Translate

Friday, March 9, 2012

Books "THE BOOK OF NAMES"


Books “KITAB NAMA-NAMA“
Judul Asli : THE BOOK OF NAMES
Copyright © 2007 by Jill Gregory & Karen Tintori
Penerbit OnRead-Books Publisher
Alih Bahasa : Rosida Irshad
Editor : Tiara Dewi
Cetakan ke-01 : Maret 2008 ; 389 hlm 
Rate : 3 

Sinopsis :
Saqqara, Mesir – 7 Januari 1986 :
Sir Rodney Davis, arkeolog terkenal merasakan gelenyar kegirangan saat ia menemukan gulungan perkamen lontar yang merupakan Kitab Nama-Nama yang diburu banyak orang. Namun kebahagiaan itu hanya sekejab dirasakan saat ia merasakan cekikan kuat dari kawat disekeliling lehernya, sampai nafasnya terputus. Hanya tertinggal seringai puas di mata Raoul LaDouceur-asisten Sir Rodney selama belasan tahun, sebelum ia beranjak mengambil gulungan perkamen tersebut.

Rumah Sakit Hartford, Connecticut – 7 Januari 1986 :
Dr. Harriet Gardner sedang menikmati istirahatnya saat panggilan dari unit gawat darurat masuk. Tiga bocah dibawa masuk dengan luka-luka cukup parah ;  seorang gadis bernama Abby Lewis, Crispin Muller - putra Erik Muller duta besar dari Swiss, dan David Shepherd - putra Senator Robert Shepherd dari Amerika. Setelah berjuang selama beberapa jam akhirnya nyawa ketiga bocah tersebut berhasil diselamatkan dengan hasil yang berbeda-beda. Abby Lewis selamat dengan cidera fisik yang akan segera pulih. Crispin Muller tak pernah sadar kembali – ia berada dalam kondisi koma. Sedangkan David Shepherd merupakan keajaiban bagi Dr. Harriet karena ia telah dinyatakan ‘meninggal-dunia’ beberapa saat, sebelum akhirnya kembali ke dunia.

Universitas Georgetown, Washington D.C. – tahun 2005 :
Profesor David Shepherd sedang menikmati istirahat siang saat ia mengalami ‘kejadian aneh’ – tanpa disadari ia menulis nama seseorang yang tak dikenal : Beverly Panagoupolos. Nama itu seakan tertanam di benaknya secara tiba-tiba dan dalam perjalanan pulang David mendengar lewat radio bahwa saudara perempuan Perdana Menteri Yunani bernama Beverly Panagoupolos ditemukan tewas terbunuh secara mengenaskan satu jam sebelumnya.

Dengan gemetar David membongkar lemari guna mencari buku Jurnal-nya, buku dengan 145 halaman yang terisi penuh dengan ribuan nama-nama yang ditulis sejak ia mengalami ‘bangkit’ dari kematian pada kecelakaan fatal di masa remajanya. Nama Beverly Panagoupolos telah ditulis oleh David di dalam Jurnalnya pada tgl. 7 Oktober 1994. Penasaran, David mencari tahu nama-nama lain dalam Jurnalnya. Hasil pencarian lewat Google akhirnya menunjukkan bahwa nama-nama dalam Jurnal tersebut sebagin besar telah tewas akibat berbagai macam sebab. Setiap nama merupakan individu yang berbeda asal, suku bangsa, tempat tinggal, usia, profesi, tidak ada persamaan di antara mereka – kecuali nama-nama mereka tercantum dalam Jurnal yang ditulis oleh David & mereka telah tewas.

Khawatir dengan kesehatan pikirannya, David berkonsultasi pada sahabat karibnya, Pendeta Dillon McGrath-pimpinan Departemen Teologia Universitas Georgetown. Setelah sekian lama rahasia dirinya tersimpan, akhirnya David berterus terang akan kondisinya yang pernah ‘meninggal’ pada usia 13 tahun & setelah melalui ‘terowongan cahaya’ ia dinyatakan hidup kembali. Dua tahun setelah tragedy tersebut, dimulailah episode pemunculan nama-nama di benaknya. Dillon McGrath yang memahami & juga meng-khawatirkan kondisi David menyarankan agar ia bersedia berkonsultasi lebih lanjut pada Alex Dorset-seorang ahli hipnoterapi.

Pennsylvania – tahun 2005 :
Dengan enggan David mengikuti saran Dillon, dan sesi pertamanya dengan Alex membuahkan hasil aneh – David mengingat satu kata yang diserukan padanya dalam Lorong Cahaya menjelang kematiannya belasan tahun tahun, yaitu ‘Zakhor’ … sekali lagi Dillon membantu memberikan pencerahan karena kata tersebut berarti ‘ ingat ‘ dalam bahasa Ibrani, yang berarti satu hal, David memang ‘diminta’ untuk meng-ingat nama-nama yang ditulis dalam jurnalnya.

Dalam kondisi bingung serta penasaran, David yang juga menemukan nama putri tirinya  Stacy Lachman dalam jurnal tersebut, berusaha mencari tahu lebih dalam makna dari peristiwa-peristiwa aneh yang dialaminya. Karena jelas dalam beberapa bagian bahwa hal tersebut berkaitan dengan bahasa Ibrani, maka Dillon membuat janji temu David dengan Rabi Eliezer ben Mose-seorang ahli Kabbalah / guru besar tradisi mistik Yahudi.

Brooklyn, New York – tahun 2005 :
Berbekal jurnal berisi nama-nama serta batu akik yang merupakan milik Crispin Mueller yang tertinggal saat terjadi tragedy yang membuatnya koma hingga kini, maka David menemui Rabi Eliezer ben Mose dikediamannya. Penjelasan yang diterimanya dalam pertemuan tersebut membuat David terheran-heran karena batu akik yang tampak biasa-biasa saja ternyata diyakini merupakan salah satu dari duabelas batu yang menghiasi baju penutup dada  yang dikenal dengan sebutan ‘Baju Pengadilan’ milik Aaron-sang pendeta tinggi, saudara Nabi Musa. 

Dan yang lebih mengejutkan saat jurnal David diteliti, ternyata nama-nama yang tertulis di dalamnya sesuai dengan nama-nama yang tertulis pada papyrus kuno yang ditemukan di Timur Tengah, suatu jurnal kuno yang dikenal sebagai Kitab Nama-Nama yang dituliskan pertama kali oleh Adam & diwariskan turun temurun pada keturunan mereka bahkan pada Nabi Musa yang telah ditunjuk oleh Allah untuk membebaskan ‘anak-anak’ keturunan Israel menuju Tanah Perjanjian.

David tak dapat mempercayai penjelasan tersebut, rasanya muskil peristiwa ribuan tahun lampau berhubungan dengan apa yang telah dialaminya hingga kini. Namun dengan sabar Rabi Eliezer ben Mose menuntun David dalam penjelajahan singkat akan sejarah Kitab Nama-Nama. Kitab tersebut berada di tangan Isaac, salah satu putra Abraham dan disimpan selama bertahun-tahun di Kuil Valult di Yerusalem, hingga dirampas oleh bangsa Romawi semasa peperangan sekitar 70 SM dan sejak itu Kitab Nama-Nama menghilang beserta peninggalan-peninggalan lain, termasuk ‘Baju Pengadilan’ milik sang Pendeta Tinggi. Sampai akhirnya para arkeolog menemukan salinan naskah Kitab Nama-Nama milik Ishmael – putra Abraham lainnya, dan papyrus inilah yang sekarang sedang digali & diteliti oleh para pengikut-Nya. 

Namun mereka harus berlomba dengan waktu untuk memperoleh kelengkapan artefak suci tersebut, dikarenakan keterlibatan pihak lain yang bertekad pula memperoleh Kitab Nama-Nama namun dengan tujuan yang berbeda. Adapun pihak lain itu dikenal dengan Kelompok Gnoseos – yakni suatu komunitas rahasia masyarakat yang secara turun-temurun memeluk agama kepercayaan yang disebut Gnostik. Keseriusan Rabi Ben Moshe terbukti dengan kedatangan Yael HarPaz-arkeolog wanita yang tergabung dalam persekutuan yang bertugas melacak serta mengamankan peninggalan-peninggalan suci.

Tekad para pengikut Gnoseos untuk mendapatkan salinan Kitab Nama-Nama tersebut terbukti dengan penyerangan mendadak beberapa saat kemudian. Mereka telah mengutus pasukan pembunuh yang dijuluki Malaikat Kegelapan yang tak segan-segan membunuh siapa pun yang dianggap menghalangi tugas mereka.  David yang dilindungi oleh Yael HarPaz berhasil meloloskan diri dengan membawa jurnal serta kedua batu berharga, meninggalkan Rabi Ben Moshe & pengikutnya yang terbunuh dalam menghalangi para Malaikat Kegelapan.

