Books “Anjing Setan”
Judul Asli : SHERLOCK HOLMES – THE HOUND OF THE BASKERVILLES
Copyright © by Sir Arthur Conan Doyle [ 1st published at 1901 – 1902 ]
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : B. Sendra Tanuwidjaja
Cetakan ke-02
: Februari 2003
; 296 hlm
Desain Cover
by Dwi Koentoro Br.
Rate : 3,5 0f 5
[ Re-blogged from HobbyBuku's Classic ]
Reviews :
Kali ini Sherlock Holmes dan rekannya Dr. Watson menerima tugas yang
melibatkan legenda tentang kutukan yang menimpa keluarga Baskerville. Dimulai dengan
kedatangan Dr. James Mortimer – dokter ahli bedah yang mengundurkan diri ke
pedalaman setelah menikah. Beliau mewakili keluarga Baskerville, karena selama
beberapa tahun telah menjadi teman baik sekaligus dokter pribadi Sir Charles
Baskerville – pemilik Baskerville Hall di wilayah Devonshire, yang baru saja
meninggal tiga bulan sebelumnya. Kematian merupakan berita tersendiri karena
dikaitkan dengan legenda kutukan dari ‘The
Hound of The Baskervilles’ yang muncul sebagai anjing raksasa siluman yang
akan memangsa keturunan Bakerville jika berada di dekat rawa-rawa Dartmoor.
Sebagai pewaris dan keturunan terakhir dari Baskerville, maka jatuh pada
Sir Henry Baskerville – kemenakan Sir Charles yang tinggal di Canada. Saat ini
beliau sedang dalam perjalanan menuju Devonshire, maka Dr. Mortimer sebagai
pelaksana warisan merasa wajib meminta bantuan Sherlock Holmes, karena ia yakin
bahwa Sir Charles buka meninggal karena serangan jantung biasa sebagaimana diberitakan
pada khalayak, tapi ada ‘sesuatu’ yang membunuhnya, hingga ia tewas dalam
kondisi mengerikan. Dan Dr. Mortimer mengkhawatirkan keselamatan pewaris baru
Bakerville yang akan segera datang dan tinggal di Baskerville Hall.
Seperti dugaan semula, Sir Henry menolak untuk menjadi ketakutan dan
kembali ke Canada setelah mendengar kisah terutama legenda kutukan serta
kematian pamannya. Maka tidak ada jalan lain, Sir Henry Bakerville, Dr.
Mortimer, didampingi oleh Dr. Watson berangkat menuju Devonshire. Sedangkan
Sherlock dengan alasan kesibukan pekerjaan yang tak dapat ditinggalkan di
London, meminta sahabatnya Watson sebagai pengganti ‘mata dan telinga’ bagi
penyelidikan mereka.
Dr. Watson tinggal di Baskerville Hall, mendampingi Sir Henry demi
keamanannya, karena Dr. Mortimer harus kembali ke rumah dan menjalani
prakteknya. Sebagai koresponden Sherlock di London, Watson dengan rajin dan
rutin mengirim laporan tentang situasi dan kondisi setempat, dan terutama
tentang orang-orang yang berada dalam lingkup pergaulan Baskerville. Selain
pasangan suami-istri Barrymore – pengurus rumah tangga di Baskerville Hall, ada
juga Mr. Frankland dari Lafter Hall –
seorang duda tua, nyentrik dan pemarah, serta kakak-beradik Stapleton dari
Merripit House yang berbeda satu sama lain, sang kakak pemuda kurus pucat yang
suka sekali menjelajah alam dan adiknya seorang wanita cantik luar biasa,
dengan keanggunan khas, namun tampak menyimpan suatu rahasia. Masalah juga
bertambah dengan adanya buronan yang lari dari penjara di Princetown, Selden – pembunuh dari Nothing Hill,
dan diperkirakan ia bersembunyi di wilayah itu.
Dr. Watson harus berjuang keras dalam penyelidikannya, tanpa ada Sherlock
Holmes di sisinya. Entah apakah karena kesibukkannya di London, semua
surat-surat panjang yang dikirim oleh Watson, seringkali dibalas hanya dengan
kata-kata atau kalimat pendek yang tidak menimbulkan semangat. Tapi Watson
tidak mau menyerah begitu saja, ia sudah cukup lama mengikuti perjalanan
Sherlock Holmes, tentunya kini ia mampu menerapkan ilmu yang sama di wilayah
yang cukup terpencil ini. Tapi kejadian demi kejadian yang cukup aneh dan
menimbulkan perasaan was-was semakin sering muncul. Watson mencium adanya
bahaya mengancam, semakin mendekat, ia hanya berharap Sherlock segera datang menyusul
di Baskerville ini ...
