Translate

Monday, July 30, 2012

Books "HOUSE"


Judul Asli : HOUSE
Copyright © 2006 by Frank Peretti & Ted Dekker
Penerbit Inspirasi ( BPK Gunung Mulia )
Alih Bahasa : Yenny Halim
Editor : Budyarsa ; B. Wahyunarso ; Kristihandari
Desain Sampul : Hendry Kusumawijaya
Cetakan I : 2011 ; 504 hlm

Jack dan Stephanie Singleton sedang dalam perjalanan menuju Montgomery, menghadiri pertemuan  dengan konsultan pernikahan, sehubungan dengan rencana perceraian mereka. Sepanjang perjalanan mengendarai mobil menyusuri jalan-jalan sepi, pasangan suami-istri ini sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, hingga mendapati mereka tersesat, tidak tahu arah sebenarnya. Dalam usaha mencari tahu dimana tepatnya keberadaan mereka, melalui bantuan seorang polisi lalu lintas yang kebetulan melintas di wiayah yang terbilang sepi itu, mereka mencoba jalur alternatif. Namun jalur itu justru membawa mereka memasuki wilayah yang asing, sepi dan sunyi. Dan di tengah-tengah, keempat ban mobil mereka pecah karena ada sebuah halangan paku tersembunyi yang dihamparkan di tengah jalan. Berada di tengah-tengah jalanan nan sepi, akhirnya mereka memutuskan berjalan kembali ke arah sebuah penginapan yang sebelumnya mereka lewati.

Penginapan Wayside, demikian papan yang tertera di sana, meski dari luar tampak merupakan bangunan besar yang sudah tua, ternyata di bagian dalamnya sangat luas, indah dan bersih, bahkan ada sedikit kesan mewah. Yang cukup aneh, penginapan sebesar itu tampaknya sangat sunyi, tiada seorang pun yang menjaga di sana. Kecuali sepasang pria dan wanita, yang mengaku juga sebagai pengunjung yang  ‘kebetulan’ lewat ...dan kebetulan pula mereka mengalami nasib sama, keempat ban mobil mereka juga mengalami sabotase hingga mereka menemukan penginapan ini. Pasangan itu bernama Randy Messarue dan Leslie Taylor. Berempat mereka segera memeriksa penginapan yang tampak lenggang, namun anehnya semua telah dibersihkan dan dipersiapkan, seperti kamar tidur maupun ruang makan.

Tiada orang yang bisa dimintai bantuan, tiada signal satu pun bagi ponsel mereka, tidak tampak adanya telepon yang bisa digunakan, maka keempat orang asing yang terdampar ini memutuskan bermalam di penginapan tersebut karena hari semakin sore, dan malam akan segera menjelang. Lalu mereka mulai mendengar suara-suara aneh, seperti suara nyanyian anak kecil, namun tak bisa dilacak dengan jelas, dari mana asal suara itu. Dan tiba-tiba muncul wanita aneh bernama Betty yang mengaku sebagai pemilik penginapan itu. Disusul dengan Stewart sang suami yang bertubuh tinggi besar, berkepala botak dengan bekas luka mengerikan, bersikap sangat kasar dan agresif pada semua orang. Tidak ketinggalan Pete, pemuda yang berusia sekitar duapuluh tahun, namun berpakaian sangat kotor dan suka sekali memandangi kedua wanita pendatang, Stephanie dan Leslie.

Kecanggungan dan keanehan terus berlanjut saat mereka semua berada di meja makan. Sikap Betty yang selalu menanyakan hal-hal yang mengusik perasaan keempat pengunjungnya, perilaku Pete yang seperti mengalami ‘keterbelakangan’ – terus-menerus memandangi Stephanie dan Leslie, hingga meminta pada ibunya untuk ‘menikah’ dengan salah satu diantara mereka. Kekikukan akan terjadi, namun alih-alih justru pertengkaran sengit mulai berlangsung antara Randy dan Stewart yang sebelumnya sempat berselisih.  Terutama saat Pete mulai mengusik Leslie, Randy yang tidak terima, berusaha terus menanyakan berbagai kejanggalan yang ada di tempat itu. Baik Betty, Stewart, dan Pete tidak mengindahkan berbagai pertanyaan, justru memaksa keempat orang asing ini menghabiskan hidangan di meja. Dalam sekejap, daging yang hendak mereka makan menjadi berulat, penuh cacing-cacing yang meliuk-liuk. Sayuran menjadi cairan busuk, minuman berubah warna.

Merasa ngeri serta ketakutan, keempat pendatang ini berusaha mencari jalan keluar, namun ketika mereka hendak keluar dari penginapan itu, datang halangan lain. Muncul sosok manusia aneh dengan jubah panjang serta topeng kaleng, membawa senapan, berdiri berjaga di depan pintu gerbang. Bahkan Betty pun tampak ketakutan melihat sosok itu.  Sosok itu tampaknya berusaha untuk memasuki penginapan tersebut, namun para penghuni di dalamnya segera mengunci dan berlarian menutup berbagai akses masuk ke dalam. Tanpa disangka-sangka, sosok itu tidak segera masuk, justru merusak kunci setiap pintu sehingga mereka yang didalam tidak bisa membuka pintu-pintu untuk keluar. Setiap jendela yang ada, tertutup dengan terali dari luar. Sosok itu dikenal sebagai Barsidious White – yang telah menghabisi banyak orang, termasuk seluruh keluarga yang berada di wilayah tersebut. Dan akhirnya menjelang tengah malam, ia mengirim sebuah pesan kepada para penghuni di dalam bangunan itu, pesan yang mebuat bulu-kuduk berdiri, pesan yang mengacu pada kematian – serta pembunuhan ...

Selamat datang di rumahku.
Peraturan rumah :
Tuhan datang ke rumahku dan aku membunuh-Nya.
Aku akan membunuh siapa pun yang datang kerumahku seperti aku membunuh Tuhan.
Berikan aku satu mayat, maka aku akan mengabaikan kedua peraturan sebelumnya.
Permainan berakhir saat fajar menyingsing.

~ Movies Adaptatin release on November 2008  ~
Kesan :
Saat melihat ada novel terbaru dari Frank Perreti – penulis thriller-suspense yang terkenal memasukan unsur-unsur Kristiani dalam novelnya, diriku bersorak-gembira ... apalagi melihat sinopsis yang menjanjikan suatu petualangan nan menegangkan, maka tak berlama-lama, diriku segera ‘melebur’ dalam kisah ini ...

~ Movies Adaptatin release on November 2008  ~




Dan sungguh di luar dugaan, kisah ini sama sekali tidak berkesan ‘horor’ atau menyeramkan (padahal bacanya menjelang tengah malam lho), kisah yang dibuka dengan menarik, mengundang tanda tanya siapakah tokoh-tokoh yang bermunculan di rumah aneh itu ... disusul dengan berbagai adegan perburuan, menentukan siapa yang akan hidup dan siapa yang akan mati, seharusnya bisa menjadi kisah yang sangat luar biasa. Namun diriku mendapati dipertengahan kisah yang’seharusnya seru dan menegangkan’, duet penulis ini malah membuat bingungm, dengan berputar-putar dan membawa pembaca memasuki ruangan demi ruangan yang diulang-ulang. 


~ Movies Adaptatin release on November 2008  ~

~ Frank Peretti ~
Mungkin penulis bermaksud menunjukan bahwa ‘rumah-aneh’ ini memang membuat kebingungan dan menyesatkan para tokoh-tokohnya. Well, penulis memang berhasil membuatku bingung dan tersesat dengan pengulangan adegan, detil-detil yang tidak perlu hingga berkesan bertele-tele. Alih-alih tegang, diriku justru ‘bosan’ dan ingin segera melewati adegan kejar-mengejar yang tiada ujungnya. Dan buku setebal ini, isinya tiada kejelasan, hanya ‘berusaha’ menunjukkan adegan tegang yang gagal menurut pendapatku.

Justru kejelasan dan maksud utama kisah ini baru ‘buru-buru’ dijelaskan mendekati akhri kisah, dimana diriku sudah kehilangan minat meneruskan bacaan ini. Ini sungguh luar biasa bagi Frank Perreti, yang kuketahui sangat bagus dalam menyusun plot serta alur yang kompleks sekaligus mampu menyelipkan pesan-pesan bermakna dalam setiap adegan kisahnya. Mungkin kolaborasi duet ini seharusnya tidak dilakukan, karena kisah ini hanya merupakan kisah membosankan, ibarat remake film suspense yang hanya mengandalkan adegan menjijikan dan berusaha menakut-nakuti ... 

~ Ted Dekker ~
Tentang Penulis :
Frank Peretti, adalah penulis Monster serta Internasional Bestseller “The Oath” dan “This Present Darkness, juga “The Prophet”, “Hangman’s Curse” yang telah terjual lebih dari 12 juta copy. “The Oath” yang rilis pada tahun 1995, telah terjual lebih dari satu juta copy dan memperoleh pengharagaan ECPA Gold Medallion Award 1996 untuk kategori fiksi terbaik. Peretti tinggal bersama sang istri, Barbara, di daerah Pasific Northwest. Kunjungi situs webnya di www.frankperetti.com.

Ted Dekker, dikenal sebagai penulis novel yang menggabungkan kisah pemacu adrenalin yang dikemas dengan plot berliku yang tidak terduga, karakter tak terlupakan, dan konfrontasi luar biasa antara kebaikan dan kejahatan. Kunjungi situs webnya di www.teddekker.com.

Best Regards, 
* Hobby Buku * 
 

2 comments:

  1. Buku ini masih masuk kategori buku mogok, entah kapan bisa ditamatkan :(

    Btw, setuju sekali dengan review ini,kesannya sama persis dg kesanku.

    ReplyDelete
  2. Menurut saya tidak juga. Buku ini berhasil menarik-ulur minat membaca para pembacanya. Jika kita hanya sekedar membaca, maka 'ya', buku ini memiliki bagian yang membosankan. Tapi jika kita menggunakan cara lain untuk membacanya, buku ini 'luar biasa'.

    Saya menjadikan buku ini sebagai suatu bahan penelitian tugas akhir. Dan sangat mencengangkan dogma kekristenan yang mereka hadirkan secara implisit di dalam novel ini. Tentang konsep terang dan gelap. Upah dosa adalah maut. Dan bahwa rumah itu sebenarnya dunia ini. Rumah bagi manusia adalah dunia. Dimana terkadang kita masuk pada ruang-ruang yang sama lagi, tersesat, bingung, hampir jatuh, putus asa. Tapi saat hal itu terjadi, sebenarnya ada wujud-wujud TUHAN yang ada di dekat kita, yang mencoba menolong kita. Hanya saja, bisikan-bisikan dunia, terkadang menghalangi kita untuk mendengar suaraNya.

    Jadi,, membacalah dengan sedikit meneliti. Pasti kita akan menemukan hal yang luar biasa.

    Salam,
    P. Sandra D.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...