Bingung, shock serta penasaran, David menuntut penjelasan lebih lanjut pada Yael – terutama mengapa pengikut Gnoseos memburu mereka. Penjelasan singkat yang diberikan Yael membuat tubuh David menjadi dingin karena ngeri. Nama-nama yang tercantum dalam papyrus kuno yang sama dengan nama-nama dalam jurnal David merupakan ‘nama-nama’ orang-orang khusus dan jarang yang keberadaan mereka di dunia diperuntukkan untuk menjadi keseimbangan kehidupan di dunia. Bersumber dari Kitab Talmud ( kitab yang membahas komentar para nabi tentang Kitab Perjanjian Lama ) disebutkan bahwa di setiap generasi dunia pasti terdapat 36 orang-orang budiman yang diberkahi oleh Shekhinah dan mereka ini disebut sebagai ‘LamedVovniks’ yaitu orang-orang special dimana jiwa mereka telah mencapai tingkat spiritual tertinggi dan kebaikan hati mereka yang membuat Tuhan dapat menjaga keberadaan dunia. Para pengikut Gnoseos memburu dan membunuh setiap nama yang tercantum di dalamnya guna menimbulkan kekacauan besar di dunia hingga kekuasaan Tuhan akan terkalahkan.

David mulai menyadari betapa serius serta besarnya bahaya yang mengancam dirinya juga keluarganya. Bahkan ia khusus meminta bantuan mantan pelatihnya Karl Hutchinson untuk ke Santa Monica, California, menjemput mantan istri serta putrinya, Meredith serta Stacy untuk  bersembunyi di tempat aman sambil menunggu kedatangan dirinya untuk menjemput mereka. Akan tetapi jaring perangkap telah disebar sedemikian cepat, musuh dengan ‘trengginas’ menyingkirkan orang-orang terdekat David bahkan mampu membuat David menjadi tersangka pembunuhan. 

Menghadapi konspirasi tersebut, maka David akhirnya menyanggupi bekerja membantu penelitian lebih lanjut atas LamedVovniks sebagai satu-satunya jalan melawan musuh – terutama demi menyelamatkan Stacy yang akhirnya jatuh ke tangan musuh. Maka berangkatlah David menuju Yerusalem. Dengan bantuan kelompok peneliti di kediaman Yael, David berusaha menemukan kunci yang dapat membantu penyelamatan sisa dari ke-36 nama yang masih hidup. Berburu dengan waktu, mereka semua tanpa istirahat bekerja membongkar misteri dari kode-kode rahasia pada salinan papyrus – dan disaat David hampir menyerah … datanglah ‘undangan’ tak terduga – suara dari kegelapan yang ‘mengundang’ kedatangan David dalam pertemuan puncak Gnoseos sedunia di jantung kota London.

Tanpa disadari mereka semua terlibat dalam peperangan yang mengerikan, perang melawan orang-orang yang berniat menghancurkan dunia semata-mata demi kemuliaan.

David harus berjuang keras menyelamatkan orang-orang yang dicintainya, meski ia harus mejelajahi hampir pelosok dunia – namun apa yang dapat dilakukan saat ia harus berhadapan dengan konspirasi besar yang telah terbentuk melibatkan para pemuka serta pejabat tinggi pemerintahan. David bahkan tak tahu harus mempercayai siapa saat orang-orang yang dianggap sahabat justru menjerumuskannya dalam masalah yang besar … dan yang sangat tak diduga, sebagian besar masalah yang dihadapinya disebabkan oleh ‘kenalan lama’ yang bangkit dari kematian hanya dengan satu tekad – menghancurkan David Shepherd semata.

Tentang Penulis :
Jill Gregaory dan Karen Tintori adalah rekanan penulis yang telah bersahabat baik sejak lebih dari dua puluh tahun yang lalu. Jill Gregory adalah seorang penulis bestseller dari New York Times dan USA Today yang telah menulis lebih dari tiga puluh buku fiksi wanita. Karen Tintori adalah penulis pemenang penghargaan yang baru-baru ini menulis sebuah buku kenangan keluarga berjudul Unto the Daughters. 

Best Regards, 
* HobbyBuku * 


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...