Translate

Monday, June 10, 2013

Books "THE HOUND OF THE BASKERVILLES"

Books “Anjing Setan
Judul Asli : SHERLOCK HOLMES – THE HOUND OF THE BASKERVILLES
Copyright © by Sir Arthur Conan Doyle [ 1st published at 1901 – 1902 ]
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : B. Sendra Tanuwidjaja
Cetakan ke-02 : Februari 2003 ; 296 hlm
Desain Cover by Dwi Koentoro Br.  
Rate : 3,5 0f 5
[ Re-blogged from HobbyBuku's Classic ]

Reviews :
Kali ini Sherlock Holmes dan rekannya Dr. Watson menerima tugas yang melibatkan legenda tentang kutukan yang menimpa keluarga Baskerville. Dimulai dengan kedatangan Dr. James Mortimer – dokter ahli bedah yang mengundurkan diri ke pedalaman setelah menikah. Beliau mewakili keluarga Baskerville, karena selama beberapa tahun telah menjadi teman baik sekaligus dokter pribadi Sir Charles Baskerville – pemilik Baskerville Hall di wilayah Devonshire, yang baru saja meninggal tiga bulan sebelumnya. Kematian merupakan berita tersendiri karena dikaitkan dengan legenda kutukan dari ‘The Hound of The Baskervilles’ yang muncul sebagai anjing raksasa siluman yang akan memangsa keturunan Bakerville jika berada di dekat rawa-rawa Dartmoor.



Sebagai pewaris dan keturunan terakhir dari Baskerville, maka jatuh pada Sir Henry Baskerville – kemenakan Sir Charles yang tinggal di Canada. Saat ini beliau sedang dalam perjalanan menuju Devonshire, maka Dr. Mortimer sebagai pelaksana warisan merasa wajib meminta bantuan Sherlock Holmes, karena ia yakin bahwa Sir Charles buka meninggal karena serangan jantung biasa sebagaimana diberitakan pada khalayak, tapi ada ‘sesuatu’ yang membunuhnya, hingga ia tewas dalam kondisi mengerikan. Dan Dr. Mortimer mengkhawatirkan keselamatan pewaris baru Bakerville yang akan segera datang dan tinggal di Baskerville Hall.

Seperti dugaan semula, Sir Henry menolak untuk menjadi ketakutan dan kembali ke Canada setelah mendengar kisah terutama legenda kutukan serta kematian pamannya. Maka tidak ada jalan lain, Sir Henry Bakerville, Dr. Mortimer, didampingi oleh Dr. Watson berangkat menuju Devonshire. Sedangkan Sherlock dengan alasan kesibukan pekerjaan yang tak dapat ditinggalkan di London, meminta sahabatnya Watson sebagai pengganti ‘mata dan telinga’ bagi penyelidikan mereka.

Dr. Watson tinggal di Baskerville Hall, mendampingi Sir Henry demi keamanannya, karena Dr. Mortimer harus kembali ke rumah dan menjalani prakteknya. Sebagai koresponden Sherlock di London, Watson dengan rajin dan rutin mengirim laporan tentang situasi dan kondisi setempat, dan terutama tentang orang-orang yang berada dalam lingkup pergaulan Baskerville. Selain pasangan suami-istri Barrymore – pengurus rumah tangga di Baskerville Hall, ada juga  Mr. Frankland dari Lafter Hall – seorang duda tua, nyentrik dan pemarah, serta kakak-beradik Stapleton dari Merripit House yang berbeda satu sama lain, sang kakak pemuda kurus pucat yang suka sekali menjelajah alam dan adiknya seorang wanita cantik luar biasa, dengan keanggunan khas, namun tampak menyimpan suatu rahasia. Masalah juga bertambah dengan adanya buronan yang lari dari penjara di Princetown, Selden – pembunuh dari Nothing Hill, dan diperkirakan ia bersembunyi di wilayah itu. 

Dr. Watson harus berjuang keras dalam penyelidikannya, tanpa ada Sherlock Holmes di sisinya. Entah apakah karena kesibukkannya di London, semua surat-surat panjang yang dikirim oleh Watson, seringkali dibalas hanya dengan kata-kata atau kalimat pendek yang tidak menimbulkan semangat. Tapi Watson tidak mau menyerah begitu saja, ia sudah cukup lama mengikuti perjalanan Sherlock Holmes, tentunya kini ia mampu menerapkan ilmu yang sama di wilayah yang cukup terpencil ini. Tapi kejadian demi kejadian yang cukup aneh dan menimbulkan perasaan was-was semakin sering muncul. Watson mencium adanya bahaya mengancam, semakin mendekat, ia hanya berharap Sherlock segera datang menyusul di Baskerville ini ...

