Books “THE RETURN OF ARSÈNE LUPIN : MISTERI SEGITIGA EMAS”
Judul Asli : THE GOLDEN TRIANGLE : THE RETURN OF ARSÈNE LUPIN
Copyright © by Maurice Leblanc, 1918
Penerbit Visimedia
Alih Bahasa : Dina Begum
Editor : Muthia Esfand
Desain cover : Nuruli Khotimah
Cetakan I : Maret 2013 ; 528 hlm
Rate : 4 of 5
Kapten Patrice Belval – seorang veteran perang yang
merupakan salah satu korban peperangan yang menjadi cacat dengan satu kaki
diamputasi, namun memiliki semangat tinggi, terlibat dalam misi penyelamatan
seorang wanita yang menarik hatinya. Wanita ini dikenal sebagai Bunda Coralie –
seorang perawat yang bukan saja cantik tetapi juga memiliki kebaikan hati serta
kelembutan dalam marawat para korban peperangan. Kisah ini dibuka dengan
percobaan penculikan terhadap Coralie yang berhasil digagalkan oleh Kapten
Patrice. Namun hal ini berbuntut panjang dengan pesan-pesan misterius yang
menuntun Kapten Patrice dalam kemelut yang juga melibatkan kehidupan Coralie.
Pembunuhan keji yang menewaskan suami Coralie, Essarès Bey – bankir serta tokoh
dunia keuangan ternama, serta benda-benda yang ditemukan pada sosok mayat yang
tak mampu dikenali, membawa jalur penyelidikan yang dipimpin oleh M. Masseron
pada sosok Kapten Patrice.
Pembaca akan dibawa menelusuri jejak-jejak yang cukup
rumit sekaligus sederhana. Fakta akan adanya kejahatan yang telah terjadi
terungkap dengan gambalng dan tersangka cukup mudah dikenali. Namun sebagaimana
ciri khas kisah misteri, dibalik semua hal yang tampak di luar, masih tersimpan
misteri yang harus diungkap, dan bagi sosok penyelidik yang tangguh, tiada hal
lain yang mampu mennghentikan sebuah penyelidikan hingga semua keping puzzle
tersusun rapi. Dengan menggunakan karkater M. Masseron sebagai karakter
penyelidik yang cukup cerdik dan bersedia menempuh jalur yang sedikit tidak
biasa, dipadu dengan karakter Kapten Patrice Belval yang pemberani dan
terkadang berlaku gegabah, terutama jika menyangkut wanita pujaan hatinya,
kisah ini menjanjikan petualangan yang tidak biasa.
Kaitan hubungan antara Patrice dan Coralie yang semula
ditemukan dalam wujud manik-manik
rosario milik Coralie, yang memiliki pecahan kecubung yang serupa dengan
pecahan kecubung di arloji sang kapten, kemudian ditemukan aneka petunjuk yang
menghubungkan masa lalu keduanya semenjak kanak-kanak, mengundang rasa
penasaran hingga menjelang pertengah kisah ini. Misteri serta rahasia masa lalu
yang kelam, musuh yang sama dan mengundang ‘vendetta’ secara turun-temurun, tak
pelak buku yang lumayan tebal ini mampu membius diriku untuk menyelesaikannya
hanya dalam sehari. Terlebih cara
penyampaian serta gaya bahasa yang ‘nyaman’ untuk diikuti, entah apakah karena
buku ini diterjemahkan dari edisi berbahasa Inggris atau memang karena
kepiawaian sang penerjemah yang mampu mengalih-bahasakan karya klasik dalam
sajian literasi modern.
Yang tak kalah uniknya, judul buku yang memberikan
petunjuk bahwa sosok Arsène Lupin
sebagai tokoh utama, justru hanya muncul menjelang akhir kisah dan pergi secara
diam-diam ketika tugas serta pencariannya berhasil. Sosok Arsène Lupin yang
misterius serta memiliki rasa humor yang unik, mampu tercerminkan secara
singkat dan mencuri perhatian pembaca. Menggunakan karakter Ya-Bon serdadu
Senegal yang cacat dan tak mampu berbicara, namun berhasil mengundang sosok Arsène
Lupin, dikombinasi dengan karakter Siméon Doukakis yang tak pernah terlihat
nyata atau diperhatikan sebelumnya, hingga ia ‘tampil’ sebagai pemegang kunci
atas misteri yang menyelubungi kehidupan Patrice dan Coralie. Meskipun secara
garis besar keseluruhan kisahnya mampu ditebak, namun penulis tetap mampu
menjaga rasa penasaran serta ketegangan akan misteri dengan bumbu romansa serta
action yang seru. Satu lagi bacaan yang patut dijadikan rekomendasi bagi para
penggemar kisah misteri (^_^)
Tentang Penulis :
Maurice Marie Émile Leblanc, dilahirkan pada tanggal 11
November 1864 di Rouen, Normandy, Prancis, dari sebuah keluarga kaya dengan
tradisi Prancis yang kental. Ia merupakan putra kedua dari pasangan Émile
Leblanc – seorang pria keturunan Italia, dengan Blance Brohy. Saat perang di
Prancis pecah pada tahun 1870, ia berusia 6 tahun. Setelah sempat mengeyam
pendidikan di Rouen, Jerman serta Italia, akhirnya ia memutuskan untuk bekerja
pada firma milik keluarganya, yang menyebabkan dirinya meneruskan pendidikan di
sebuah sekolah hukum di Paris. Pada masa inilah Leblanc menemukan keasyikan
tersendiri dalam dunia menulis. Pada akhirnya ia mengabaikan bisnis keluarga
serta sekolahnya, kemudian beralih menekuni dunia menulis sebagai penulis
cerita kriminal di majalah amatir, sekaligus sebagai reporter untuk surat kabar
Prancis seperti Figaro, Gil Blas, dan
Echo de Paris. Leblanc akhirnya
drop-out dan memilih fokus untuk menekuni profesi sebagai penulis. Tahun 1889,
dia menikah dengan Marie-Ernestine Lalanne, tetapi bercerai pada tahun 1895.
