Translate

Wednesday, April 3, 2013

Books "THE LONDON EYE MYSTERY"



Books “MISTERI LONDON EYE
Judul Asli : THE LONDON EYE MYSTERY
Copyright © Siobhan Dowd 2007
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : Yoga Nandiwardhana
Editor : Primadonna Angela
Cetakan I : Januari 2013 ; 256 hlm
Cover by Eduard Iwan Mangopang
Rate : 4

Ted suka mengamati kegiatan di sekelilingnya.
Ted suka sekali menghitung benda-benda.
Ted gemar akan hal-hal yang berhubungan dengan iklim, cuaca serta meteorologika.  
Ted hanya memiliki 3 orang teman : Ayah, Ibu, dan Mr. Shepherd –gurunya.
Ted sangat pandai tapi sebagian besar orang memandangnya sebagai bocah aneh.
Ted tidak bisa memahami emosi manusia, tapi ia mengerti mana yang benar dan mana yang salah.
Ted tidak pernah bercanda, ia tidak bisa bercanda, tetapi ia memahami jika seseorang mengalami rasa takut, sedih atau gembira.

Dan suatu hari Ted mengalami kejadian aneh yang merubah kehidupan pribadi serta keluarganya. Dimulai dengan sepucuk surat yang mengabarkan bahwa bibi serta sepupunya akan datang berkunjung ke London. Bibi Gloria yang baru berpisah dengan sang suami, hendak pindah dan bekerja di New York, Amerika membawa serta putranya Salim. Sebelumnya ia hendak berkunjung pada satu-satunya kerabat yang masih ada, adiknya, Faith beserta keluarganya, Ben serta dua anaknya, Katrina dan Ted, di London. Kedatangan mereka disambut dengan hangat, bahkan Salim diajak untuk menaiki atraksi London Eye yang terkenal. 


[ source ]
Sebuah kesalahan terjadi ketika pada tanggal 24 Mei, tepat pada pukul 11.32 Salim naik seorang diri ke dalam salah satu kapsul yang dijadwalkan turun kembali pada pukul 12.02 di hari yang sama. Tiga puluh menit kemudian, saat kapsul itu mendarat, semua orang di dalamnya telah keluar, hanya saja Salim tidak ada diantaranya.Kat dan Ted yang menunggu Salim, berusaha mencari kemana-mana, ke berbagai sudut yang mereka pikirkan, namun Salim tampaknya raib dari permukaan bumi tanpa jejak. Pihak keluarga terutama Bibi Gloria menjadi histeris, dan pihak berwajib berusaha keras menyisir tempat kejadian perkara, namun tiada hasil nyata yang mampu memberikan petunjuk jelas tentang keberadaan bocah tersebut. Lalu kemanakah gerangan Salim berada ? Bagaimana ia bisa lenyap tanpa jejak sedangkan Kat dan Ted mengawasi kapsul tersebut semenjak awal hingga akhirnya kembali mendarat ? Apakah benar teori tentang keberadaan ‘alien’ yang bisa menculik manusia tanpa jejak ?

Sebuah kisah yang berkaitan dengan tema anak-anak namun mampu memicu daya tarik bagi pembaca dewasa. Mudah diduga bahwa sosok Ted merupakan penggambaran anak yang memiliki kebutuhan khusus, dari keterangan akan perilakunya, dugaan terbesar yang kutangkap, ia menderita Sindrom Asperger. Penderita Asperger acapkali digambarkan memiliki kesulitan dalam berinteraksi secara sosial, meski secara intelegensi kecerdasan mereka diatas rata-rata bahkan cenderung jenius. Jika dideteksi semenjak usia dini dan pihak keluarga bersedia memberikan dukungan serta pelatihan rutin dan intensif, sang penderita akan mampu menjalani kehidupan normal di dunia luar. 

[ source ]
Kisah ini sangat mirip dan mengingatkan akan kisah ‘The Curious Incident of the Dog in the Night-Time’ karya Mark Haddon, yang juga menggunakan tokoh bocah penderita Sindrom Asperger bernama Christopher John Francis Boone. Perbedaan nyata yang langsung terlihat, jika kondisi Christopher masuk dalam kategori Autistic Spectrum, kondisi Ted masuk pada spektrum yang berbeda dan secara realita ia dapat dikatakan lebih baik. Ia juga memiliki sedikit ‘intuisi’ dalam mengenali perilaku manusia di sekelilingnya, termasuk emosi. Sungguh unik bagaimana ia melalukan klasifikasi hasil pengamatan reaksi emosi manusia, dan bagaimana ia menggunakan analisis logika guna menjabarkan hal-hal tersebut. 

Tanpa melalui penjelasan yang bertele-tele, penulis menyajikan kisah luar biasa yang sangat menyentuh, menggelitik sekaligus memicu rasa penasaran semenjak awal hingga akhir kisah. Pembaca akan dibawa masuk ke dalam benak Ted yang penuh dengan konflik akan realitas serta argumentasi atas nalar, logika serta ilmu pengetahuan. Jika Anda menyukai kisah-kisah penyelidikan ala CSI (Crime Scene Investigation) yang mengutamakan fakta serta logika, dipandu dengan petualangan menegangkan serta misteri teka-teki yang harus dicari pemecahannya, buku ini layak Anda simak lebih lanjut. Sebuah kisah tentang sosok yang unik dipersembahkan khusus bagi pembaca, yang juga unik dan istimewa (^_^) ... Really Love this story !!!

“Kau memang neek, Ted. Tapi sekarang artinya bukan nerd dan geek, melainkan kependekan dari unik.”

Tentang Penulis :
Siobhan Dowd dulu tinggal di Oxford bersama sang suami, Geoff, sebelum ia meninggal dengan tragis karena kanker payudara pada Agustus 2007 pada usia 47 tahun. Ia adalahseorang penulis dan manusia yang luar biasa. Buku pertama beliau berjudul ‘A Swift Pure Cry’ memperoleh penghargaan Branford Boase dan Eilís Dillon Award dan masuk dalam nominasi Carnegie Medal serta Booktrust Teenage Prize. Novel keduanya ‘The London Eye Mystery’ turut mendapat Penghargaan NASEN/TES Special Educational Needs Children’s Book di tahun 2007 saat pertama kali rilis. Sebelum meninggal dunia, beliau memiliki dua buah naskah yang belum diterbitkan, salah satunya berjudul ‘Bog Child’. Beliau turut memberikan warisan dimana seluruh royalti bukunya akan diberikan kepada Siobhan Dowd Trust – badan amal yang didirikan sebelum beliau wafat, yang bergerak untuk mendukung kesenangan membaca bagi anak-anak berkebutuhan khusus di bidang sosial. Info selengkapnya tentang beliau, silahkan kunjungi situs resminya di : www.siobhandowd.co.uk

[ more about the author and related works, check at here : Siobhan Dowd | The London Eye Mystery | London Eye ]

Best Regards,
* Hobby Buku *

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...