Kesan :
Dari sekian banyak kisah-kisah petualangan Sherlock Holmes, The Hound of The Baskervilles yang paling sering teringat, karena adanya perbedaan, penulis memasukkan unsur-unsur supranatural dan meracik sebuah legenda dan kutukan yang mempengaruhi kehidupan masyarakat pedalaman. Dengan menampilkan Dr. Watson dalam peran tunggalnya sebagai penyelidik di tempat kejadian, bukan sekedar pendamping dan pengikut Sherlock Holmes, maka kali ini kita akan banyak disuguhkan penggambaran serta kesan-kesan yang dialami dari sudut pandang Watson.

Jika pengungkapan suatu kejadian dipaparkan lewat analisa pengamatan akan detil-detil fakta yang terlewatkan, maka dengan gaya pengungkapan Watson, analisa yang terjadi banyak dari apa yang dirasakan olehnya. Emosi yang biasa ditolak oleh Sherlock Holmes, justru banyak digambarkan oleh Watson. Meski demikian Dr. Watson menjalankan penyelidikan sepenuh hati, menuruti semua ‘perintah’ Sherlock, ia senantiasa mendampingi Sir Henry terutama saat ia keluar dari kediamannya, tapi juga menyempatkan diri meneliti para tetangga serta orang-orang yang berada di lingkungan Bakerville Hall.

Cukup menarik melihat terapan cara-cara analisa dan metodologi yang biasa dilakukan Sherlock, kali ini dilakukan oleh Dr. Watson. Meski pada pertengahan kisah sudah sedikit dapat diduga siapa dalang dan pelaku dibalik teror yang melanda rakyat Devonshire, namun beberapa detil kecil khas Sherlock mampu membuat sebuah ending yang mengejutkan sekaligus menarik ...

Tentang Penulis :
Sir Arthur Ignatius Conan Doyle, lahir pada tanggal 22 Mei 1859 dan wafat karena sakit pada usia 71 tahun tanggal 7 Juli 1930. Beliau adalah penulis fiksi terkenal dari Inggris, terutama berkat tokoh ciptaannya Sherlock Holmes – detektif eksentrik dengan metode penyelidikan yang melampaui jamannya.

Doyle mendapat gelar dokter dari Universitas Edinburgh, dan membuka praktek di Southsea, Inggris pada tahun 1882. Ia banyak menulis cerita, meski beberapa tidak pernah dipublikasikan. Banyak yang menduga karakter Sherlock lebih menyerupai dirinya, namun sebenarnya Doyle menciptakan tokoh Sherlock Holmes pada tahun 1886, ini diilhami oleh sosok Dr. Joseph Bell – salah satu dosen dan mentornya, seorang ahli bedah ternama dan ahli forensik pada masanya. Nama Holmes diambil dari sosok Oliver Wendell Holmes yang sangat dikagumi oleh ConanDoyle, dan atlet kriket Inggris terkenal bernama Sherlock.

Kisah pertama yang menampilkan karakter terkenal ini berjudul A Study in Scarlet ( = diterbitkan versi terjemahan Indonesia dengan judul Penelusuran Benang Merah ), diterima oleh publik dengan sangat baik. Tapi kepopuleran nama Sherlock Holmes benar-benar dimulai pada tahun 1891, ketika beliau memutuskan menulis serial petualangan detektif handal Sherlock Holmes bersama dengan sahabatnya : Dr. Watson, dalam bentuk kompilasi cerita pendek.

Sherlock Holmes disebut sebagai detektif konsultan yang mengandalkan pada kemampuan deduksi dan analisa dalam memecahkan berbagai kasus rumit yang dihadapi pihak berwajib. Bersama pendamping sekaligus sahabat yang berperan sebagai penulis kisah berbagai kasus yang ditangani oleh Sherlock, seorang pensiunan dokter, Dr. John Watson, mereka tinggal bersama dan berbagai kamar di wisma yang dikenal terletak di Baker Street No. 221 B semenjak tahun 1881 dengan seorang induk semang, wanita Skotlandia bernama Mrs. Hudson, hingga Watson menikah dengan Mary Morstan pada tahun 1890.

Ketenaran nama Sherlock holmes menjadikannya sebuah karya klasik yang tetap digemari dan dicari hingga kini. Terbukti dengan berbagai cetak ulang yang tetap berlangsung hingga kini, bahkan karakternya dikembangkan menjadi bukan saja berupa cerita pendek atau novel, tetapi juga berupa versi komik manga, film layar lebar, serial televisi, bahkan versi vidieo games dan games online.

Jika ingin mengetahui lebih lengkap tentang Sir Arthur Conan Doyle serta Sherlock Holmes, silahkan kunjungi situs resminya : www.sherlockholmesonline.org atau untuk karya-karya tulis selengkapnya cek di : www.classic-literature.co.uk/scottish-authors/arthur-conan-doyle/

Best Regards,

* Hobby Buku * 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...