Books
“DEXTER : PEMBUNUH CHARMING PENYAYANG KELUARGA”
Judul Asli : DEARLY DEVOTED DEXTER
[ book 2 of DEXTER Series ]
A
Novel by Jeff Lindsay
Copyright
© 2005 by Jeff Lindsay
Copyright
© licensed by The Nicholas Ellison Agency
Penerbit Dastan Books
Alih Bahasa : Dewi
Anggraeni
Editor : Mayan
Kalingi
Cetakan I : Januari
2009 ; 356 hlm ; ISBN 978-979-3972-48-0
Rate
: 3.5 of 5
Setelah
berhasil menyelamatkan nyawa Deborah sebagai korban Pembunuh Berantai pada
kasus sebelumnya, ada beberapa hal yang berubah dalam kehidupan Dexter. Dari
pengetahuan dan pemahaman Deborah akan ‘kelainan’ yang dimiliki oleh Dexter,
serta rahasia yang disimpan rapat-rapat oleh ayahnya bersama Dexter
bertahun-tahun silam. Kini Sersan Deborah sibuk menjalani tugas barunya sebagai
detektif Divisi Pembunuhan, terutama semenjak kematian LaGuerta pada kasus
sebelumnya. Dengan bertambah beban tugas baru, Deborah sangat mengharapkan
bantuan Dexter, terutama ketajaman intuisinya terhadap ‘benak-krimininal’ saat
ia mampu melihat dari sudut pandang pelaku kejahatan. Namun justru kali ini
Dexter harus ‘sedikit’ menahan kemunculan serta aksi Dark Passanger, karena dirinya dikutit dan dipantau setiap gerakan
dan tindak-tanduknya oleh Sersan Doakes, polisi senior yang anehnya seakan-akan
mampu melihat jati-diri Dexter yang tersembunyi. Semenjak kematian LaGuerta,
kecurigaan Sersan Doakes terhadap Dexter semakin meningkat, hingga ia nyaris
tak berkutik dibawah pengawasan ketat pria menakutkan itu.
Maka
Dexter mengambil jalur yang berbeda, memanfaatkan kedekatan hubungannya dengan
Rita – kekasihnya, sekaligus kedua anak Rita. Wanita yang memiliki trauma
mengerikan di masa lalu akibat perbuatan keji sang suami, nyaris tak mempu
‘berhubungan seksual’ dengan pria manapun, maka bisa dikatakan hubungannya
dengan Dexter berjalan cukup unik, karena Dexter pribadi menyukai hubungan
tanpa harus ‘berhubungan-langsung’ ... namun setelah episode yang menyebabkan Rita
‘pulih’ dari traumanya, masalah lain yang harus dihadapi oleh Dexter adalah
ketajaman intuisi Astor dan Cody – dua anak Rita dari pria mengerikan yang kini
merupakan mantan suaminya. Jika anak-anak seharusnya memiliki pikiran yang
polos, maka kedua bocah ini memahami ‘keanehan’ pada diri manusia, termasuk
Dexter. Pemahaman keinginan untuk menghabisi nyawa seseorang, kini bukan lagi
bayang-bayang ketakutan dalam benak maupun hati Dexter, terutama semenjak ia
memperoleh kembali ingatan traumatis masa kecilnya, bersama kakak kandungnya
Brian yang kini merupakan buronan Pembunuh Berantai.
Kasus
terbaru yang ditangani oleh Sersan Deborah Morgan, akhirnya memicu hasrat
Dexter kala ia menyaksikan kreasi sang pelaku yang sangat brutal sekaligus
artistik di mata manusia-manusia kelam. Pelaku sama sekali tidak membunuh
korbannya, atau tidak dalam waktu singkat. Alih-alih ia menikmati menyaksikan
reaksi korbannya dalam keadaan hidup, kala satu demi satu anggota bagian tubuh
mereka dimutilasi melalui operasi pemotongan yang sangat halus. Yang lebih
mengerikan lagi, beberapa bagian tubuh itu disambung kembali dengan organ
makhluk lain yang berbeda, atau disambung anggota tubuh korban sendiri pada
bagian tubuh yang sama sekali berbeda. Korban pertama yang ditemukan, membuat
siapa saja yang menyaksikan nyaris pingsan akibat rasa ngeri sekaligus mual
akan ‘keanehan’ makhluk baru ciptaan sang pelaku. Jika diibaratkan Frankestein,
maka makhluk yang muncul ini bagaikan sosok dari neraka yang aneh, menjijikan
dan menimbulkan rasa tak berdaya karena tidak mampu memulihkan kondisinya
seperti sedia kala. Satu-satunya yang dapat dilakukan, hanyalah menjaga dan
membiarkan kematian akhirnya merenggut nyawa ‘makhluk-aneh’ yang awalnya adalah
manusia normal.
