Books
“TENGGAT WAKTU”
Judul Asli : DEADLINE
Copyright © 2013 by
Sandra Brown Management, Ltd.
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa :
Dharmawati
Desain Sampul :
Marcel A.W.
Setting : ydaryanto24@gmail.com
Cetakan I : Maret
2015 ; 536 hlm ; ISBN 978-602-03-1480-8
Harga Normal : Rp. 98.000,-
Rate : 3 of 5
Saat pertama kali
membaca ‘blurp’ kisah ini, tentang seorang jurnalis yang berusaha mengatasi
krisis emosional setelah menjalani kehidupan bersama para prajurit di
Afghanistan, ditambah dengan judul ‘tenggat waktu’ – mau tidak mau diriku
berpikir ini akan menjadi kisah suspense yang menggelitik seputar dunia
jurnalisme. Dan ternyata dugaanku sedikit ‘meleset’ karena kisah ini lebih
condong ke sebuah sajian misteri dengan bumbu suspense tentang perburuan
manusia psikopat selama puluhan tahun. Dibuka dengan adegan ‘perang’ antara
pihak berwajib, mulai dari jajaran kepolisian setempat, marshall, hingga agen
FBI yang berusaha menangkap gerombolan teroris lokal yang dikenal sebagai
Rangers of Righteousness (Pejuang Pembela Kebenaran) – kelompok fanatik agama
yang justru menebar teror dan sama sekali tak memiliki nurani termasuk
melenyapkan siapa pun yang menghalangi rencana mereka . Dipimpin oleh Carl
Winger – keberadaan markas rahasia mereka di Golden Branch, Oregon, berhasil
diketahui dan dikepung. Namun peristiwa yang terjadi pada tahun 1976 itu
membekas di ingatan masyarakat, terutama mereka yang terlibat. Aksi yang
memakan korban jiwa cukup banyak, justru tidak berhasil menangkap Carl Winger
yang berhasil melarikan diri bersama kekasihnya, Flora Stimel. Setelah itu,
jejak keduanya lenyap tanpa pernah diketahui keberadaannya.
Hampir 40 tahun kemudian,
jurnalis Dawson Scott sedang berusaha menghindari tugas yang diberikan oleh
pimpinan redaksi baru NewsFront, Harriet Plummer, yang sama sekali tidak
disukai oleh sebagian besar jurnalis, termasuk Dawson. Kelelahan secara fisik
dan emosional setelah pulang dari menulis kisah prajurit-prajurit dalam perang
di Afghanistan, nyaris membuat Dawson menolak kegiatan apa pun, hingga
panggilan khusus dari kerabat, membuatnya harus berburu berita baru. Agen FBI
Gary Headly akan segera menjalani masa pensiunnya dalam beberapa minggu, tanpa
mampu menikmati ‘liburan’ panjang yang akan menjadi kegiatan sehari-hari.
Sebuah kisikan membuatnya kembali bersemangat dan meminta bantuan khusus anak
baptisnya, Dawson, untuk menindak-lanjuti sebuah perkara di Savannah, Georgia.
Pria bernama Willard Strong sedang menjalani persidangan sebagai tertuduh utama
pelaku pembunuhan istrinya Darlene Strong dan Jeremy Wesson, pria
selingkuhannya. Namun bukan tersangka yang menjadi penyebab Dawson harus
melarikan diri dari tugas di Idaho dan mendekam di ruang peradilan Savannah,
melainkan sosok korban, Kapten Marinir Jeremy Wesson, veteran perang dengan
prestasi terpuji, karena hasil pemeriksaan DNA-nya membuatnya terkait dengan
buronan FBI yang selama bertahun-tahun menghantui benak Gary Headly, pasangan
Carl Winger dan Flora Stimel, dan ini berarti Jeremy adalh putra mereka ...
