Books “KITAB NAMA-NAMA“
Judul
Asli : THE BOOK OF NAMES
Copyright
© 2007 by Jill Gregory & Karen Tintori
Penerbit
OnRead-Books Publisher
Alih
Bahasa : Rosida Irshad
Editor
: Tiara Dewi
Cetakan
ke-01 : Maret 2008 ; 389 hlm
Rate : 3
Rate : 3
Sinopsis :
Saqqara, Mesir – 7
Januari 1986 :
Sir Rodney Davis, arkeolog terkenal
merasakan gelenyar kegirangan saat ia menemukan gulungan perkamen lontar yang
merupakan Kitab Nama-Nama yang diburu banyak orang. Namun kebahagiaan itu hanya
sekejab dirasakan saat ia merasakan cekikan kuat dari kawat disekeliling
lehernya, sampai nafasnya terputus. Hanya tertinggal seringai puas di mata
Raoul LaDouceur-asisten Sir Rodney selama belasan tahun, sebelum ia beranjak
mengambil gulungan perkamen tersebut.
Rumah Sakit Hartford,
Connecticut – 7 Januari 1986 :
Dr. Harriet Gardner sedang menikmati
istirahatnya saat panggilan dari unit gawat darurat masuk. Tiga bocah dibawa
masuk dengan luka-luka cukup parah ;
seorang gadis bernama Abby Lewis, Crispin Muller - putra Erik Muller
duta besar dari Swiss, dan David Shepherd - putra Senator Robert Shepherd dari
Amerika. Setelah berjuang selama beberapa jam akhirnya nyawa ketiga bocah
tersebut berhasil diselamatkan dengan hasil yang berbeda-beda. Abby Lewis
selamat dengan cidera fisik yang akan segera pulih. Crispin Muller tak pernah
sadar kembali – ia berada dalam kondisi koma. Sedangkan David Shepherd
merupakan keajaiban bagi Dr. Harriet karena ia telah dinyatakan
‘meninggal-dunia’ beberapa saat, sebelum akhirnya kembali ke dunia.
Universitas
Georgetown, Washington D.C. – tahun 2005 :
Profesor David Shepherd sedang
menikmati istirahat siang saat ia mengalami ‘kejadian aneh’ – tanpa disadari ia
menulis nama seseorang yang tak dikenal : Beverly Panagoupolos. Nama itu seakan
tertanam di benaknya secara tiba-tiba dan dalam perjalanan pulang David
mendengar lewat radio bahwa saudara perempuan Perdana Menteri Yunani bernama
Beverly Panagoupolos ditemukan tewas terbunuh secara mengenaskan satu jam
sebelumnya.
Dengan gemetar David membongkar
lemari guna mencari buku Jurnal-nya, buku dengan 145 halaman yang terisi penuh
dengan ribuan nama-nama yang ditulis sejak ia mengalami ‘bangkit’ dari kematian
pada kecelakaan fatal di masa remajanya. Nama Beverly Panagoupolos telah
ditulis oleh David di dalam Jurnalnya pada tgl. 7 Oktober 1994. Penasaran,
David mencari tahu nama-nama lain dalam Jurnalnya. Hasil pencarian lewat Google
akhirnya menunjukkan bahwa nama-nama dalam Jurnal tersebut sebagin besar telah
tewas akibat berbagai macam sebab. Setiap nama merupakan individu yang berbeda
asal, suku bangsa, tempat tinggal, usia, profesi, tidak ada persamaan di antara
mereka – kecuali nama-nama mereka tercantum dalam Jurnal yang ditulis oleh
David & mereka telah tewas.