Kesan :
Dari sekian banyak kisah-kisah petualangan Sherlock Holmes, The Hound of The Baskervilles yang paling
sering teringat, karena adanya perbedaan, penulis memasukkan unsur-unsur
supranatural dan meracik sebuah legenda dan kutukan yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat pedalaman. Dengan menampilkan Dr. Watson dalam peran tunggalnya
sebagai penyelidik di tempat kejadian, bukan sekedar pendamping dan pengikut
Sherlock Holmes, maka kali ini kita akan banyak disuguhkan penggambaran serta
kesan-kesan yang dialami dari sudut pandang Watson.
Jika pengungkapan suatu kejadian dipaparkan lewat analisa pengamatan akan
detil-detil fakta yang terlewatkan, maka dengan gaya pengungkapan Watson,
analisa yang terjadi banyak dari apa yang dirasakan olehnya. Emosi yang biasa
ditolak oleh Sherlock Holmes, justru banyak digambarkan oleh Watson. Meski
demikian Dr. Watson menjalankan penyelidikan sepenuh hati, menuruti semua
‘perintah’ Sherlock, ia senantiasa mendampingi Sir Henry terutama saat ia keluar
dari kediamannya, tapi juga menyempatkan diri meneliti para tetangga serta
orang-orang yang berada di lingkungan Bakerville Hall.
Cukup menarik melihat terapan cara-cara analisa dan metodologi yang biasa
dilakukan Sherlock, kali ini dilakukan oleh Dr. Watson. Meski pada pertengahan
kisah sudah sedikit dapat diduga siapa dalang dan pelaku dibalik teror yang
melanda rakyat Devonshire, namun beberapa detil kecil khas Sherlock mampu
membuat sebuah ending yang mengejutkan sekaligus menarik ...
Tentang Penulis :
Sir Arthur Ignatius Conan Doyle, lahir pada tanggal 22 Mei 1859 dan wafat
karena sakit pada usia 71 tahun tanggal 7 Juli 1930. Beliau adalah penulis
fiksi terkenal dari Inggris, terutama berkat tokoh ciptaannya Sherlock Holmes –
detektif eksentrik dengan metode penyelidikan yang melampaui jamannya.
Doyle mendapat gelar dokter dari Universitas Edinburgh, dan membuka
praktek di Southsea, Inggris pada tahun 1882. Ia banyak menulis cerita, meski
beberapa tidak pernah dipublikasikan. Banyak yang menduga karakter Sherlock
lebih menyerupai dirinya, namun sebenarnya Doyle menciptakan tokoh Sherlock
Holmes pada tahun 1886, ini diilhami oleh sosok Dr. Joseph Bell – salah satu
dosen dan mentornya, seorang ahli bedah ternama dan ahli forensik pada masanya.
Nama Holmes diambil dari sosok Oliver Wendell Holmes yang sangat dikagumi oleh
ConanDoyle, dan atlet kriket Inggris terkenal bernama Sherlock.
Kisah pertama yang menampilkan karakter terkenal ini berjudul A Study in
Scarlet ( = diterbitkan versi terjemahan Indonesia dengan judul Penelusuran
Benang Merah ), diterima oleh publik dengan sangat baik. Tapi kepopuleran nama
Sherlock Holmes benar-benar dimulai pada tahun 1891, ketika beliau memutuskan
menulis serial petualangan detektif handal Sherlock Holmes bersama dengan
sahabatnya : Dr. Watson, dalam bentuk kompilasi cerita pendek.
Sherlock Holmes disebut sebagai detektif konsultan yang mengandalkan pada
kemampuan deduksi dan analisa dalam memecahkan berbagai kasus rumit yang
dihadapi pihak berwajib. Bersama pendamping sekaligus sahabat yang berperan
sebagai penulis kisah berbagai kasus yang ditangani oleh Sherlock, seorang
pensiunan dokter, Dr. John Watson, mereka tinggal bersama dan berbagai kamar di
wisma yang dikenal terletak di Baker Street No. 221 B semenjak tahun 1881
dengan seorang induk semang, wanita Skotlandia bernama Mrs. Hudson, hingga
Watson menikah dengan Mary Morstan pada tahun 1890.
Ketenaran nama Sherlock holmes menjadikannya sebuah karya klasik yang
tetap digemari dan dicari hingga kini. Terbukti dengan berbagai cetak ulang
yang tetap berlangsung hingga kini, bahkan karakternya dikembangkan menjadi
bukan saja berupa cerita pendek atau novel, tetapi juga berupa versi komik
manga, film layar lebar, serial televisi, bahkan versi vidieo games dan games
online.
Jika ingin mengetahui lebih lengkap tentang Sir Arthur Conan Doyle serta
Sherlock Holmes, silahkan kunjungi situs resminya : www.sherlockholmesonline.org atau untuk karya-karya tulis selengkapnya cek di
: www.classic-literature.co.uk/scottish-authors/arthur-conan-doyle/
Best Regards,
* Hobby Buku *
No comments:
Post a Comment