Books
“RAFFLES : PETUALANGAN PENCURI KELAS ATAS”
Judul Asli :
RAFFLES : FURTHER ADVENTURES OF THE AMATEUR
CRACKSMAN
[ book 2 of A.J. RAFFLES Series | also known
as : “THE BLACK MASK” © 1901 ]
Copyright © by E.W.
Hornung | From Project Gutenberg E-Book #707 ; Nov.01.1996
Penerbit
GagasMedia
Alih Bahasa
: Endang Sulistyowati
Editor :
Ayuning
Proofreader
: Patresia Kirnandia
Lay-out :
Wahyu Suwarni
Desain
Sampul : Dwi Anissa Anindhika
Cetakan I :
2012 ; 264hlm ; ISBN 979-780-608-1
Rate : 4 of
5
~ Re-Blogged from HobbyBuku’s Classic ~
Dalam buku
pertama petualangan A.J. Raffles, kisah ditutup dengan tertangkapnya Bunny dan
sosok Raffles yang sempat melarikan diri dengan terjun ke Laut Mediterania,
kemudian lenyap tanpa jejak. Bunny Manders menjalani masa tahanan dengan
tenang, dan mendapati dirinya tak mungkin kembali pada kehidupan lamanya,
bergaul di kalangan atas, bertemu dengan kerabat serta kenalannnya, karena nama
baiknya telah tercemar dengan status mantan narapidana. Meski ia memliki
kemampuan serta kecerdasan, tiada tempat yang bersedia memberikan pekerjaan
memadai, kecuali surat kabar yang menerima hasil tulisannya sebagai penulis
lepas.
Maka ketika
sebuah telegram aneh menyarankan agar ia melamar posisi sebagai perawat pria
bagi seseorang bernama Mr. Maturin, ia tak ragu-ragu untuk mencobanya, demi
memberikan pemasukan tambahan untuk kehidupan sehari-hari. Mr. Maturin adalah
sosok pria tua nan ringkih yang pemarah, hidup seorang diri bersama dokter muda
yang selalu mengawasi kondisinya, dan ia mencari perawat pria yang harus memenuhi
kriteria serta syarat-syarat yang ditentukan untuk bekerja dengan imbalan gaji
yang cukup menarik.
Keraguan
Bunny bahwa dirinya memenuhi persyaratan, segera terhapus ketika Mr. Maturin
bersedia menerima dirinya. Ketika akhirnya Dokter Theobald yang merawat dan
menjaga pria itu ‘diusir’ dengan alasan khusus, barunya Bunny menyadari siapa
sebenarnya Mr. Maturin, tidak lain adalah sahabatnya yang telah hilang ditelan
lautan dan dinyatakan meninggal oleh pihak berwajib maupun khalayak umum. Mr.
Maturin adalah A.J. Raffles yang menyamar demi jaminan keamanan serta
keselamatan dirinya. Inilah kisah pertama ‘No Sinecure’ (Bukan Pekerjaan
Enteng) yang membuka petualangan baru Raffles sang pencuri budiman dengan
rekannya Bunny Manders, dan mereka kembali berpetualang di Inggris.
Raffles
kembali menemukan kesenangan dan kesegaran dengan adanya Bunny selaku
pendamping yang memastikan penyamaran dirinya tak diketajui siapa pun. Namun
bahkan Bunny pun sulit mengekang keinginan Raffles jika menyangkut hasrat untuk
‘beraksi’ menempuh tantangan serta bahaya.
Ketika Raffles berniat melakukan pencurian di British Museum yang dijaga
ketat, maka kisah ‘A Jubilee Present’ (Hadiah Perayaan Enam Puluh Tahun) menjadi
salah satu kesukaanku. Bukan saja kecerdikan Raffles muncul disini, melainkan
juga rasa humor aneh yang muncul ketika ie berhasil mencuri ‘artefak’ di depan
mata para penjaga museum kemudian mengirimkan kembali sebagai hadiah ulang
tahun ke-60 pada Ratu Victoria (^_^)
Sosok
Raffles yang selalu tertutup dan terkadang muram, semakin sering muncul setelah
pertemuannya kembali dengan Bunny. Ia tak pernah mau menyinggung masa lalu ketika
ia diduga telah tewas. Namun suatu hari ia memutuskan menceritakan kisah yang
membuatnya berubah menjadi pria lain hanya dalam semalam. Kisah ketika ia
terdampar di kepulauan Elba dan menetap di sepanjang kawasan Napoli, hidup
sangat sederhana namun bahagia. Terutama ketika ia bertemu dengan gadis cantik
nan menarik bernama Faustina. Meski keduanya saling jatuh hati, namun
bayang-bayang gelap membayangi kehidupan mereka, terutama Faustina yang telah
terikat janji dengan sosok iblis.
Kisah ‘The
Fate of Faustina’ (Takdir Faustina) berakhir dengan tragedi mengerikan
yang meninggalkan luka dalam di hati Raffles. Pria tampan dan selalu tampil
menawan serta menarik di masa lalunya, berubah total dan menyimpan kewaspadaan
tinggi karena ancaman balas dendam dari musuh yang dibiarkan tersiksa (dan
kemungkinan tewas menderita) ketika ia meninggalkan kawasan Napoli dan kembali
menuju Inggris. Dan apa yang selama ini ia khawatirkan, akhirnya muncul.
Dimulai dengan rangkaian peristiwa aneh, dimana Raffles maupun Bunny dibuntuti
beberapa orang. Dan suatu hari, akhirnya Raffles masuk dalam jebakan musuh yang
sangat mengerikan.
Ketika Bunny
yang tak memiliki pertunjuk sedikit pun dimana Raffles diculik dan disekap,
muncul seseorang yang memberikan petunjuk untuk menyelamatkan Raffles,
masalahnya mereka berlomba dengan waktu yang sangat pendek untuk menempuh
lokasi yang harus ditempuh dalam kurun waktu yang tidak singkat. Mampukah Bunny
menyelamatkan jiwa Raffles ? Simak dalam kisahnya di ‘The Last Laugh’ (Tertawa
Paling Akhir).
Petualangan
Raffles dan Bunny semakin seru sekaligus menegangkan karena pihak-pihak yang
tak menyukai ‘ketenaran’ sang pencuri budiman, mulai ‘mencium’ keberadaanya.
Tak pelak kehidupan Raffles / Mr. Maturin penuh dengan intrik dan konflik. Di
satu sisi ia menyamar sebagai pria tua sakit-sakitan yang selalu berada di atas
kursi roda, di sisi lain acapkali saat kegelisahan memicu dirinya untuk
beraksi, maka Bunny Manders harus membantu sepenuh hati dan pikiran, karena ia
harus menjaga baik Raffles maupun Mr. Maturin.
Kisah ‘To
Catch A Thief’ (Menangkap Seorang Pencuri) menuturkan saat pencuri yang
keji dan tak segan-segan menghabisi nyawa lawannya muncul dihadapan Raffles.
Sedangkan ‘An Old Flame’ (Mantan Kekasih) menimbulkan bahaya yang
mengncam masa depan Raffles ketika dirinya dikenali oleh wanita yang posesif
serta egois. Sedangkan ‘The Wrong House’ (Rumah Yang Salah)
merupakan salah satu kisah yang mengundang gelak tawa ketika duet Raffles dan
Bunny ‘salah’ membobol kediaman sasaran yang berbalik menyerang mereka, dan
mereka harus melawan dan melarikan diri dari sekawan bocah laki-laki penghuni
asrama.
Sebagai
penutup yang juga merupakan anti-klimaks ‘The Knees Of The Gods’ mengungkap
refleksi sosok Raffles dalam menilai kualitas serta perjalanan kehidupannya.
Ketika semua keburukan dunia muncul dihadapannya, saat kejahatan terhadap jiwa
dan harga nyawa manusia dipertaruhkan, ternyata ia masih memiliki ‘hati-nurani’
untuk berjuang di sisi kebenaran – meski itu harus dibayar dengan taruhan nyawa....
Tentang
Penulis :
Ernest
Wiliam Hornung (7 Juni 19866 – 22 Maret 1921) adalah novelis asal Inggris yang
terkenal dengan karyanya yang mengambil tokoh utama sosok pencuri budiman
(gentleman thief) bernama A.J. Raffles, yang hidup di London, Inggris pada
akhir abad ke-19 (era Victorian) dan berpetualangan menjelajahi kawawan Eropa.
Lahir
sebagai anak bungsu dari delapan bersaudara, dari pasangan John Peter Hornung
(1821 – 1886) dan Harrietnée Armstrong (1824 – 1896), ia banyak menghabiskan
masa kecilnya di Prancis dan Inggris. Sempat bersekolah di Uppingham School
selama 4 tahun namun karena penyakit asma yang dideritanya, ia harus
meninggalkan sekolah pada tahun 1883 dan pindah ke New South Wales, Australia.
Kehidupan
barunya di Australia ini yang memberi ilham pada karya pertamanya ‘A Bride from
the Bush (1890) hingga bergabung dengan Society of Authors an Reform Club. Pada
tanggal 27 September 1893, beliau menikah dengan Constance Aimée Monica Doyle (1868 – 1924),
yang juga merupakan saudara perempuan penulis ternama Sir Arthur Conan Doyle
(1859 – 1930).
Tokoh utama
A.J. Raffles pertama muncul pada terbitan Cassel’s Magazine sepanjang tahun
1898 berupa cerita pendek, hingga kemudian dikumpulkan menjadi kumpulan cerpen
berjudul ‘The Amateur Cracksman’ (1899). Kesuksesan kisah ini menjadi bahan
pembicaraan, bahkan tidak sedikit yang menduga adanya pengaruh Sir Arthur Conan
Doyle yang telah dikenal melalui karyanya serial cerita pendek petualangan
detektif unik Sherlock Holmes dengan rekannya Dr. Watson (demikian pula dalam karya
E.W. Hornung ini karakter A.J. Raffles memiliki sahabat serta rekan setia yang
dipanggil ‘Bunny’ Manders, yang berperan sebagai narator dalam perjalanan kisah
Raffles).
Jika
Sherlock Holmes adalah tokoh penegak hukum dan keadilan, maka A.J. Raffles justru
sebaliknya, ia diburu oleh pihak berwajib. Musuh-musuhnya juga bermunculan dari
kalangan dunia hitam. Terutama sesama pencuri atau bahkan perampok keji yang
mengincar ‘mangsa’ sama namun selalu dikalahkan oleh kecerdikan Raffles.
Kesuksesan ‘The Amateur Cracksman’ membuat beliau kembali menghadirkan
petualangan Raffles dan Bunny dalam ‘The Black Mask’ (1901) atau yang
diterbitkan dalam edisi berjudul ‘Raffles : The Further Adventures of the
Amateur Cracksman’ – yang berakhir dengan tragedi ketika tokoh utama tewas
sebagai sukarelawan dalam Perang Boer Kedua di Afrika Selatan (1899 – 1902).
Ketika para
pembaca dan penggemar meminta dimunculkan kembali kisah Raffles, dan tawaran
dari penerbit bermunculan, maka beliau menulis kisah terbaru dengan judul ’A Thief
In The Night’ (1905). Meski kisah ini merupakan petualangan terbaru, beliau
menolak untuk menghidupkan kembali sosok Raffles (sebagaimana yang dilakukan
oleh Sir Arthur Conan Doyle setelah ‘mematikan’ karakter Sherlock Holmes,
kemudian ‘dihidupkan’ kembali dalam ‘The Return of Sherlock Holmes’ setelah
desakan para penggemar dan penerbit), sehingga karya ketiga yang diterbitkan
ini berisikan petualangan Raffles dan Bunny sebelum ia terjun dalam konflik
Perang Boer di Africa.
‘Mr. Justice
Raffles’ merupakan satu-satunya novel yang beliau tulis (pertama kali rilis di
tahun 1909), dan karena itu pengembangan karakter Raffles serta Bunny lebih
menarik dan matang dibandingkan cerita-cerita pendek yang ditulis sebelumnya.
Beberapa detail yang muncul juga memberikan gambaran lebih jelas siapa
sebenarnya sosok Raffles yang serba misterius dan tertutup, dan bagaimana ia
bisa dekat dengan Bunny Manders yang memiliki sifat serta karakter berbeda
dengan dirinya.
[ more about the author and related works,
just check at here : E.W. Hornung | on Wikipedia | on Goodreads | Movies Adaptations | Raffles Series ]
Best
Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment