Translate

Saturday, June 28, 2014

Books "DEARLY DEVOTED DEXTER"

Books “DEXTER : PEMBUNUH CHARMING PENYAYANG KELUARGA”
Judul Asli : DEARLY DEVOTED DEXTER
[ book 2 of DEXTER Series ]
A Novel by Jeff Lindsay
Copyright © 2005 by Jeff Lindsay
Copyright © licensed by The Nicholas Ellison Agency
Penerbit Dastan Books
Alih Bahasa : Dewi Anggraeni
Editor : Mayan Kalingi
Desain Sampul : www.expertoha.com | photographer © Ron Chapple Studios
Cetakan I : Januari 2009 ; 356 hlm ; ISBN 978-979-3972-48-0
Rate : 3.5 of 5

Setelah berhasil menyelamatkan nyawa Deborah sebagai korban Pembunuh Berantai pada kasus sebelumnya, ada beberapa hal yang berubah dalam kehidupan Dexter. Dari pengetahuan dan pemahaman Deborah akan ‘kelainan’ yang dimiliki oleh Dexter, serta rahasia yang disimpan rapat-rapat oleh ayahnya bersama Dexter bertahun-tahun silam. Kini Sersan Deborah sibuk menjalani tugas barunya sebagai detektif Divisi Pembunuhan, terutama semenjak kematian LaGuerta pada kasus sebelumnya. Dengan bertambah beban tugas baru, Deborah sangat mengharapkan bantuan Dexter, terutama ketajaman intuisinya terhadap ‘benak-krimininal’ saat ia mampu melihat dari sudut pandang pelaku kejahatan. Namun justru kali ini Dexter harus ‘sedikit’ menahan kemunculan serta aksi Dark Passanger, karena dirinya dikutit dan dipantau setiap gerakan dan tindak-tanduknya oleh Sersan Doakes, polisi senior yang anehnya seakan-akan mampu melihat jati-diri Dexter yang tersembunyi. Semenjak kematian LaGuerta, kecurigaan Sersan Doakes terhadap Dexter semakin meningkat, hingga ia nyaris tak berkutik dibawah pengawasan ketat pria menakutkan itu.



Maka Dexter mengambil jalur yang berbeda, memanfaatkan kedekatan hubungannya dengan Rita – kekasihnya, sekaligus kedua anak Rita. Wanita yang memiliki trauma mengerikan di masa lalu akibat perbuatan keji sang suami, nyaris tak mempu ‘berhubungan seksual’ dengan pria manapun, maka bisa dikatakan hubungannya dengan Dexter berjalan cukup unik, karena Dexter pribadi menyukai hubungan tanpa harus ‘berhubungan-langsung’ ... namun setelah episode yang menyebabkan Rita ‘pulih’ dari traumanya, masalah lain yang harus dihadapi oleh Dexter adalah ketajaman intuisi Astor dan Cody – dua anak Rita dari pria mengerikan yang kini merupakan mantan suaminya. Jika anak-anak seharusnya memiliki pikiran yang polos, maka kedua bocah ini memahami ‘keanehan’ pada diri manusia, termasuk Dexter. Pemahaman keinginan untuk menghabisi nyawa seseorang, kini bukan lagi bayang-bayang ketakutan dalam benak maupun hati Dexter, terutama semenjak ia memperoleh kembali ingatan traumatis masa kecilnya, bersama kakak kandungnya Brian yang kini merupakan buronan Pembunuh Berantai.

Kasus terbaru yang ditangani oleh Sersan Deborah Morgan, akhirnya memicu hasrat Dexter kala ia menyaksikan kreasi sang pelaku yang sangat brutal sekaligus artistik di mata manusia-manusia kelam. Pelaku sama sekali tidak membunuh korbannya, atau tidak dalam waktu singkat. Alih-alih ia menikmati menyaksikan reaksi korbannya dalam keadaan hidup, kala satu demi satu anggota bagian tubuh mereka dimutilasi melalui operasi pemotongan yang sangat halus. Yang lebih mengerikan lagi, beberapa bagian tubuh itu disambung kembali dengan organ makhluk lain yang berbeda, atau disambung anggota tubuh korban sendiri pada bagian tubuh yang sama sekali berbeda. Korban pertama yang ditemukan, membuat siapa saja yang menyaksikan nyaris pingsan akibat rasa ngeri sekaligus mual akan ‘keanehan’ makhluk baru ciptaan sang pelaku. Jika diibaratkan Frankestein, maka makhluk yang muncul ini bagaikan sosok dari neraka yang aneh, menjijikan dan menimbulkan rasa tak berdaya karena tidak mampu memulihkan kondisinya seperti sedia kala. Satu-satunya yang dapat dilakukan, hanyalah menjaga dan membiarkan kematian akhirnya merenggut nyawa ‘makhluk-aneh’ yang awalnya adalah manusia normal.

Satu demi satu korban berjatuhan. Kemunculan Agen Special FBI Kyle Chutsky dari Washington untuk menangani kasus tersebut secara langsung, bahkan meminta Sersan Deborah untuk menjadi rekanannya alih-alih Sersan Doakes yang lebih senior, menimbulkan kecurigaan pada diri Dexter. Bahkan ketika antara Kyle dan Debbie terjalin hubungan yang lebih dari sekedar rekan-kerja, Dexter justru berusaha menggali ‘sejarah’ Kyle terutama menyangkut firasatnya, bahwa antara Kyle dan Sersan Doakes, keduanya saling mengenal satu sama lain lebih dekat dibandingkan yang selama ini mereka tampilkan di hadapan rekan-rekan kepolisian. Kegigihan Dexter membuahkan hasil, kala akhirnya Kyle mengakui bahwa dirinya ‘pernah’ terlibat misi rahasia yang berkaitan dengan Sersan Doakes serta pembunuh berantai yang diketahuinya bernama Dr. Danco – pembunuh yang keahliannya dimanfaatkan oleh oknum pemerintah hingga kebrutalannya dalam melakukan penyiksaan membuat dirinya ‘dilenyapkan’ oleh organisasi tersebut. Kini tampaknya ia kembali muncul untuk membalas dendam pada pihak-pihak yang telah mengkhianati dirinya ...

Ok ... jika Anda bukan termasuk jenis pembaca yang ‘tahan’ terhadap adegan serta deskripsi yang lumayan brutal, maka kisah kali ini bukanlah jenis bacaan yang tepat bagi Anda. Tapi jika menyukai kisah misteri yang gruesome dan tidak biasa, maka penggambaran karakter Dexter dengan alter ego yang dijuluki ‘Dark Passenger’ ini mampu membuat kita bertanya-tanya, sejauh mana kesadaran manusia dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan apakah korban-korban peristiwa traumatis nan brutal memang mampu beralih sebagai korban menjadi seorang predator ? Jika menilik contoh kasus lain, misalnya korban pelecahan seksual semasa kanak-kanak, acapkali berubah menjadi predator sex akibta trauma yang tak mampu dipulihkan, maka jawaban dari pertanyaan diatas adalah : Manusia bisa berubah, terlepas dari istilah medis tentang kepribadian ganda hingga mengalami ‘gangguan jiwa’.

~ DEXTER TV Series ~
Melalui karakter Dexter, kita disajikan dua bersaudara yang mengalami trauma berat akibat menyaksikan pembunuhan brutal dan dikurung bersama para korban selama berhari-hari. Dalam kasus ini pula, pelaku pembunuhan yang dikenal sebagai Dr. Danco, merupakan ‘alat-pembunuh’ yang sengaja dibuat oleh pemerintah, hingga ia lepas kendali dan kebrutalan dan sifat sadisnya berkembang melebihi ‘harapan’ sang pencetus. Sajian kisah misteri berbalut tema sadistik serta pendekatan dari sisi psikologis untuk ‘memahami’ manusia-manusia yang kemudian dilabeli sebagai psikopat hingga megalomania ini, bagaikan sebuah cerminan bahwa manusia yang berbuat seakan-akan dirinya adalah Tuhan, berusaha merubah manusia lain sesuai keinginannya, sungguh sangat mengerikan karena biasanya justru berakhir dengan kepentingan pribadi yang mengorbankan pihak lain.

~ (left) Jeff Lindsay | (right) Michael Hall as Dexter Morgan ~
Tentang Penulis :
Jeff Lindsay adalah nama pena dari Jeffry P. Freundlich, lahir di Miami pada tanggal 14 juli 1952. Ia merupakan penulis asal Amerika yang terkenal sebagai penulis naskah drama (plays) dan novel misteri. Sebagian besar karyanya merupakan kolaborasi dengan istrinya Hilary Hemingway, yang juga dikenal sebagai kemenakan penulis ternama Ernest Hemingway. Novel perdana ‘Darkly Dreamy Dexter’ yang rilis pada tahun 2004, menarik perhatian pembaca sekaligus produser film dari Showtime hingga pada tahun 2006 rilis serial TV berjudul ‘Dexter’ untuk season pertama. Kesuksesan serial yang digambarkan brutal dan sadis ini berlanjut hingga pembuatan season kedua dan seterusnya sepanjang tahun (2006 – 2013)

[ more about the author & related works, just check at here : Jeff Lindsay | on Goodreads | on Wikipedia | on IMDb | at Facebook | at Twitter  ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
35th Book in What’s A Name Challenge
111th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...