Satu
demi satu korban berjatuhan. Kemunculan Agen Special FBI Kyle Chutsky dari
Washington untuk menangani kasus tersebut secara langsung, bahkan meminta
Sersan Deborah untuk menjadi rekanannya alih-alih Sersan Doakes yang lebih
senior, menimbulkan kecurigaan pada diri Dexter. Bahkan ketika antara Kyle dan
Debbie terjalin hubungan yang lebih dari sekedar rekan-kerja, Dexter justru
berusaha menggali ‘sejarah’ Kyle terutama menyangkut firasatnya, bahwa antara
Kyle dan Sersan Doakes, keduanya saling mengenal satu sama lain lebih dekat
dibandingkan yang selama ini mereka tampilkan di hadapan rekan-rekan
kepolisian. Kegigihan Dexter membuahkan hasil, kala akhirnya Kyle mengakui
bahwa dirinya ‘pernah’ terlibat misi rahasia yang berkaitan dengan Sersan
Doakes serta pembunuh berantai yang diketahuinya bernama Dr. Danco – pembunuh
yang keahliannya dimanfaatkan oleh oknum pemerintah hingga kebrutalannya dalam
melakukan penyiksaan membuat dirinya ‘dilenyapkan’ oleh organisasi tersebut.
Kini tampaknya ia kembali muncul untuk membalas dendam pada pihak-pihak yang
telah mengkhianati dirinya ...
Ok
... jika Anda bukan termasuk jenis pembaca yang ‘tahan’ terhadap adegan serta
deskripsi yang lumayan brutal, maka kisah kali ini bukanlah jenis bacaan yang
tepat bagi Anda. Tapi jika menyukai kisah misteri yang gruesome dan tidak
biasa, maka penggambaran karakter Dexter dengan alter ego yang dijuluki ‘Dark
Passenger’ ini mampu membuat kita bertanya-tanya, sejauh mana kesadaran manusia
dalam membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Dan apakah korban-korban
peristiwa traumatis nan brutal memang mampu beralih sebagai korban menjadi
seorang predator ? Jika menilik contoh kasus lain, misalnya korban pelecahan
seksual semasa kanak-kanak, acapkali berubah menjadi predator sex akibta trauma
yang tak mampu dipulihkan, maka jawaban dari pertanyaan diatas adalah : Manusia
bisa berubah, terlepas dari istilah medis tentang kepribadian ganda hingga mengalami
‘gangguan jiwa’.
![]() |
~ DEXTER TV Series ~ |
Melalui
karakter Dexter, kita disajikan dua bersaudara yang mengalami trauma berat
akibat menyaksikan pembunuhan brutal dan dikurung bersama para korban selama
berhari-hari. Dalam kasus ini pula, pelaku pembunuhan yang dikenal sebagai Dr.
Danco, merupakan ‘alat-pembunuh’ yang sengaja dibuat oleh pemerintah, hingga ia
lepas kendali dan kebrutalan dan sifat sadisnya berkembang melebihi ‘harapan’
sang pencetus. Sajian kisah misteri berbalut tema sadistik serta pendekatan
dari sisi psikologis untuk ‘memahami’ manusia-manusia yang kemudian dilabeli
sebagai psikopat hingga megalomania ini, bagaikan sebuah cerminan bahwa manusia
yang berbuat seakan-akan dirinya adalah Tuhan, berusaha merubah manusia lain
sesuai keinginannya, sungguh sangat mengerikan karena biasanya justru berakhir
dengan kepentingan pribadi yang mengorbankan pihak lain.
![]() |
~ (left) Jeff Lindsay | (right) Michael Hall as Dexter Morgan ~ |
Tentang
Penulis :
Jeff Lindsay
adalah nama pena dari Jeffry P. Freundlich,
lahir di Miami pada tanggal 14 juli 1952. Ia merupakan penulis asal Amerika
yang terkenal sebagai penulis naskah drama (plays) dan novel misteri. Sebagian
besar karyanya merupakan kolaborasi dengan istrinya Hilary Hemingway, yang juga
dikenal sebagai kemenakan penulis ternama Ernest Hemingway. Novel perdana ‘Darkly
Dreamy Dexter’ yang rilis pada tahun 2004, menarik perhatian pembaca sekaligus
produser film dari Showtime hingga pada tahun 2006 rilis serial TV berjudul ‘Dexter’
untuk season pertama. Kesuksesan serial yang digambarkan brutal dan sadis ini
berlanjut hingga pembuatan season kedua dan seterusnya sepanjang tahun (2006 –
2013)
[ more about the author &
related works, just check at here : Jeff
Lindsay | on
Goodreads | on
Wikipedia | on IMDb | at Facebook | at Twitter ]
~ This Post are
include in 2014 Reading Challenge ~
35th Book
in What’s A Name Challenge
111th Book
in TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment