Books
“AFFAIR NEXT DOOR”
Judul Asli : THAT AFFAIR NEXT DOOR
[ book 1 of Amelia Butterworth Series ]
Copyright ©
1897 by Anna Katherine Green | published by The Knickerbocker Press
Penerbit Visimedia
Alih Bahasa : Diana A. Santoso
Editor : Fitria Pratiwi
Proofreader : Tim Redaksi Visimedia
Desain Sampul & Lay-out : Nuruli Khotimah
Cetakan I : Juni 2013 ; 408 hlm ; ISBN
979-065-184-8
Rate : 3,5 of 5
~ Re-Blogged from HobbyBuku's Classic ~
Membaca kata pengantar yang menyebutkan bahwa
ini adalah salah satu karya penulis wanita yang jauh ‘mendahului’ sang Ratu
Misteri Dame Agatha Christie dalam penulisan kisah misteri sekaligus
menciptakan karakter utama detektif wanita pertama dalam sejarah penulisan genre
ini, merupakan salah satu alasan utama mengapa diriku ‘tergugah’ rasa penasaran
untuk segera membaca buku pertama sang tokoh utama Amelia Butterworth ini.
Kisah dibuka dengan adegan menjelang tengah
malam, ketika sosok Amelia Butterworth memperhatikan kehadiran kereta dengan
dua orang penumpang yang turun dan memasuki kediaman di sebelah rumahnya. Yang
membuat Amelia tertarik, ia mengetahui fakta bahwa pemilik kediaman tersebut,
yaitu keluarga Van Burnam pada saat itu sedang berpergian keluar Eropa. Kediaman
yang telah kosong mendadak didatangi pengunjung pada waktu diluar kebiasaan,
sungguh menarik perhatiannya. Apalagi setelah beberapa saat, salah satu
pengunjung, sosok seorang pria pergi meninggalkan kediaman itu dengan
terburu-buru. Yang berarti pengunjung yang tersisa, seorang wanita tetap
tinggal di rumah kosong seorang diri...sesuatu yang cukup janggal menurut Miss
Butterworth.
Keesokan paginya, ketika ia pergi
meninggalkan rumahnya, untuk memenuhi rasa penasaran, ia melihat kembali
kondisi kediaman tetangganya. Anehnya kediaman itu tetap tertutup rapat, gelap,
sama sekali tidak menampakkan adanya seorang wanita yang tinggal di dalamnya.
Didorong oleh perasaan tak enak, Miss Butterworth mendesak seorang polisi yang
kebetulan lewat untuk menyelidiki hal tersebut. Ketika muncul pula wanita yang
bertugas membersihkan kediaman tersebut, muncul keraguan karena ia memastikan
tidak ada satu orang pun yang tinggal di sana, namun Amelia Butterworth bisa
cukup keras kepala jika menyangkut ‘naluri-nya’. Akibat desakan tiada henti
dari beliau, maka sang polisi disertai petugas kebersihan, memasuki dan
memeriksa kediaman tersebut. Akhirnya pengunjung wanita yang misterius
ditemukan. Permasalahannya, ia telah tewas, dan tubuhnya yang telah kaku,
tertindih rak buku yang cukup besar sehingga wajahnya sulit dikenali.
Kisah bergulir dengan cepat, ketika para
penyelidik muncul untuk menemukan jawaban dibalik misteri siapakah korban
tersebut dan bagaimana ia bisa tewas di dalam sebuah rumah kosong. Amelia
Butterworth yng diminta tetap tinggal karena kapasitasnya sebagi saksi penting,
turut memutar otak dan mempelajari kondisi di sekelilingnya. Hasil pengamatan
serta pemikiran Amelia, yang juga muncul dalam kesaksiannya, menggugah
keingin-tahuan dari salah satu penyelidik. Pria yang cukup tua namun memiliki
pandangan mata awas serta cerdas itu adalah Ebenezer Gryce – detektif unggulan
yang terkenal karena mampu memecahkan kasus pelik yang dikenal sebagai Leavenworth Case. Beliau pula yang
meminta agar Amelia Butterworth melakukan ‘beberapa’ tindakan pengawasan
menyangkut kasus ini.
Saat membaca deskripsi tentang sosok Amelia
Butterworth, dugaan awalku secara otomatis lari pada sosok Miss Jane Marple –
salah satu karakter utama dalam kisah karya Agatha Christie. Walau sama-sama
mendapat julukan ‘perawan tua’ kedua karakter ini tidak memiliki sifat yang
serupa, selain rasa ‘usil’ untuk melihat-mengamati-menyelidiki hal-hal di
sekelilingnya. Meski tidak menyebutkan usia secara jelas, dugaanku Amelia
Butterworth jauh lebih muda dibandingkan Jane Marple, berkisar antara 30-40
tahun, dan memiliki daya tarik tersendiri yang acapkali mengundang kaum pria
untuk mendekatinya. Namun karena sifatnya yang cukup blak-blakan dalam
mengungkapkan buah pikirannya, membuat beberapa pria justru mundur teratur.
Amelia Butterworth bisa dikatakan sangat cerdas dan awas, memiliki keyakinan
tinggi akan pengetahuan serta kemampuannya, dan kegemarannya untuk menonjolkan
diri yang bisa dikaitkan dengan kesombongan, terkadang menghambat proses
penyelidikan yang sedang dilakukannya.
Keunikan lainnya adalah hubungan atau bisa
dikatakan partnership antara dirinya
dengan Mr. Ebenezer Gryce, yang mewakili generasi yang lebih tua dan memiliki
pengalaman lebih besar. Namun beliau harus mengakui, pengetahuan Amelia tentang
sifat dasar manusia, terutama menyangkut kaum wanita (sesuatu yang kurang
mendapat perhatian dari kaum pria di masa itu), justru membantu Amelia
selangkah lebih maju dari penyelidikan yang dilakukan oleh Mr. Gryce. Jangan
berharap kerjasama mereka layaknya Poirot-Hastings atau Sherlock-Watson,
keduanya justru bersaing dan berlomba siapa yang lebih cepat menemukan
pemecahan dari misteri kasus yang mereka hadapi. Karena Amelia Butterworth
adalah wanita yang suka pada tantangan dan tidak pernah mau diremehkan oleh
siapa saja. Jika mengamati pertarungan ‘ego’ antar kedua sosok ini sunguh
menggelitik, masing-masing menunggu siapa yang akan ‘mengalah’ terlebih dahulu,
hingga akhirnya kesepakatan berupa saling ‘barter-informasi’ yang terjadi
karena keduanya tidak bersedia saling mengakui keunggulan lawan ...
Selain karakter-karakter utama yang menarik,
penulis menyajikan situasi yang cukup kompleks dengan alur kisah yang
naik-turun secara bergantian, mengguncang emosi sekaligus rasa penasaran untuk
mengungkap siapakah sebenarnya sosok pelaku dibalik layar dan yang terpenting
apa alasannya dibalik peristiwa pembunuhan wanita yang misterius ini ? Membaca
kisah sepanjang 400 halaman ini sungguh perjuangan berat – lebih terutama
karena rasa ingin-tahu yang sangat besar untuk membalik langsung pada halaman
terakhir, untuk mengetahui siapakah pelaku sebenarnya.
Pembaca akan digiring menelusuri jejak
penyelidikan yang dilakukan oleh Amelia Butterworth, yang juga mengalami
‘jalan-buntu’ berulang-kali atau salah sasaran, hingga akhirnya sang pelaku
muncul dengan sendirinya akibat ulah seseorang yang menaruh dendam kesumat.
Saling-silang penyelidikan sekaligus persaingan antara Mr. Gryce dan Miss
Butterworth, digambarkan cukup seru sekaligus menggelitik karena keduanya pada
akhirnya menelusuri jalur yang sama sekali berbeda, dan menjelang akhir tiada
yang salah maupun benar antar keduanya, karena semuanya merupakan kepingan
puzzle yang tersebar di segala penjuru, menyesatkan dan membingungkan. Dengan
ending yang cukup mengejutkan, kisah ini ditutup dengan campuran antara
kepuasan karena menemukan satu lagi kisah misteri yang layak dijadikan koleksi
bacaanku, dan juga ketidak-puasan karena ingin membaca seluruh karya penulis
lainnya, terutama yang paling terkenal ‘The
Leavenworth Case’ yang menampilkan Ebenezer Gryce pertama kali – buku yang
juga mendapat pujian dari penulis misteri Wilkie Collins, apakah penerbit
Visimedia berkenan menerjemahkan dan menerbitkan pula buku ini ???
Tentang Penulis :
Anna Katherine Green lahir di
Brooklyn pada tanggal 11 November 1846, putri dari pasangan Catharine Ann
Whitney Green dari James Wilson Green, yang merupakan salah satu pengacara
terkenal di New York. Awalnya ia memiliki ambisi untuk menjadi penulis puisi
dan roman, yang membawanya pada korespondensi dengan Ralph Waldo Emerson untuk
proses penulisan kreatifnya. Namun justru novel misterinya yang pertama ‘The
Leavenworth Case’
(1878) yang mendapat sorotan serta pujian dari penulis misteri ternama Wilkie Collins, bahkan menduduki mendapat penghargaan sebagai buku Internasional Bestseller Amerika yang pertama. Dan hal ini membawanya untuk menekuni penulisan novel misteri-detektif.
(1878) yang mendapat sorotan serta pujian dari penulis misteri ternama Wilkie Collins, bahkan menduduki mendapat penghargaan sebagai buku Internasional Bestseller Amerika yang pertama. Dan hal ini membawanya untuk menekuni penulisan novel misteri-detektif.
Prestasinya dalam bidang akademis menunjukkan
keinginan untuk senantiasa belajar hal-hal baru. Dibuktikan ketika pada tahun
1866, ia menyelesaikan pendidikan dari Ripley Female College (sekarang disebut
Green Mountain College) di Poultney, Vermont, dan ia merupakan sarjana
perempuan pertama untuk ilmu seni. Pada tahun 1877, ia bertemu dengan Charles
Rohlfs yang berprofesi sebagai aktor. Meski ada perbedaan usia 7 tahun lebih
muda, keduanya menikah pada tanggal 25 November 1884 di Gereja Congregational
Selatan, Brooklyn. Setelah menikah, Rohlfs memilih beralih profesi menjadi
desainer furniture dan Green mengelola penerbitan buku sembari tetap melakukan
aktifitas penulisan karyanya.
[ source ] |
Putri pertama mereka, Rosamond lahir di tahun
1885, dan pada tahun berikutnya Green menerbitkan ‘The Mill Mystery’ dan
‘Risifi’s Daughter’. Pada Mei 1887, ia melahirkan anak kedua : Sterling
sekaligus mengeluarlan novel terbarunya berjudul ‘7 to 12 : A Detective Story’
pada bulan Juni. Tahun 1892 Green kembli melahirkan anak ketiga yang diberi
nama Roland, sekaligus menerbitkan Cynthia Wakeham’s Money. Selain mengelola
penerbitan bukunya dan merawat ketiga anaknya, Green tetap meluangkan waktu
membantu dan berkolaborasi bersama suaminya dalam bisnis furniture.
Novel detektif karyanya yang paling terkenal,
memperkenalkan tokoh detektif Ebenezer Gryce dari Kesatuan Kepolisian New York
Metropolitan. Namun, dalam novelnya ‘That
Affair Next Door’ (1897) ; ‘Lost Man’s Lane : A Second Episode in the
Life of Amelia Butterworth’(1898) ; dan ‘The
Circular Study’ (1900), selain sosok Mr. Gryce, beliau memperkenal karakter
detektif wanita pertama bernama Amelia Butterworth, sosok mandiri, cerdas,
memilih untuk tidak menikah karena menyukai kebebasan dan suka ‘usil’
mencari-tahu urusan orang lain. Selain itu beliau juga menciptakan karakter
Violet Strange – gadis yang bekerja sebagai detektif amatir untuk kepolisian
dalam kumpulan cerpen ‘The Golden Slipper and Other Problems for Violet
Strange’ (1915).
Sumber insiprasi karya-karya beliau adalah
penulis Edgar Allan Poe dan Emile Gaboriau, yang dianggap sebagai mentor dalam
bidang penulisan fiksi detektif. Sosok sang ayah yang berprofesi sebagai
pengacara turut menambah wawasan beliau seputar dunia hukum, dan kisah yang
dituturkan oleh Ralph Waldo Emerson (yang secara tidak langsung menjadi
‘dosen-pembimbing’ Green dalam penulisan kreatif), tentang agen intelijen
perempuan semasa Perang Sipil Amerika, menjadi sumber ide karakter-karakter
utama karyanya. Pada tanggal 11 April 1935, beliau wafat pada usia 88 tahun di
kediamannya di Buffalo, New York, setelah secara produktif menghasilkan 40 buah
buku.
[ more about the author and related works,
just check at here : on Wikipedia | on Goodreads | at OnlineLiterature | Her Works | Amelia Butterworth Series ]
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments:
Post a Comment