Books
“PEMBURU PREDATOR”
Judul Asli : THINNING THE PREDATORS
Copyright © 1996 by
Daina Graziunas & Jim Starlin
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa : B.
Sendra Tanuwidjaja
Desain sampul : Tony
Greco
Cetakan I : Juli 1997
; 496 hlm ; ISBN 979-605-679-8
Rate
: 4 of 5
Salah
satu buku menarik yang kutemukan dalam timbunan koleksiku. Terus terang aku
sudah lupa kapan dan dimana membeli buku ini, tapi karena ada tanda tangan nama
yang tak kukenal, kemungkinan besar buku ini termasuk dari sekian banyak
‘second-hand-book’ yang kubeli saat hunting big-sale (salah satu kegiatan yang
sepanjang tahun ini ku-stop, karena saking banyaknya buku sale yang kubeli
tanpa sempat dibaca *grin*). Membaca sekilas sinopsis di sampul belakang, bisa
kusimpulkan bahwa buku ini tentang perburuan kriminal yang melakukan
serangkaian pembunuhan brutal akibat kelainan yang diderita oleh sang pelaku.
Sebuah tema yang menarik dan menggugah rasa penasaran diriku (sembari
membayangkan salah satu adegan episode serial ‘Criminal Minds’ ...), dan
dugaanku ternyata benar, bahkan beberapa kejutan juga muncul yang membuat kisah
ini layak menempati daftar bacaan favoritku.
Agen
FBI Ira Levitt merupakan sosok pria setengah baya yang masih tangguh secara
fisik maupun mental. Kecerdasan serta intuisinya sangat tajam, terutama jika
berhubungan dalam mengungkap kasus-kasus pembunuhan pelik yang tak sanggup
dipecahkan oleh penegak hukum lainnya. Kasus terakhir yang sedang ditanganinya
adalah memburu David Vandemark – pria yang diduga merupakan tersangka pelaku
serangkaian pembunuhan dari kota ke kota, hingga melewati batas antar negara
bagian. Keunikan kasus ini muncul karena David merupakan pria normal biasa,
berprofesi sebagai seorang pengacara, suami dan ayah yang baik, hingga sebuah
peristiwa mengerikan menimpa dirinya, merubah total kepribadian David, menjadikannya
pembunuh berdarah dingin. Anehnya, korban-korban David semuanya adalah penjahat
atau sosok kriminal kelas berat yang selalu lolos dari belenggu hukuman.
Tiada
penegak hukum yang memperdulikan saat satu demi satu korban berjatuhan, karena
mereka merupakan musuh masyarakat, kecuali Ira Levitt yang melihat adanya
kesamaan dari rangkaian pembunuhan itu. Ira Levitt yang mengalami
‘ketidak-adilan’ birokrasi, disingkirkan ke bagian yang terpencil akibat berani
melawan salah satu oknum pejabat tinggi yang semena-mena. Ketika Agen FBI Vida
Johnson – wanita cantik nan menarik sekaligus brilian, ditugaskan ke divisi
Ira, akibat penolakan dan perlawanan dirinya atas pelecehan seksual oleh atasannya,
maka divisi khusus yang unik ini bergerak untuk mencari dan menangkap David
Vandemark sebelum ia menghabisi korban terbaru. Sayangnya, David Vandemark
merupakan sosok yang cerdas sekaligus mampu melakukan penyamaran, hingga pada
beberapa kesempatan dimana mereka nyaris menangkap dirinya, ia mampu meloloskan
diri dan meninggalkan korban yang tewas dalam kondisi tersiksa. Hingga suatu
saat muncul penawaran untuk ‘bekerja-sama’ yang mengejutkan, karena hal ini
datang dari David – sang buronan yang selama ini dikejar.
Kisah
ini dituturkan dengan gaya yang ‘sedikit’ berbeda dengan kisah thriller pada
umumnya. Semenjak awal, pembaca dituntun mengikuti jejak langkah sosok Ira
Levitt dan obsesinya untuk membekuk David Vandemark. Namun kemudian alur
berubah dengan tiba-tiba, karena pembaca berpindah memasuki ‘benak’ sosok David
Vandemark yang misterius sekaligus mengundang rasa penasaran. Apa penyebab yang
membuat dirinya ‘berubah-total’ hingga menjadikan misi hidupnya untuk memburu
setiap predator yang senantiasa berada di luar jangkauan hukum ? Karakter David
Vandemark yang berubah-ubah layaknya seorang aktor kala menjalani setiap
misinya, dengan memberikan potongan-potongan kilasan masa lalu, menuntun
pembaca untuk pada akhirnya memperoleh kejelasan siapa gerangan David Vandemark
dan mengapa ia melakukan tindakan-tindakan ‘main-hakim-sendiri’.
Hal
ini semakin menarik karena David memiliki kemampuan supranatural untuk
‘membaca’ calon-calon korbannya, layaknya sosok cenayang, terutama melalui
‘sentuhan’ pada benda-benada yang berhubungan dengan calon korbannya. Sedikit
banyak kisah ini mengingatkan diriku akan serial ‘The Mentalist’ dengan tokoh
utamanya Patrick Jane – pria yang menderita traumatik setelah pembunuhan brutal
terhadap keluarganya oleh pelaku yang disebut sebagai Red John. Ketika dua kubu
yang saling berlawanan ini akhirnya bersatu dalam menghadapi kasus Pembunuh
Keluarga Latin yang melanda kota-kota besar, hubungan antara David Vandemark
dan Ira Levitt menjadi daya tarik tersendiri. Kasus yang diduga dilakukan oleh
pembunuh serial berkaitan dengan isu rasialis, ternyata jauh lebih kompleks
dari dugaan siapa pun, karena melibatkan konspirasi pejabat tinggi pemerintah
yang menggunakan metode pembunuhan sebagai bagian dari sebuah eksperimen
psikologis, demi membuat senjata perang yang canggih : serdadu pembunuh
layaknya sebuah robot yang bisa diperintah melakukan apa saja ...
[
more about the author & related works, just check at here : Daina
Graziunas | Jim
Starlin ]
~ This Post are
include in 2014 Reading Challenge ~
75th Book
in Finding New Author Challenge
188th Book
in TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment