Books
“TEROR & CINTA DI PEGUNUNGAN”
Judul Asli : KILLJOY
[
book 3 of BUCHANAN-RENARD Series ]
Copyright © 2002 by
Julie Garwood
Penerbit Dastan Books
Alih Bahasa : Sylfentri
Editor : Jantjê
Desain sampul : dayu_maulizart@yahoo.com
| © photographer : Magicinfoto Antclausen
Cetakan I : April
2012 ; 524 hlm ; ISBN 978-602-9267-83-9
Rate
: 3.5 of 5
Avery
Elizabeth Delaney tidak pernah mengenal ibunya, apa lagi ayahnya. Semenjak
lahir hingga beranjak dewasa ia dibesarkan oleh neneknya Lola dan bibinya
Carrie. Kenangan masa kecil Avery
tentang sang ibu, Jilly merupakan sesuatu yang berusaha ia lupakan. Jilly
melahirkan bayinya saat baru berusia 18 tahun, namun semenjak awal ia tak
berniat membesarkan bayi yang tak diketahui siapa gerangan ayahnya. Jilly yang
cantik dan menarik namun selalu saja menjadi penyebab aneka masalah dalam
keluarganya, bertolak belakang dengan Carrie yang selalu menjadi teladan baik.
Meski perilaku Jilly bisa dikatakan ‘emyimpang’ Lola selalu membela dan menutup
mata atas kesalahan demi kesalahan yang ia lakukan. Hingga hal itu menyangkut
nasib Avery, dimana Lola akhirnya tewas saat berusaha melindungi si kecil Avery
dari sergapan Jilly yang tiba-tiba muncul dan hendak membawa pergi putri yang
tak pernah dikenal semenjak kelahirannya.
Kematian
neneknya yang disaksikan dengan mata kepala gadis cilik ini, bukan saja
membuatnya trauma, tetapi juga merupakan awal dari cita-cita Avery sebagai
penegak hukum. Kini ia merupakan salah satu anggota analisis FBI yang bekerja
di belakang layar bersama tim-nya, membantu aneka permasalahan yang rumit demi
menangkap para pelaku kejahatan. Tugas Avery yang biasa berada di belakang
meja, berubah ketika terjadi pergantian pimpinan dan usulan serta ide Avery ternyata
mampu menrik perhatian sang pimpinan, terlebih berkat Avery, aksi serangkaian
perampokan aneh yang melanda sebagian besar tempat strategis di kota-kota besar
bisa dideteksi dan diketahui siapa gerangan sosok di belakang layar. Namun
belum sebelum misi khusus dijalankan hingga tuntas, Avery memperoleh kabar yang
menggelisahkan, tentang Carolyn ‘Carrie’ –bibinya tersayang yang merupakan
pengganti kedua orang tuanya, hilang tanpa jejak ...
Penyelidikan
yang dilakukan oleh Averey membuatnya bertemu dengan pria aneh nan misterius
bernama John Paul Renard, yang kebetulan dalam perjalanan melacak jejak sosok
bernama Monk – seorang pembunuh bayaran berdarah dingin, yang nyaris berhasil
membunuh adik kandung John Paul (baca kisah sebelumnya : Mercy). Hilangnya Carrie
ternyata juga membawa terkuaknya rangkaian wanita-wanita yang dinyatakan hilang
tanpa jejak selama sekian tahun di berbagai wilayah negara bagian. Pelaku
tampaknya memliki tujuan tertentu serta ritual yang menjadi pedoman Avery dan
John Paul untuk melacak di mana gerangan Carrie berada, serta korban-korban
lainnya yang belum ditemukan. Perasaan aneh sekaligus janggal yang muncul
antara Avery dan John Paul, memaksa mereka untuk segera beradaptasi karena
mereka berlomba dengan Sang Waktu – sebelum Carrie menjadi korban terbaru
psikopat berdarah dingin ...
Kali
ini ‘benang merah’ yang muncul dalam serial Buchanan-Renard adalah karakter
John Paul Renard yang serba misterius. Ia mengejar sosok pembunuh bayaran yang
dikenal sebagai Monk setelah kasus yang melibatkan keluarganya, terutama adik
kandungnya, Michelle yang menjadi salah satu sasaran Monk. Di sisi lain, sosok
Avery yang seharusnya mampu tampil menarik, entah mengapa hingga menjelang
akhir kisah terasa semakin ‘lemah’ dan tidak mampu membangkitkan emosi
tersendiri dalam usahanya menemukan dan menyelamatkan orang yang dikasihinya.
Latar belakang Avery yang mengerikan, diiringi dengan trauma yang mampu membuat
emosi bergejolak, berlangsung secara datar tanpa greget hingga nyaris diriku
tak menyadari kisahnya hampir berakhir.
Sayang
sekali, terutama karena penulis memiliki ciri khusus dengan ‘membeberkan’ tokoh
antagonis maupun protagonis semenjak awal kisah, tiada kesan misterius atau
hal-hal yang mampu menggugah rasa penasaran sepanjang kisahnya. Padahal ide
serta keberadaan masing-masing karakter, memiliki potensi menjadi sebuah kisah
suspense yang menakjubkan, paling tidak itulah bayangan yang muncul di benakku
semenjak membuka halaman-halaman awal kisah ini. Penggambaran pergulatan
emosional yang dialami baik oleh John Paul maupun Avery, terasa kurang
meyakinkan, alih-alih sekedar adegan yang digambarkan sebagai ‘adegan romansa’
yang berjalan biasa-biasa saja ... menurut pendapatku. Well, daripda berpanjang
lebar menyesali kekurangan kisah ini, let’s move-on pada kisah selanjutnya dari
Buchanan-Renard, ok (^_^)
[
more about the author & related works, just check at here : Julie Garwood
| on Goodreads
| on Wikipedia ]
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment