Books “THE
FIRST CASE OF POIROT”
Judul Asli : THE MYSTERIOUS AFFAIR AT STYLES
Copyright ©
1920 by Agatha Christie | first published by Bodley Head in America
Penerbit Visimedia
Alih Bahasa : Lulu Fitria Rahman
Editor : Muthia Esfand
Proofreader : Tim Redaksi Visimedia
Desain Sampul & Lay-out : Nuruli Khotimah
Cetakan I : Juli 2013 ; 276 hlm ; ISBN
979-065-189-9
Rate : 3.5 of 5
[ also read
another edition ; my review at : HERE ]
Siapa yang tak kenal dengan nama Agatha
Christie, yang mendapat julukan Ratu Misteri berkat novel-novel yang mengangkat
genre penulisan kisah detektif misteri para era baru di abad ke-20. Mungkin
Anda pernah mendengar nama Sir Arthur Conan Dole yang mempopulerkan karakter Sherlock
Holmes atau Edgar Allan Poe dan Wilkie Collins yang bisa dianggap sebagai
pencetus ide penulisan ‘detective-mystery’. Namun berkat Agatha Christie,
pembaca dibawa memasuki dunia kriminalitas serta para penegak keadilan di masa
Perang Dunia dan era modern. Uniknya dengan kemajuan tehnologi dan peradaban,
beliau bukan menyoroti dari unsur tersebut, misalnya penggunaan gadget canggih
ala Agen 007 (kisah yang dipopulerkan oleh penulis Ian Fleming), tokoh utama
dalam kisah-kisah yang ditulis merupakan sosok unik yang memiliki pemahaman
tentang sifat dasar manusia serta penggunaan pendekatan secara psikologis untuk
memecahkan suatu misteri dan menangkap sang pelaku.
Salah satu karakter utama yang cukup unik, ia
ciptakan adalah Hercule Poirot, seorang detektif ternama asal Belgia, yang
mengungsi dan akhirnya menetap di Inggris pada masa peperangan. Jika Anda
membayangkan seorang detektif selalu membawa kaca pembesar, memakai mantel
kotak-kotak dan topi, meneliti setiap sudut ruangan dan merangkak ke sana
kemari mencari petunjuk, maka ini adalah penggambaran detektif ala Sherlock
Holmes atau generasi sebelumnya. Justru melalui karakter Hercule Poirot,
penulis menyajikan sudut pandang lain, bahwa sebuah penyelidikan mampu
dilakukan tanpa harus turun tangan langsung untuk mendapatkan aneka petunjuk
serta bukti-bukti fisik. Pendekatan serta analisa yang lebih akurat, dilakukan
dengan mengamati interaksi antar manusia, suasana dan tentu saja sifat dasar
manusia itu sendiri. Terlepas dari semua hal yang kesannya berbau tehnis ini,
karakter pribadi Hercule Poirot cukup menarik untuk disimak lebih lanjut.
Kisah yang dimulai di sebuah kediaman bernama
Styles Court, merupakan awal kisah perjalanan sosok Hercule Poirot serta
sahabat sekaligus rekan kerjanya, Kapten Arthur Hastings. Mereka bertemu
setelah sekian lama berpisah, pada masa-masa peperangan melanda Eropa. Kapten
Hastings, yang mengalami luka cedera semasa perang, harus menjalani masa
pensiun dini, dan di sanalah ia bertemu dengan kenalan lama, John Cavendish –
putra sulung keluarga Cavendish. Styles Court adalah kediaman keluarga
Cavendish, yang kini bukannya diurus oleh John Cavendish sebagai penerus
keluarga, melainkan dimiliki dan diatur dalam kendali Emily Cavendish /
Inglethorp – ibu tirinya yang telah menikah kembali dengan Alfred Inglethorp.
Hubungan antara Emily dengan kedua anak tirinya, John dan Lawrence, tidak
berjalan dengan baik, ditambah dengan pernikahan kedua dengan pria asing yang
usianya lebih muda 20 tahun dari wanita pewaris harta kekayaan Cavendish,
membuat situasi rumah tangga di Styles Court berjalan dalam suasana
menegangkan.
Kehadiran Arthur Hastings sebagai kenalan
lama keluarga, sekaligus berperan sebagai narator dalam kisah ini, memberikan
gambaran serta suasana yang terjadi pada setiap anggota keluarga. Cara Emily
Inglethorp yang otoriter dalam menjalankan peraturan di kediamannya, membuat
hampir setiap penghuninya harus bergantung sepenuhnya pada kemurahan hati
beliau (terutama berkaitan dengan masalah keuangan), mudah diraba bagaimana
kesan pembaca terhadap situasi ini. Dan bagaikan sebuah Impian yang menjadi
kenyataan, Emily Inglethorp mendadak meninggal dunia. Sayangnya kematian beliau
bukan saja mendadak tetapi juga mengundang kecurigaan, yang terbukti pada akhirnya
bahwa beliau tewas diracuni. Situasi dan ketegangan antara para penghuni
semakin memuncak. Kecurigaan antara satu sama lain, dan fakta bahwa satu-satu
pelaku yang bisa meracuni Emily adalah mereka yang tinggal bersama dengannya,
membuat situasi cangguh dan tak nyaman bagi mereka semua.
Kehadiran sosok Hercule Poirot, yang dikenal
dan diterima di keluarga Cavendish, yang bisa berperan lebih leluasa
dibandingkan pihak berwajib, tidak memudahkan untuk menangkap sang pelaku yang
cukup licin dan cerdik. Dan sebagai perwakilan serta kenalan keluarga, Poirot
juga mengambil berbagai tindakan yang cukup aneh, bukan saja untuk menegakkan
keadilan dan membekuk sang pelaku. Ia juga berperan sebagi penyatu keluarga
yang terpecah-belah dan hancur satu demi satu akibat ketidak-percayaan dan
ketidak-bahagiaan yang menyelubungi anggota keluarga Cavendish selama
bertahun-tahun. Jika digambarkan sebagai suatu kisah misteri belaka, melalui
karya perdananya, penulis justru sangat menonjolkan unsur-unsur dari pendekatan
psikologis yang sangat memukau pada setiap karakter kisah ini. Memadukan unsur
melodrama yang menyentuh hingga humor yang menggelitik, tak pelak ini merupakan
salah satu bacaan wajib bagi penggemar misteri, terutama jika Anda ingin
mengenal karakter-karakter karya Agatha Christie yang unik dan menarik. Jangan
lupa, nantinya Anda akan bertemu kembali dengan keluarga Cavendish dalam sebuah
kisah Agatha Christie yang terkenal : Curtain (Tirai) ...
[ more about the author, check my post ALL ABOUT AGATHA CHRISTIE ]
This Post also include in
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment