Translate

Monday, June 10, 2013

Books "THE VALLEY OF FEAR"

Books “Lembah Ketakutan
Judul Asli : SHERLOCK HOLMES – THE VALLEY OF FEAR
Copyright © by Sir Arthur Conan Doyle [ 1st published at 1914-1915 ]
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa : B. Sendra Tanuwidjaja
Cetakan ke-02 : Oktober 2002 ; 304 hlm
Desain Cover by Dwi Koentoro Br.  
Rate : 4 of 5
[ Re-blogged from HobbyBuku's Classic ]

~ ( Part I : Birlstone Tragedy ) ~
Sherlock Holmes mendapat sepucuk surat berisi pesan aneh, pesan bersandi yang menyatakan bahwa ada bahaya yang akan datang, dengan kata kunci ‘Douglas’ – ‘Birlstone’ – ‘House’. Belum sempat misteri itu terungkap lebih jelas, kediaman di Baker Street 221 B itu kedatangan tamu. Beliau adalah Inspektur Alec  MacDonald dari Scotland Yard, sosok pendiam dan teliti, pria dengan tubuh kekar dari Skotlandia, anggota termuda dari satuan detektif terkemuka di Inggris, namun cukup cerdik dan menghormati kemampuan Sherlock sebagai konsultan dalam menangani berbagai kasus yang cukup pelik. Dan kali ini ia datang untuk meminta bantuan serta petunjuk atas peristiwa pembunuhan brutal yang menimpa Mr. Douglas dari Brilstone Manor !



Inspektur MacDonald berhasil mendapat berita tentang peristiwa ini melalui teman baiknya, White Mason – petugas kepolisian di Desa Brlstone, yang secara khusus meminta bantuan guna memecahkan misteri ini. Peristiwa yang terjadi di Manor House of Brilstone – sebuah bangunan kuno yang dibangun bak benteng, dengan dikelilingi parit untuk pertahanan, dan jalan satu-satunya untuk keluar-masuk bangunan adalah melewati jembatan tarik di gerbang depan. Penghuni Manor House adalah John Douglas dan istrinya, seorang wanita cantik dan lebih muda sekitar duapuluh tahun dari usia suaminya. Mereka hanya hidup berdua di kediaman yang cukup luas, hanya disertai oleh para pelayan. Meski diterima dan dihormati oleh penduduk sekeliling, mereka berdua jarang ikut bersosialisasi dalam masyarakat. Satu-satunya kenalan yang cukup akrab dan sering berkunjung adalah Mr. Cecil Barker – pria muda dan tampan, kenalan Mr. Douglas semasa di Amerika.

Kronologis peristiwa yang berhasil disusun berdasarkan bukti serta kesaksian para penghuni Manor House. Dimulai dari Mr. Cecil Barker yang saat menjelang tengah malam, bersiap-siap untuk tidur, ia mendengar suara tembakan ... dan saat turun mencari sumber bunyi tersebut, ia mendapati sahabatnya John Douglas telah terbaring di lantai, sebuah senapan tabur tergeletak di tubuhnya, tampaknya senapan itu digunakan untuk menembak wajahnya hingga hancur tak dapat dikenali. Pengenalan identitas hanya berdasarkan keterangan fisik, pakaian yang dikenakan serta cincin yang terpasang di jarinya, bahwa korban yang tewas adalah Mr. Douglas.

Namun berbagai kejanggalan mulai timbul saat penyelidikan awal dimulai, dan kesimpulan awal bahwa hal ini merupakan bunuh-diri semata, akhirnya diganti menjadi peristiwa pembunuhan brutal. Permasalahannya, Manor House sebagaimana diketahui ibarat benteng yang sulit ditembus. Jalan satu-satunya berupa jembatan tarik selalu ditarik menjelang malam. Maka sang pembunuh jelas telah menyusup ke dalam Manor House jauh sebelum peristiwa pembunuhan terjadi. 

Keanehan lain yang ditemukan, pada jari sang korban ditemukan sepasang cincin, namun justru cincin kawin-nya lenyap, tak ditemukan di mana pun. Mengapa sang pembunuh mengambil cincin kawin tersebut ? Sherlock juga mendapati bahwa jejak-jejak yang menunjukkan keberadaan sang penyusup, justru sangat meragukan, seakan-akan sengaja dipasang untuk menyesatkan penyelidikan. Perhatian lain yang cukup membuat Inspektur MacDonald dan White Mason kebingungan, saat Sherlock berusaha mencari tahu kemana gerangan pasangan barbel yang hilang dari ruang kerja, tempat pembunuhan terjadi. Petunjuk lain yang diperoleh dari sang istri, bahwa suaminya senantiasa dalam kondisi ketakutan, yang berusaha disamarkan, tapi hal itu terkadang muncul tanpa disadarinya. Satu-satunya kalimat yang mampu membuat Mr. Douglas yang bertubuh besar dan kuat itu menjadi gemetar adalah ‘Lembah Ketakutan’ dan nama seseorang ‘Bodymaster McGinty’ ...

~ ( Part II : Scowrer ) ~
Pada tanggal 4 Februari 1875, di sebuah kota kecil dan terpencil, jauh dari peradaban dan keramaian, tepatnya di Lembah Vermissa, Amerika Serikat, seorang pemuda berusia sekitar 30 tahun, bertubuh sedang dan kuat, periang dan ramah, bertekad memulai hidup baru di wilayah terpencil ini. Ia bernama John McMurdo, baru dari dari Chicago, mencoba mengadu nasib di lembah yang terkenal dengan pertambangan bijih besi dan batu bara. Ia adalah angggota Ordo Orang Bebas Tertinggi – suatu kelompok khusus yang saling membantu para anggotanya dengan catatan mereka harus bersumpah setia dan menaati semua peraturan yang berlaku.

John McMurdo tidak mengalami kesulitan dengan kedatangannya di kota asing ini. Berbekal rekomendasi, ia berhasil memperoleh tempat kost di kediaman Jacob Shafter – pria asal Jerman yang ramah, yang tinggal berdua dengan putrinya : Ettie Shafter, seorang gadis cantik yang sangat mempesona McMurdo pada pandangan pertama. Dengan segera, McMurdo memperoleh pekerjaan yang mampu memberikan pemasukan rutin, ia memperoleh tempat kediaman yang nyaman apalagi dengan adanya kehadiran Ettie Shafter. Sebagai seorang yang ramah dan mudah bergaul, dalam sekejap ia juga memperoleh popularitas di kalangan para pekerja tambang dan penghuni kota kecil itu.

Tetapi kehidupan baru yang sedang dinikmatinya, akan segera mengalami perubahan. Terutama saat ia ‘melaporkan-diri’ sebagai anggota Ordo Orang Bebas Tertinggi kepada Bos Jack McGinty – pimpinan serikat cabang Vermissa. Rumor yang beredar, Bos McGinty dan kawan-kawan terlibat dalam kegiatan mengerikan, hingga mereka mendapat julukan ‘Scowrer’ – sebuah kelompok pembunuh yang membasmi siapa saja yang menghalangi rencana mereka, dan tentu saja melayani kontrak pembunuhan atas perintah orang-orang yang bersedia membayar mahal.

John McMurdo yang awalnya terlibat dalam kegiatan serikat ini akibat ingin meminta perlindungan atas kelangsungan hidup Ettie Shafter. Mereka berdua sudah saling jatuh cinta, apa daya Ettie telah terlebih dahulu mengikat janji dengan Ted Baldwin – pemuda mengerikan, tangan kanan Bos McGinty, lebih karena takut akan nasib yang akan menimpa keluarganya jika ia menolak ‘permintaan’ Ted Baldwin. Dan McMurdo mendapati bahwa tidak semudah itu masuk kemudian keluar dari serikat. Maka ia pun mulai menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, termasuk menyiksa dan melakukan teror, bahkan pembunuhan ...

Kesan :
Sekali lagi Sir Arthur Conan Doyle menampilkan keahlian serta analisa yang menjadi kekuatan Sherlock Holmes guna menangani setiap kasusnya. Meski dalam kisah ini terdiri dari dua kisah yang terentang oleh jarak dan waktu sekian lama, namun membentuk suatu jalinan benang halus yang sangat kuat ... sedikit mengingatkan akan kisah A Study In Scarlet. Tetapi jika dalam kisah tersebut Sherlock Holmes benar-benar mengerahkan kemampuan analisa untuk melacak mundur peristiwa yang terjadi puluhan tahun silam, maka dalam kisah The Valley of Fear ini kemampuannya hanya untuk melacak di mana kebenaran dari peristiwa di Manor Brilstone. Maka ini membuat A Study In Scarlet tetap menempati posisi no. 1 sebagai kisah favoritku (^_^)

Dalam kisah ini, fakta-fakta yang dijabarkan, petunjuk-petunjuk yang diberikan, mampu memberikan gambaran secara samar, bagaimana sebenarnya kejadian di Manor House. Bahkan dalam pertengahan kisah, boleh dikatakan diriku mampu membaca kira-kira bagaimana hasil yang dicapai oleh Sherlock Holmes ... dan ternyata memang benar, cukup sesuai untuk gambaran besar, menyisakan sedikit detil yang masih merupakan tanda tanya, dan jawaban sejelas-jelasnya, terungkap dalam babak kedua, kisah tentang para ‘Scowrer’ – semacam serikat, yang sepertinya menjadi cikal-bakal mafia dari Amerika.

Yang cukup menarik dari kisah ini, di sinilah Sherlock mulai mengungkap keberadaan sosok Profesor Moriaty – yang kelak menjadi musuh bebuyutan sang tokoh utama. Meski Profesor Moriaty tidak terlibat langsung dalam peristiwa dan kasus yang ditangani ini, namun Sherlock menangakap ‘jejak samar’ yang mengarah pada kecurigaan serta dugaan keras bahwa semua peristiwa yang melibatkan John Douglas merupakan campu-tangan penjahat no. 1 di Inggris, sosok menakutkan karena kecerdasan dan keahliannya dianggap setara dengan kemampuan Sherlock (sesuatu yang dengan terpaksa harus diakuinya, mengingat ia lumayan ‘sombong’ jika menyangkut keahliannya, maka boleh dikatakan bahwa Sherlock menaruh penghargaan tersendiri pada sang Profesor). Dan ini juga semakin membuka ‘hubungan’ yang akan terjalin di antara mereka, bahkan melibatkan duel hidup-mati (yang akan dikisahkan dalam kisah yang lain ...).

Tentang Penulis :
Sir Arthur Ignatius Conan Doyle, lahir pada tanggal 22 Mei 1859 dan wafat karena sakit pada usia 71 tahun tanggal 7 Juli 1930. Beliau adalah penulis fiksi terkenal dari Inggris, terutama berkat tokoh ciptaannya Sherlock Holmes – detektif eksentrik dengan metode penyelidikan yang melampaui jamannya.

Doyle mendapat gelar dokter dari Universitas Edinburgh, dan membuka praktek di Southsea, Inggris pada tahun 1882. Ia banyak menulis cerita, meski beberapa tidak pernah dipublikasikan. Banyak yang menduga karakter Sherlock lebih menyerupai dirinya, namun sebenarnya Doyle menciptakan tokoh Sherlock Holmes pada tahun 1886, ini diilhami oleh sosok Dr. Joseph Bell – salah satu dosen dan mentornya, seorang ahli bedah ternama dan ahli forensik pada masanya. Nama Holmes diambil dari sosok Oliver Wendell Holmes yang sangat dikagumi oleh ConanDoyle, dan atlet kriket Inggris terkenal bernama Sherlock.

Kisah pertama yang menampilkan karakter terkenal ini berjudul A Study in Scarlet ( = diterbitkan versi terjemahan Indonesia dengan judul Penelusuran Benang Merah ), diterima oleh publik dengan sangat baik. Tapi kepopuleran nama Sherlock Holmes benar-benar dimulai pada tahun 1891, ketika beliau memutuskan menulis serial petualangan detektif handal Sherlock Holmes bersama dengan sahabatnya : Dr. Watson, dalam bentuk kompilasi cerita pendek.

Sherlock Holmes disebut sebagai detektif konsultan yang mengandalkan pada kemampuan deduksi dan analisa dalam memecahkan berbagai kasus rumit yang dihadapi pihak berwajib. Bersama pendamping sekaligus sahabat yang berperan sebagai penulis kisah berbagai kasus yang ditangani oleh Sherlock, seorang pensiunan dokter, Dr. John Watson, mereka tinggal bersama dan berbagai kamar di wisma yang dikenal terletak di Baker Street No. 221 B semenjak tahun 1881 dengan seorang induk semang, wanita Skotlandia bernama Mrs. Hudson, hingga Watson menikah dengan Mary Morstan pada tahun 1890.
Ketenaran nama Sherlock holmes menjadikannya sebuah karya klasik yang tetap digemari dan dicari hingga kini. Terbukti dengan berbagai cetak ulang yang tetap berlangsung hingga kini, bahkan karakternya dikembangkan menjadi bukan saja berupa cerita pendek atau novel, tetapi juga berupa versi komik manga, film layar lebar, serial televisi, bahkan versi vidieo games dan games online.

Jika ingin mengetahui lebih lengkap tentang Sir Arthur Conan Doyle serta Sherlock Holmes, silahkan kunjungi situs resminya : www.sherlockholmesonline.org atau untuk karya-karya tulis selengkapnya cek di : www.classic-literature.co.uk/scottish-authors/arthur-conan-doyle/

Best Regards,

* Hobby Buku * 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...