Khawatir dengan kesehatan
pikirannya, David berkonsultasi pada sahabat karibnya, Pendeta Dillon
McGrath-pimpinan Departemen Teologia Universitas Georgetown. Setelah sekian
lama rahasia dirinya tersimpan, akhirnya David berterus terang akan kondisinya
yang pernah ‘meninggal’ pada usia 13 tahun & setelah melalui ‘terowongan
cahaya’ ia dinyatakan hidup kembali. Dua tahun setelah tragedy tersebut,
dimulailah episode pemunculan nama-nama di benaknya. Dillon McGrath yang
memahami & juga meng-khawatirkan kondisi David menyarankan agar ia bersedia
berkonsultasi lebih lanjut pada Alex Dorset-seorang ahli hipnoterapi.
Pennsylvania – tahun
2005 :
Dengan enggan David mengikuti saran
Dillon, dan sesi pertamanya dengan Alex membuahkan hasil aneh – David mengingat
satu kata yang diserukan padanya dalam Lorong Cahaya menjelang kematiannya
belasan tahun tahun, yaitu ‘Zakhor’ … sekali lagi Dillon
membantu memberikan pencerahan karena kata tersebut berarti ‘
ingat ‘ dalam bahasa Ibrani, yang berarti satu hal, David memang
‘diminta’ untuk meng-ingat nama-nama yang ditulis dalam jurnalnya.
Dalam kondisi bingung serta
penasaran, David yang juga menemukan nama putri tirinya Stacy Lachman dalam jurnal tersebut, berusaha
mencari tahu lebih dalam makna dari peristiwa-peristiwa aneh yang dialaminya.
Karena jelas dalam beberapa bagian bahwa hal tersebut berkaitan dengan bahasa
Ibrani, maka Dillon membuat janji temu David dengan Rabi Eliezer ben
Mose-seorang ahli Kabbalah / guru besar tradisi mistik Yahudi.
Brooklyn, New York –
tahun 2005 :
Berbekal jurnal berisi nama-nama
serta batu akik yang merupakan milik Crispin Mueller yang tertinggal saat
terjadi tragedy yang membuatnya koma hingga kini, maka David menemui Rabi
Eliezer ben Mose dikediamannya. Penjelasan yang diterimanya dalam pertemuan
tersebut membuat David terheran-heran karena batu akik yang tampak biasa-biasa
saja ternyata diyakini merupakan salah satu dari duabelas batu yang menghiasi
baju penutup dada yang dikenal dengan
sebutan ‘Baju Pengadilan’ milik Aaron-sang pendeta tinggi, saudara Nabi Musa.
Dan yang lebih mengejutkan saat jurnal David diteliti, ternyata nama-nama yang tertulis di dalamnya sesuai dengan nama-nama yang tertulis pada papyrus kuno yang ditemukan di Timur Tengah, suatu jurnal kuno yang dikenal sebagai Kitab Nama-Nama yang dituliskan pertama kali oleh Adam & diwariskan turun temurun pada keturunan mereka bahkan pada Nabi Musa yang telah ditunjuk oleh Allah untuk membebaskan ‘anak-anak’ keturunan Israel menuju Tanah Perjanjian.
Dan yang lebih mengejutkan saat jurnal David diteliti, ternyata nama-nama yang tertulis di dalamnya sesuai dengan nama-nama yang tertulis pada papyrus kuno yang ditemukan di Timur Tengah, suatu jurnal kuno yang dikenal sebagai Kitab Nama-Nama yang dituliskan pertama kali oleh Adam & diwariskan turun temurun pada keturunan mereka bahkan pada Nabi Musa yang telah ditunjuk oleh Allah untuk membebaskan ‘anak-anak’ keturunan Israel menuju Tanah Perjanjian.
David tak dapat mempercayai
penjelasan tersebut, rasanya muskil peristiwa ribuan tahun lampau berhubungan
dengan apa yang telah dialaminya hingga kini. Namun dengan sabar Rabi Eliezer
ben Mose menuntun David dalam penjelajahan singkat akan sejarah Kitab
Nama-Nama. Kitab tersebut berada di tangan Isaac, salah satu putra Abraham dan
disimpan selama bertahun-tahun di Kuil Valult di Yerusalem, hingga dirampas
oleh bangsa Romawi semasa peperangan sekitar 70 SM dan sejak itu Kitab
Nama-Nama menghilang beserta peninggalan-peninggalan lain, termasuk ‘Baju
Pengadilan’ milik sang Pendeta Tinggi. Sampai akhirnya para arkeolog menemukan
salinan naskah Kitab Nama-Nama milik Ishmael – putra Abraham lainnya, dan
papyrus inilah yang sekarang sedang digali & diteliti oleh para
pengikut-Nya.
Namun mereka harus berlomba dengan waktu untuk memperoleh kelengkapan artefak suci tersebut, dikarenakan keterlibatan pihak lain yang bertekad pula memperoleh Kitab Nama-Nama namun dengan tujuan yang berbeda. Adapun pihak lain itu dikenal dengan Kelompok Gnoseos – yakni suatu komunitas rahasia masyarakat yang secara turun-temurun memeluk agama kepercayaan yang disebut Gnostik. Keseriusan Rabi Ben Moshe terbukti dengan kedatangan Yael HarPaz-arkeolog wanita yang tergabung dalam persekutuan yang bertugas melacak serta mengamankan peninggalan-peninggalan suci.
Namun mereka harus berlomba dengan waktu untuk memperoleh kelengkapan artefak suci tersebut, dikarenakan keterlibatan pihak lain yang bertekad pula memperoleh Kitab Nama-Nama namun dengan tujuan yang berbeda. Adapun pihak lain itu dikenal dengan Kelompok Gnoseos – yakni suatu komunitas rahasia masyarakat yang secara turun-temurun memeluk agama kepercayaan yang disebut Gnostik. Keseriusan Rabi Ben Moshe terbukti dengan kedatangan Yael HarPaz-arkeolog wanita yang tergabung dalam persekutuan yang bertugas melacak serta mengamankan peninggalan-peninggalan suci.
Tekad para pengikut Gnoseos untuk
mendapatkan salinan Kitab Nama-Nama tersebut terbukti dengan penyerangan
mendadak beberapa saat kemudian. Mereka telah mengutus pasukan pembunuh yang
dijuluki Malaikat Kegelapan yang tak segan-segan membunuh siapa pun yang
dianggap menghalangi tugas mereka. David
yang dilindungi oleh Yael HarPaz berhasil meloloskan diri dengan membawa jurnal
serta kedua batu berharga, meninggalkan Rabi Ben Moshe & pengikutnya yang
terbunuh dalam menghalangi para Malaikat Kegelapan.
Bingung, shock serta penasaran,
David menuntut penjelasan lebih lanjut pada Yael – terutama mengapa pengikut
Gnoseos memburu mereka. Penjelasan singkat yang diberikan Yael membuat tubuh
David menjadi dingin karena ngeri. Nama-nama yang tercantum dalam papyrus kuno
yang sama dengan nama-nama dalam jurnal David merupakan ‘nama-nama’ orang-orang
khusus dan jarang yang keberadaan mereka di dunia diperuntukkan untuk menjadi
keseimbangan kehidupan di dunia. Bersumber dari Kitab Talmud ( kitab yang
membahas komentar para nabi tentang Kitab Perjanjian Lama ) disebutkan bahwa di
setiap generasi dunia pasti terdapat 36 orang-orang budiman yang diberkahi oleh
Shekhinah dan mereka ini disebut
sebagai ‘LamedVovniks’ yaitu
orang-orang special dimana jiwa mereka telah mencapai tingkat spiritual
tertinggi dan kebaikan hati mereka yang membuat Tuhan dapat menjaga keberadaan
dunia. Para pengikut Gnoseos memburu dan membunuh setiap nama yang tercantum di
dalamnya guna menimbulkan kekacauan besar di dunia hingga kekuasaan Tuhan akan
terkalahkan.
David mulai menyadari betapa serius
serta besarnya bahaya yang mengancam dirinya juga keluarganya. Bahkan ia khusus
meminta bantuan mantan pelatihnya Karl Hutchinson untuk ke Santa Monica, California,
menjemput mantan istri serta putrinya, Meredith serta Stacy untuk bersembunyi di tempat aman sambil menunggu
kedatangan dirinya untuk menjemput mereka. Akan tetapi jaring perangkap telah
disebar sedemikian cepat, musuh dengan ‘trengginas’ menyingkirkan orang-orang
terdekat David bahkan mampu membuat David menjadi tersangka pembunuhan.
Menghadapi konspirasi tersebut, maka David akhirnya menyanggupi bekerja membantu penelitian lebih lanjut atas LamedVovniks sebagai satu-satunya jalan melawan musuh – terutama demi menyelamatkan Stacy yang akhirnya jatuh ke tangan musuh. Maka berangkatlah David menuju Yerusalem. Dengan bantuan kelompok peneliti di kediaman Yael, David berusaha menemukan kunci yang dapat membantu penyelamatan sisa dari ke-36 nama yang masih hidup. Berburu dengan waktu, mereka semua tanpa istirahat bekerja membongkar misteri dari kode-kode rahasia pada salinan papyrus – dan disaat David hampir menyerah … datanglah ‘undangan’ tak terduga – suara dari kegelapan yang ‘mengundang’ kedatangan David dalam pertemuan puncak Gnoseos sedunia di jantung kota London.
Menghadapi konspirasi tersebut, maka David akhirnya menyanggupi bekerja membantu penelitian lebih lanjut atas LamedVovniks sebagai satu-satunya jalan melawan musuh – terutama demi menyelamatkan Stacy yang akhirnya jatuh ke tangan musuh. Maka berangkatlah David menuju Yerusalem. Dengan bantuan kelompok peneliti di kediaman Yael, David berusaha menemukan kunci yang dapat membantu penyelamatan sisa dari ke-36 nama yang masih hidup. Berburu dengan waktu, mereka semua tanpa istirahat bekerja membongkar misteri dari kode-kode rahasia pada salinan papyrus – dan disaat David hampir menyerah … datanglah ‘undangan’ tak terduga – suara dari kegelapan yang ‘mengundang’ kedatangan David dalam pertemuan puncak Gnoseos sedunia di jantung kota London.
Tanpa disadari mereka semua terlibat
dalam peperangan yang mengerikan, perang melawan orang-orang yang berniat
menghancurkan dunia semata-mata demi kemuliaan.
David harus berjuang keras
menyelamatkan orang-orang yang dicintainya, meski ia harus mejelajahi hampir
pelosok dunia – namun apa yang dapat dilakukan saat ia harus berhadapan dengan
konspirasi besar yang telah terbentuk melibatkan para pemuka serta pejabat
tinggi pemerintahan. David bahkan tak tahu harus mempercayai siapa saat
orang-orang yang dianggap sahabat justru menjerumuskannya dalam masalah yang
besar … dan yang sangat tak diduga, sebagian besar masalah yang dihadapinya
disebabkan oleh ‘kenalan lama’ yang bangkit dari kematian hanya dengan satu
tekad – menghancurkan David Shepherd semata.
Tentang
Penulis :
Jill Gregaory dan Karen Tintori
adalah rekanan penulis yang telah bersahabat baik sejak lebih dari dua puluh
tahun yang lalu. Jill Gregory adalah seorang penulis bestseller dari New York
Times dan USA Today yang telah menulis lebih dari tiga puluh buku fiksi wanita.
Karen Tintori adalah penulis pemenang penghargaan yang baru-baru ini menulis
sebuah buku kenangan keluarga berjudul Unto the Daughters.
Best Regards,
* HobbyBuku *
No comments:
Post a Comment