Judul Asli : TANGAN
KELIMA
Copyright © Christian Armantyo
Penerbit Visimedia
Editor : Muthia Esfand
Desain Sampul : Nuruli Khotimah
Cetakan I : Mei 2013 ; 366 hlm
Rate : 2,5 of 5
Membaca judul buku ini ‘Tangan Kelima’ menimbulkan kesan
misterius yang entah bagaimana mengarah pada bayangan akan kisah supranatural.
Dan setelah mulai membuka halaman pertama kisah ini, sepanjang perjalanan
menuju akhir, dugaan awal tersebut ternyata ‘sedikit’ melenceng. Ini adalah
sebuah kisah drama dengan bumbu misteri yang diharapkan akan membuat pembaca
menjadi penasaran yang tertarik menelusuri kisah petualangan tokoh bernama
Rantau, dan apakah pengharapan tersebut berjalan sesuai rencana ? Simak
‘petualangan-ku’ berikut ini ...
Diawali dengan sosok pemuda bernama Rantau yang baru saja
dinyatakan lulus sebagai mahasiswa Jurusan Arkeologi di salah satu Universitas
di Jakarta. Kisah bergulir saat ia sedang menanti ‘masa depan’ dari sekian
banyak lamaran pekerjaan yang ia lalui selama beberapa bulan tanpa hasil.
Hingga berita bahwa rumah peninggalan ayah kandungnya di kota Bandung telah
terjual, yang berarti seluruh isi rumah harus dipilah dan dibereskan sebelum
serah-terima ke pemilik barunya. Saat ia bersama sahabat karibnya, Daan Mogot,
melakukan pembersihan, ada satu benda yang cukup aneh untuk berada di kediaman
sang ayah.
Sebuah mobil Mercedes Benz SL klasik berwarna merah
menyala, ditemukan di dalam gudang, tersembunyi dari pandangan sekilas. Di
dalam mobil ditemukan kotak berisi sepasang sepatu wanita yang tampak masih
baru, dan buku BKPB kendaraan tersebut, yang anehnya tidak mencantumkan nama
ayahnya sebagai salah satu pemilik. Lalu milik siapakah mobil tersebut, dan
mengapa bisa berada di dalam gudang garasi ayahnya ? Kematian sang ayah secara
mendadak sekaligus menimbulkan kecurigaan yang tak bisa dibuktikan lebih jelas,
membuat Rantau mulai menduga-duga, sebuah kejadian yang berkaitan dengan
keberadaan mobil yang misterius ini. Demi menemukan kebenaran serta jawaban
dari berbagai pertanyaan yang muncul dibenaknya, Rantau memutuskan untuk
‘menelusuri’ jejak para pemilik sebelumnya berdasarkan daftar nama yang tertera
di dalam buku BKPB.
Maka dimulailah petualangan Rantau melacak setiap nama
mantan pemilik mobil, dari Tangan Keempat hingga Tangan Pertama. Perjalanan
yang ternyata tidak semudah yang ia bayangkan, dan pada akhirnya justru merubah
kehidupan serta masa depannya, karena perjalanan tersebut membuka jalan bagi
rangkaian misteri aneh yang melibatkan skandal pemerintahan, korupsi hingga
konspirasi perebutan kekuasaan dan kekayan antar dua keluarga hingga turun
menurun. Dan apakah semuanya berhasil menjawab ‘pertanyaan’ yang menjadi awal
perjalanan sosok Rantau ?
Kisah misteri merupakan salah satu genre bacaan
kesukaanku, terutama yang melibatkan intrik dan konflik yang menarik sekaligus
kompleks. Terlepas dari ide awal serta latar belakang kisah yang sangat menarik
perhatian, hal ini sayangnya tidak disertai dengan penjabaran karakter yang
cukup kuat serta alur yang membuat pembaca tertarik lebih dalam untuk menyimak
misteri yang ‘seharusnya’ merupakan kekuatan uatam kisah ini. Alih-alih,
semenjak awal kisah, kunci misteri sudah bisa ditebak, termasuk perkembangan
para karakternya (baik protagonis maupun antagonis). Aneka detail yang muncul
bukannya menjadi pelengkap misteri, justru berkesan ‘membingungkan’ – bagaikan
berputar-putar pada labirin yang memusingkan dan tidak berkaitan dengan makna
kisah ini.
Satu hal yang cukup mengganggu, karakter Rantau yang
selalu mengangkat keberadaan dirinya sebagai pecinta dunia arkeologi, yang juga
mendorongnya mencari kebenaran di balik kematian ayahnya, anehnya digambarkan
tidak terlalu peduli pada detail bahkan cenderung malas ‘mencari fakta’ di
balik pernyataan orang-orang yang ditemuinya. Sebagai arkeolog sejati, justru
fakta merupakan sesuatu yang harus dipertanyakan ke-absahannya setelah menjalani
rangkaian uji-coba, dan selalu berpikir berdasarkan nalar bukannya menuruti
kehendak emosi. Bahkan sebagai detektif swasta, karakter Rantau justru sama
sekali tidak menunjukkan sebuah ‘upaya’ selain berputar-putar keliling kota
hingga berangkat ke HongKong. Yang mencuri perhatian justru sosok
pendampingnya, Daan Mogot, bahkan hingga akhir kisah, karakter ini yang
memegang ‘kunci’ misteri.
Akhir kata, sebuah kutipan yang sangat menarik menjelang
akhir kisah, yang dapat mewakili penilaianku atas kisah ini :
“Sebenarnya Pak Daan sudah bisa menduga ... Ia juga selalu berkata kalau Pak Rantau punya kebiasaan menganalisis dengan sangat rumit. Sampai-sampai hal yang sebenarnya mudah ditebak dan sederhana, menjadi spekulasi yang luar biasa. Mungkin sudah banyak orang yang terikut pada asumsi Pak Rantau seorang ketika mengikuti semua cerita ini, karena segala cerita tentang sudut pandang Pak Rantau!” [ p. 357 ]
Ini bukanlah sebuah kisah misteri melainkan drama
perjalanan karakter bernama Rantau yang memiliki ‘imajinasi’ tinggi serta
pergulatan dalam mencari jati diri serta makna hidupnya, yang dipicu oleh
kematian mendadak ayah kandung yang tak pernah ada disisinya. Tanpa mengurangi
rasa hormat pada penulis, seandainya saja konflik serta dampak psikologis pada
karakter ini lebih diperkuat, maka kisah ini layak mendapat bintang lebih \(^_^)/ ... dan untuk ilustrasi sampulnya layak mendapat pujian.
[ source ] |
Tentang Penulis :
Christian Armantyo, meski menyukai bidang seni, ia justru
memilih mengambil Jurusan Akutansi di Fakultas Ekonomi UI, dan lulus pada usia
20 tahun untuk langsung menjalani profesi sebagai bankir di salah satu bank
milik negara. Di sela-sela kesibukkannya, ia meluangkan waktu untuk menuangkan
‘buah pikiran’ dalam bentuk tulisan. Tangan Kelima merupakan novel perdananya
yang diterbitkan oleh penerbit Visimedia. Ia dapat dihubungi melalui e-mail : christian.armantyo@gmail.com atau mention via
twitter : @carmantyo ; bisa pula dikunjungi di blog-nya : www.kontrafiksi.net [ also check at here : on Goodreads ]
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments:
Post a Comment