Translate

Tuesday, May 21, 2013

Books "AUGUSTE DUPIN"


Judul Asli : AUGUSTE DUPIN
Copyright © by Edgar Allan Poe
Penerbit Visimedia
Alih Bahasa : Istiani Prajoko
Editor : Muthia Esfand
Proofreader : Tim Readaksi Visimedia
Desain Cover : Nuruli Khotimah
Cetakan I : Desember 2012 ; 326 hlm
Rate : 3,5 of 5

Bagi penggemar kisah misteri ala detektif, maka nama yang acapkali muncul adalah sosok Sherlock Holmes – detektif serba bisa yang dikenal dengan metodenya yang unik, karya Sir Arthur Conan Doyle. Atau sosok Hercule Poirot dengan sel-sel kelabunya karya sang Ratu Misteri Agatha Christie. Namun jauh sebelum para karakter ini muncul dan dikenal oleh para pembaca setianya, Edgar Allan Poe yang terkenal akan tulisannya yang berkesan ‘gelap dan penuh misteri’ telah melahirkan sosok yang merupakan cikal-bakal karakter detektif dalam sejarah penulisan fiksi yang kemudian melahirkan genre baru dalam dunia literatur misteri.

C. Auguste Dupin adalah salah satu karakter unik yang memiliki daya tarik tersendiri dalam mempelajari sifat dasar manusia serta mengamati berbagai kebiasaan mereka, yang menjadikan dirinya ‘aneh’ karena mampu memberikan prediksi serta analisa yang mendekati ‘keakuratan’ akan suatu kejadian yang telah terjadi dan yang akan terjadi. Hal ini merupakan ‘hawa-baru’ bukan hanya dalam dunia literasi melainkan juga sebuah prediksi yang menandai akan metode analisa berdasarkan fakta dan logika dari latar belakang masalah dan menarik kesimpulan serta argumentasi yang cukup kuat dalam dunia kriminalitas dan usaha menegakkan keadilan serta hukum pada masa itu.



Dimulai dengan petualangan pertama, yaitu kasus pembunuhan di kediaman di Rue Morgue, sebuah peristiwa yang mengejutkan para saksi karena kasusnya yang cukup brutal serta misterius dimana sang pelaku berhasil lolos tanpa jejak. Dua sosok mayat, ibu dan anak gadisnya, yang satu dimasukan ke dalam cerobong asap, yang satu lagi dimutilasi secara mengerikan. Yang paling aneh, peristiwa ini tampaknya terjadi di dalam ruangan tertutup yang terkunci, dimana kuncinya masih melekat di lubang kuncinya. Disusul dengan kisah kedua, tentang hilangnya seorang wanita yang kemudian muncul kembali dan lenyap setelah beberapa tahun menjalani kehidupan yang tampak normal.  Saat ia lenyap untuk yang kedua kalinya, para penduduk menanti kemunculannya kembali, namun sosok mayat ditemukan yang memastikan ia telah tewas terbunuh. Meski demikian misteri serta isu seputar kasus ini tak menemui titik terang, justru bercampur-aduk dengan berbagai pendapat yang berbeda di khalayak umum. Dan kisah ketiga yang tak kalah menakjubkan, sebuah penyelidikan serta keberanian dalam menantang sosok penjahat yang sangat pandai sekaligus licik, sehingga ia tak dapat ditangkap bahkan dituduh atas kejahatan yang terang-terangan ia lakukan.

Membaca petualangan Dupin pertama kali sungguh merupakan petualangan yang menyegarkan sekaligus sedikit aneh. Dalam ‘The Murders in the Rue Morgue’ ide tentang pembunuhan yang dilakukan dalam ruang tertutup pertama kali dimunculkan, sedangkan kamuflase berupa ‘red-herring’ atau jebakan yang mengarahkan penyelidikan ke arah yang sebaliknya ditampilkan dengan menarik dalam kasus ‘The Mystery of Mary Rogèt” yang ternyata diinspirasi dari kisah nyata yang belum terungkap. Bahkan kisah ketiga “The Purloined Letter’ yang juga masuk dalam daftar ‘1001 Books You Must Read Before You Die’ mewarnai kisah misteri tentang adu ketangkasan serta permainan otak yang brilian antara tokoh antagonis dan protagonis. Ketiga kisah ini menunjukkan sejauh mana Poe telah menuangkan ide unik, menarik sekaligus menantang melalui sosok Dupin.

Sayangnya, diriku termasuk salah satu yang telah membaca kisah petualangan Sherlock Holmes dan Hercule Poirot berkali-kali, hingga yang muncul justru kilasan kasus-kasus mereka saat membaca penjabaran karakter Dupin (yang menurut fakta telah muncul terlebih dahulu). Apakah ini berarti Sir Arthur Conan Doyle ‘mengambil’ sepenuhnya ide Poe saat menciptakan sosok Sherlock Holmes, bahkan cara penulisan dengan menggunakan pihak kedua, sosok sahabat yang setia mendampingi serta menuliskan perjalanan petualangan sang detektif ? Yang jelas Sherlock Holmes tampaknya lebih ‘men-dunia’ daripada karakter Dupin, bisa jadi karena cara pengungkapan Poe yang sedikit ‘berputar-putar’ lebih sulit dinikmati daripada cara Doyle mengungkap ke-eksentrikan Sherlock yang lugas dan tanpa ‘tedeng aling-aling’.

Terlepas dari judul buku yang merujuk pada sosok Auguste Dupin, pembaca juga dapat menikmati ke-jeniusan sang penulis melalui karya lainnya dalam kisah ‘The Gold-Bug’ yang akan mengajak kita berburu harta karun dengan mencari petunjuk serta teka-teki yang mengasyikan hingga penggambaran akan pikiran terdalam manusia dari sisi kelam yang merupakan ciri khas penulisan Poe, lewat karyanya ‘The Facts In The Case of M. Valdemaar’ – kisah pendek tentang kehidupan sekaligus kematian secara berdampingan, sangat menarik sekaligus mencekam. Karya-karya Poe yang mayoritas merupakan cerita pendek memiliki nuansa tersendiri yang tak akan mampu dilupakan begitu saja. Jika Anda belum pernah mengenal karya beliau, maka buku ini merupakan awal yang baik untuk memulai petualangan dalam dunia misteri yang kelam dan aneh, mencekam sekaligus membuat rasa penasaran. Penggemar misteri harus mengenal karya klasik penulis yang satu itu. Dijamin karya Poe mampu menimbulkan ‘bulu-kuduk’ meremang bahkan saat Anda membaca di siang hari (^_^) ... Are You Dare Enough To Try ?

Tentang Penulis :

Edgar Allan Poe, terlahir dari pasangan aktor dan aktris David Poe, Jr dan Elizabeth Arnold Hopkins Poe pada tanggal 19 Januari 1809 dengan nama Edgar Allan. Ia hidup sebatang kara semenjak masih kanak-kanak, ketika sang ibu meninggal karena sakit dan sang ayah tak pernah dikenal karena menelantarkan keluarganya. Poe kecil diasuh oleh pasangan suami istri John dan Francess Allan, dan semenjak itulah Poe menambahkan nama Allan sebagai nama tengah, meski ia tak pernah diadopsi secara resmi.

Poe sempat mengenyam pendidikan tinggi di Universitas of Virginia jurusan bahasa, namun hanya bertahan satu semester karena kekurangan biaya, karena hutang yang menumpuk melebihi jumlah uang saku yang selalu dikirim oleh ayah angkatnya. Setelah keluar dari universitas, ia merasa tidak nyaman untuk kembali ke kediaman orang tua angkatnya di Richmond, hingga ia memutuskan untuk berkelana ke Boston. Pada bulan April 1827 ia mulai bekerja sebaga klerek dan jurnalis surat kabar dengan nama alias Henri Le Rennet.

Untuk memperoleh pendapatan yang lebih stabil, Poe mendaftar ke United States Army sebagai serdadu bernama Edgar A. Perry yang berusia 20 tahun, padahal ia masih berusia 18 tahun saat itu. Tugas pertamanya di Boston memberikan pemasukan sebesar lima dolar Amerika setiap bulan. Pada tahun itu pula ia menerbitkan buku pertamanya, kumpulan puisi berjudul “Tamerlane and Other Poems”, yang kurang mendapat respons dari publik. Poe memulai karir di bidang penulisan di saat Amerika dalam kondisi yang belum cukup kondusif bagi para penulis. Ia merupakan salah satu generasi awal penulis Amerika yang mencoba bertahan hidup hanya dari honor menulis. Ketiadaan hukum resmi yang menjamin masalah hak cipta secara nasioanl maupun internasional, serta krisis perekonomian yang melanda Amerika, membuat para penerbit lebih memilih melakukan ‘copy’ secara terang-terangan karya-karya penulis Inggris daripada membayar hasil karya penulis Amerika.

[ more about the author and related works, check on here : Edgar Allan Poe | Dupin  ]

Best Regards,
* Hobby Buku * 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...