Novelis Prancis yang menginspirasi Leblanc dalam dunia
penulisan adalah Gustave Flaubert serta Guy de Maupassant. Novel pertamanya
dipublikasikan pada tahun 1887 dengan judul Une Femme, yang bertema psikologi.
Namanya belum cukup diakui di Prancis hingga ia menulis cerita lepas pertamanya
yang memunculkan sosok Arsène Lupin, terbit pertama kali di majalah Je Sais
Tout Vol. 6, tanggal 15 Juli 1905. Sosok Arsène Lupin yang disebut sebagai ‘the
French Conan Doyle’ ditampilkan sebagai pencuri ulung yang cerdik mendapat
sambutan luar biasa dari kalangan pembaca. Ketenaran Maurice Lupin dengan tokoh
Arsène Lupin dianggap hanya bisa disaingi oleh Sir Arthur Conan Doyle, sang
pencipta tokoh detektif ternama Sherlock Holmes. Kepopuleran karya Doyle
menjadi sumber insiprasi para penulis lain untuk menghasilkan tulisan tentang
kisah detektif yang serupa dengan sosok Sherlock Holmes, termasuk Leblanc.
Namun alih-alih sosok detektif, ia menciptakan sosok pencuri budiman dengan
gaya yang sangat Prancis.
Sosok Arsène Lupin merupakan pria bangsawan Prancis
yang perlente, santun, serta penuh tata krama dan tampak terhormat, memiliki
sisi lain yang digambarkan sebagai humoris dengan sifat bercanda yang nakal, cerdik
dan memiliki kemurahan hati yang cukup unik sebagai pencuri. Nama awal karakter
yang ia ciptakan semula adalah Arsène Lopin hingga seorang politisi setempat
dengan nama serupa protes, dan ia ganti menjadi Arsène Lupin. Dalam kisah
debutan ini, Leblanc mempertemukan sosok Arsène Lupin melawan karakter Sherlock
Holmes, yang bersaing dalam menghadapi kasus di wilayah Prancis. Setelah kisah
ini terbit, pihak Sir Arthur Conan Doyle mengajukan keberatan resmi atas
penggunaan nama Sherlock Holmes. Sehingga pada edisi terbitan 1908, diganti
menjadi berjudul Arsène Lupin contre Herlock Sholmès, dan karakter Watson
dirubah menjadi Wilson (dalam edisi terbitan Amerika, nama Sherlock Holmes
dirubah menjadi Holmlock Shears).
Leblanc menghabiskan masa 25 tahun dalam hidupnya dengan
menulis aneka kisah mengenai sosok Arsène Lupin. Karakter sang pencuri budiman
ini kemungkinan besar terinspirasi dari seorang pencuri cerdik dari Prancis
bernama Maurice Jacob yang senantiasa menghiasi halaman depan surat kabar
Prancis pada era 1900-an. Namun ada pula yang mengatakan salah satu buku yang
mempengaruhi Leblanc dalam menulis serial petualangan Arsène Lupin, adalah Les
21 Jours d’un Neurasthénique karya Octave Mirbeau yang terbit di Prancis pada
tahun 1901 melalui sebuah buku yang
berkisah tentang pencuri budiman bernama Arthur Lebeau. Karena dedikasinya
dalam dunia literasi Prancis, Leblanc mendapat penghargan Légion d’Honneur.
Beliau meninggal dunia di Perpignan pada tahun 1941. Bekas rumahnya di Etretat
kini dijadikan Museum Maurice Leblanc.
Best Regards,
* Hobby Buku *
Terima kasih. Naskah aslinya suwer bikin pusing lima keliling. @_@
ReplyDelete*berbunga-bunga*