan-lah pemilik pengadilan terakhir.
Maka
Dia akan membantu Tuhan mempercepat proses pengadilan tersebut … demi Leah.
(Chicago,
18 Pebruari)
Kristen
Mayhew sedang menikmati istirahat siang di restoran Owen Madden, saat ia
kembali diingatkan akan kegagalannya mendakwa Angelo Conti – putra tunggal
Jacob Conti, sang industrialis kaya raya, atas tewasnya Paula Gracia akibat ditabrak
mobil yang dikemudikan Angelo dalam keadaan mabuk. Kelelahan dan rasa frustasi
melanda diri Kristen, apalagi saat John Alden – Asisten Eksekutif Pangacara
Negara sekaligus pimpinannya dimana Kristen menjabat sebagai Jaksa Penuntut
Negara di Chicago, memberikan peringatan agar ia bekerja lebih keras dalam
membongkar serta menjebloskan sang tersangka dalam hukuman yang setimpal.
Namun
semua kegalauan yang dialami Kristen, mengalami perubahan drastis saat ia
memperoleh kiriman misterius yang dimasukan dalam bagasi mobilnya. Kiriman
tersebut berisikan kumpulan foto Polaroid yang menunjukkan sosok-sosok tubuh
yang tampak telah tewas setelah mengalami siksaan hingga tampak mengerikan.
Kristen mengenali korban-korban dalam foto tersebut sebagai Anthony Ramey –
tersangka pelaku pemerkosaan beruntun ; 3 sosok tubuh anggota geng Blade –
tersangka tewasnya 2 anak sekolah yang terjebak dalam perang antar geng ; Ross
King – tersangka paedofil yang telah memangsa sekian banyak korban.
Semuanya
merupakan tersangka yang pernah dituntut oleh Kristen, namun mereka semua bebas
dari tuduhan. Seakan belum cukup kejutan yang dialaminya, ditemukan pula surat
yang ditujukan khusus secara pribadi kepada Kristen, dimana si penulis mengakui
telah meng-eksekusi para tersangka demi keadilan dan demi membela kerja keras
Kristen … surat tersebut diawali dengan Kristen Tersayang dan diakhiri dengan
tulisan dari “Budak-mu yang Hina” , bahkan ada tambahan dalam surat yang
membuat Kristen ‘merinding’ karena tulisan yang sangat pribadi, seakan-akan si
pembunuh senantiasa dekat dan mengawasi Kristen bahkan ia mengetahui
momen-momen tertentu dimana hanya Kristen seorang yang mengetahui hal
tersebut.
Sementara
itu Detektif Abe Reagan yang baru saja pindah dari Bagian Intel Narkotika ke
Bagian Pembunuhan di bawah pimpinan Marc Spinelli harus menyesuaikan diri
dengan partner barunya – Detektif Mia Mitchell. Dan lewat pertemuan yang tidak
disengaja, membuat perkenalan dirinya dengan Kristen Mayhew saat ia menemukan
kotak bingkisan misterius tersebut. Secara otomatis, Abe terlibat dalam
penyelidikan kasus tersebut, walaupun tak dapat dipungkiri bahwa ia menaruh
perhatian khusus pada sosok Kristen. Abe memiliki dorongan untuk senantiasa mendampingi
& melindungi Kristen dari teror yang muncul dari penggemarnya yang mengaku sebagai
‘Budak-nya yang Hina’ … meski Kristen senantiasa menunjukkan sosok dingin dan menjauh
dari setiap pendekatan yang dilakukan oleh Abe.
Dari
petunjuk yang diberikan oleh si pembunuh, ditemukan tempat-tempat dimana para
korbannya yang merupakan tersangka pelaku kejahatan telah dieksekusi &
dikubur. Bukti-bukti yang ada menunjukkan kepastian bahwa masing-masing tubuh
yang telah menjadi mayat telah mengalami penyiksaan berat sebelum tewas. Yang
mengejutkan adalah cara-cara penyiksaan mapupun eksekusi yang dilakukan, sama
dengan apa yang telah dilakukan oleh para tersangka tersebut pada korban mereka
masing-masing … seakan si pembunuh membalas kejahatan masing-masing dengan
keadilan yang sama. Detektif Abe Reagan & Mia Mitchell terpaksa mengakui
kemungkinan terlibatnya pihak kepolisian atau pihak-pihak bagian peradilan
setelah keluarnya bukti bahwa si pembunuh mengetahui tentang detil-detil kasus yang
tidak pernah diungkapkan pada khalayak umum. Dan si pembunuh sebagaimana
tersirat dalam setiap suratnya kepada Kristen, bahwa ia tidak akan berhenti
hingga keadilan ditegakkan.
Penyelidikan
semakin bertambah rumit saat para keluarga korban pelaku kejahatan yang tewas
tersebut juga menerima surat yang mengingatkan mereka agar ‘menikmati hidup
yang lebih tenang’ karena sang pelaku kejahatan pada keluarga mereka telah
‘menerima balasannya’ dan telah tewas. Usaha yang dilakukan untuk mencari
informasi lebih lanjut mengalami jalan buntu karena masing-masing keluarga yang
dihubungi ‘bersyukur’ atas keadilan yang telah mereka terima … di sisi lain
Kristen yang telah menerima caci-maki serta ancaman akibat kegagalannya dalam
menuntut para tersangka, semakin dikecam atas usahanya membantu pihak kepolisian
menyelidiki pembunuhan tersebut. Kristen semakin terpuruk apalagi dengan adanya
rongrongan Zoe Richarson, wartawan yang menguntit Kristen dimana pun ia berada.
Seakan belum cukup beban yang diterimanya, Kristen harus menghadapi munculnya surat-surat
baru dari si Budak Hina, yang berarti munculnya korban-korban baru … dan korban
yang cukup heboh karena cara penyiksaan yang brutal yaitu Angelo Conti.
Jika
Abe telah berusaha keras membantu & melindungi Kristen yang telah menarik
hatinya setelah sekian tahun ia mengalami ‘mati-rasa’ akibat tragedy yang
menimpa istrinya, maka kali ini tidak cukup hanya perhatian namun Abe harus
memutar otak guna keselamatan Kristen saat keluarga korban termasuk Jacob Conti
melampiaskan amarah guna menemukan si pembunuh sang Budak Hina, dengan menempuh segala cara,
termasuk menyiksa Kristen dengan teror pembunuhan pada orang-orang yang dekat
dengannya. Kristen yang mulai terbuka & menerima kehadiran Abe di sisinya,
harus memikirkan masa depan yang akan ditempuhnya, terutama saat bukan hanya
nyawanya yang menjadi taruhan tapi juga orang-orang yang dikasihinya,
orang-orang yang baru dikenalnya … saat maut mengintai keluarga & kerabat
Abe.
Karen
Rose adalah mantan guru SMA di bidang kimia dan fisika, yang mendapat gelar
sarjana tehnik kimia dari Universitas Maryland. Pada tahun 2005 - novelnya
kedua berjudul “Have You Seen Her” masuk sebagai finalis penerima
penghargaan RITA sedangkan novelnya ketiga, “I’m Watching You” menerima
penghargaan RITA untuk kategori Best Romantic Suspense. “Nothing To Fear”
yang merupakan novel keempat masuk nominasi sebagai finalis RITA pada tahun
2006 & dinominasikan sebagai Best Suspense oleh Romantic Times Magazine
& Best Fiction ole SIBA Book Award.
Karen
Rose kini tinggal di Florida bersama suami dan anak mereka. Jika sedang tidak
menulis, ia gemar melakukan traveling, karate dan bermain ski.
Links Situs Resmi : www.karenrosebooks.com
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments:
Post a Comment