Translate

Friday, November 23, 2012

Books "SIZE 12 IS NOT FAT"



Judul Asli : SIZE 12 IS NOT FAT
Penulis : MEG CABOT
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Barokah Ruziati 
Rate : 4 of 5 

Review :
Bagaimana jadinya jika seorang ‘bintang remaja’ mengalami penurunan dalam karirnya ? Yang terbayang dalam benak-ku “ Britney Spears” …namun tokoh utama dalam kisah ini, tidak mengalami perubahan se-drastis Britney, hanya mengalami ‘kenaikan berat badan’ dan tidak memiliki tempat tinggal serta pekerjaan, dan susahnya ia juga tidak memiliki gelar sarjana sebagai bekal untuk melamar pekerjaan yang lebih layak ( gara-gara mementingkan karir semasa remaja, jadi tidak melanjutkan sekolah, mana tahu ternyata dirinya ‘didepak’ oleh produser musiknya ). 

Yang cukup menarik, karakter Heather digambarkan sebagai gadis remaja yang tidak menikmati masa remaja karena ‘bekerja’ sebagai penyanyi idola remaja, hingga ia dipaksa keluar dari kehidupan glamour – menjalani kehidupan nyata, dan ternyata akhirnya ia sangat menyukai kehidupan barunya. Menemukan sosok pria yang lebih menghargai dirinya apa adanya, sahabat-sahabat yang bersedia membantu & menolong dirinya kapan saja ( tanpa melihat kondisi fisik maupun keuangannya ), dan yang terpenting ia menemukan panggilan hati untuk menekuni apa yang disukainya, bukan berdasarkan ‘rating kesuksesan’ atau ketenaran. 


Dengan gaya bahasa yang ‘me-remaja’ serta konflik-konflik seputar remaja putri khas Meg Cabot, tokoh Heather menjadi hidup, bahkan melalui segala kekonyolan yang dilakukan ( maupun dipikirkan dalam benaknya ) justru mencerminkan realita yang sering kita hadapi dalam dunia nyata. Bahwa apa yang tampak di luar : ke-glamouran, kecantikan, kekayaan, kebahagiaan, kesuksesan, semuanya hanya dapat dinikmati jika sesuai dengan hati kita – serta penerimaan akan segala kelebihan maupun kekurangan masing-masing, bahwa setiap individu adalah makhluk yang unik dan tiada yang sama. Lewat kisah ini, penulis tampak berusaha menghadirkan suatu pertanyaan : sampai sejauh mana kita melangkah demi menjalani kehidupan yang ‘stereotipe’ dengan kemaun orang lain … atau kita mampu menerima diri sendiri apa adanya ??? Jika tidak, maka salah-salah kita pun bisa jadi ‘pembunuh’ seperti dalam kisah ini … demi memperjuangkan sesuatu yang ‘klise’ namun banyak diburu. Just like the title “Size 12 Is Not Fat” , so everything just in your mind, just make a choice to turn in to ‘positive’ or ‘negative’ …..  

[ source ]
Sinopsis :
Heather Wells –mantan penyanyi pop idola remaja, sekarang menjabat sebagai asisten manager sebuah asrama New York College. Ia berusaha mengembalikan kehidupannya yang sempat terpuruk akibat masa lalu yang sangat tidak mengenakkan. Mulai dari pemutusan hubungan dengan tunangannya : Jordan Cartwright, yang didapati berselingkuh dengan Tania Trace ( yang kemudian menggantikan posisi Heather sebagai calon idola baru ), pemutusan kontrak sepihak dari produser musiknya ( yang kebetulan ayah Jordan … ), ayahnya dipenjara dan ibunya setelah mengetahui bahwa Heather diputus kontraknya, melarikan diri bersama manager Heather ke Buenos Aires, membawa semua uang simpanan hasil kerja Heather. 

Bak terpeleset, lalu tertimpa batu kemudian tersandung … maka Heather yang seorang diri, tak punya uang, tak punya pengalaman kerja ( selain jadi penyanyi idola ), tak punya tempat bernaung … tak tahu harus bagaimana menyikapi kondisi yang ada dihadapannya, kecuali melahap apa pun yang bisa dimakan hingga ukuran tubuhnya membengkak menjadi nomor 12. Hingga datang uluran tangan dari sahabat baik : Copper, yang menawarkan sebagian dari apartemen yang ditinggalinya, dan menguatkan dirinya untuk bangkit memulai hidup baru. Yang jadi sedikit masalah, Copper adalah kakak kandung Jordan, meski ia telah lama keluar dari bisnis keluarganya dan memulai bisnis sendiri : biro penyelidikkan alias detektif swasta. 

Dan saat Heather mulai menyesuaikan dengan irama kehidupan yang baru, terjadi serangkaian peristiwa aneh, satu persatu siswi di asrama tempatnya bekerja sebagai asisten manager, ditemukan tewas mengenaskan di atap lift. Penyelidikan dari kepolisian menyimpulkan, mereka semua korban permainan ‘selancar lift’ yang banyak dilakukan secara diam-diam oleh beberapa siswa. Tak ada yang mempertanyakan hal tersebut lebih lanjut, kecuali Heather, yang merasakan keanehan pada kematian masing-masing korban. Karena penasaran, Heather memutuskan melakukan penyelidikan seorang diri, tanpa memperdulikan larangan Copper maupun pihak kepolisian. Heather yakin pada intuisi-nya bahwa korban-korban tersebut memiliki keterkaitan tertentu yang akan menunjukkan alasan dibalik tewasnya para siswi. Namun yang tidak ia prediksi, ternyata si pelaku pembunuhan mulai ‘gerah’ dengan tingkah-laku Heather yang mengendus-endus kesana kemari, dan ia memutuskan bahwa Heather akan menjadi sasaran berikutnya sekaligus untuk membungkam Heather. 


Tentang Penulis :
Meg Cabot ( nama aslinya Meggin Patricia Cabot ), lahir di Bloomington, Indiana, Amerika Serikat pada tanggal 1 Februari 1967. Ia merupakan penulis Amerika yang sangat produktif dalam menulis dan telah menghasilkan lebih dari 50 judul buku. Karyanya yang terkenal diantaranya seri The Princess Diaries, yang telah diangkat ke layar lebar oleh Walt Disneys Pictures dengan judul yang sama. Kemudian seri Mediator  tentang remaja yang memiliki kemampuan supranatural, serial detektif lewat Heather Wells Mystery, serangkaian chicklit, historical romance dan tentu saja seri Underworld yang merupakan adaptasi dari kisah Mitologi Yunani yaitu Persephone yang diculik oleh Hades – dewa penjaga gerbang kematian, dan dipaksa menemaninya tinggal di Underworld. Meg Cabot telah memperoleh banyak penghargaan atas karya-karyanya, hingga kini buku-bukunya terjual lebih dari 15 juta kopi, dan ia masih tetap giat menulis sampai kapan pun ...

[  more about Meg Cabot and her books, visit at Meg Cabot Sites  ]



Best Regards,
* Hobby Buku *

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...