Dawson tidak berniat
melakukan permintaan Headly, hingga ia menyinggung bahwa tidak pernah ditemukan
mayat Jeremy dalam kasus tersebut, hanya Darlene Strong. Keenggan Dawson untuk
memperpanjang masa penyelidikannya, berubah total semenjak ia melihat sosok
Amelia Nolan – mantan istri Jeremy Nolan, yang menyimpan serangkaian rahasia
tentang kehidupan pribadi dan perubahan pada diri Jeremy yang menyebabkan
pernikahan mereka hancur. Ketika Dawson melakukan pengamatan diam-diam terhadap
Amelia dan kedua putranya, ia sama sekali tidak menyangaka akan terlibat lebih
dalam dengan keluarga tersebut. Terutama saat ia menyadari ada ‘seseorang’ yang
diam-diam menguntit Amelia, disusul dengan kematian pengasuh anak yang
ditemukan tewas saat sedang ia mengenakan jas hujan dan mobil Amelia untuk
berbelanja. Dawson ingin melindungi Amelia dan keluarganya, namun bagaimana ia
bisa melakukannya tanpa mengungkap latar belakang Jeremy yang menjadi tujuan
utama penyelidikannya ? Siapa gerangan
yang ‘mengusik’ dan menjadikan Amelia beserta keluarganya sebagai target ? Bagaimana dengan kelanjutan penyelidikan
Dawson untuk membantu Gary Headly yang menjadikan Carl Winger sebagai obsesi pribadi
dalam kehidupannya yang harus dituntaskan sebelum masa pensiunnya secara resmi
dikeluarkan ....
Pembukaan awal kisah
ini cukup menggelitik dengan mengangkat kisah bentrokan antara kelompok fanatik
yang termasuk kategori teroris, dengan pihak hukum. Amerika pada era tahun
70-an terkenal akan pergolakan dalam lingkup masyarakat, sementara propaganda
perang di luar negeri, turut menyertai munculnya konflik-konflik silih berganti
hingga meningkat menjadi tindakan kekerasan dan kriminalitas. Peran serta karakter
Dawson Scott sebagai jurnalis, terus terang salah satu alasan yang membuatku
tertarik untuk menelaah kisah ini lebih dalam, semabri membayangkan adegan
penyelidikan ala reporter demi mengungkap konflik serta intrik-intrik yang
dsembunyikan oleh pemerintah. Seiring dengan proses melahap bacaan setebal 500
halaman ini, ternyata diriku harus ‘menurunkan’ ekspektasi akan adanya kisah
thriller suspense dengan bumbu skandal dan konflik, karena ternyata penulis
lebih condong menyajikan kisah drama melibatkan sedikit suspense dari sudut
pandang psikologis, dan tentu saja adegan romansa yang diharapkan mampu
memberikan daya tarik tersendiri. Sayangnya, antara tema kasus pasca traumatis
orang-orang yang pulang dari medan perang hingga penjabaran karakter psikopat
dan egomania yang menebar teror selama puluhan tahun, semuanya berlangsung
‘cukup datar’ tanpa mampu menimbulkan gejolak atau kesan emosional yang lebih
dalam.
Bahkan penggambaran
hubungan antara Dawson dan Amelia juga berjalan tanpa daya tarik tersendiri,
dimana pada beberapa bagian, terasa ada ‘sesuatu’ yang hilang, membuatku
kebingungan pada beberapa adegan dan kehilangan antusias untuk menyelesaikan
bacaan ini. Dengan adanya alur yang
berjalan cukup cepat, walau pada beberapa bagian menggunakan ‘kilas-balik’
untuk memberikan gambaran apa yang sebenarnya terjadi sepanjang 40 tahun penuh
misteri, situasi dan konflik yang cukup menegangkan, karakter-karakter dengan
sifat kompleks dan mengundang tanda tanya besar – untuk mengetahui apa
sebenarnya yang terjadi di masa lalu masing-masing, dan tentu saja tema tentang
korban pasca perang serta dampak kerusakan secara psikologis pada mereka ...
semuanya merupakan unsur-unsur pendukung akan terbentuknya kisah yang menarik,
luar biasa dan penuh intensitas. Dan pengalaman yang kurasakan dari awal hingga
akhir hanyalah ... “blaaaah” – nothing plus added into the story, semuanya
berjalan cukup datar. Mengenal Sandra Brown sebagai penulis suspense romance
yang cukup piawai, ini adalah salah satu karyanya yang cukup mengecewakan
(terlebih mengingat kisah ini cukup ‘tebal’ – lebih dari 500 halaman). Ada
rumor yang mengatakan bahwa semakin ‘senior’ sosok penulis, karya-karya
terbarunya bisa dikatakan kurang berbobot dibandingkan karya-karya sebelumnya. Apakah hal ini benar terjadi pada
sebagian besar penulis, entahlah, yang jelas khusus untuk ‘deadline’ telah
mengalami periode ‘deadlock’ bagi diriku sebagai pembaca dan penggemar karya
Sandra Brown (-__-)
Tentang
Penulis :
Sandra Lyn Brown, lahir pada tanggal 12 Maret
1948 di Waco, Texas, adalah salah satu penulis laris asal Amerika yang dikenal
bergelut dalam genre romance novel serta thriller suspense. Beliau juga sangat
produktif dalam menghasilkan karya tulis dengan nama pena Rachel Ryan, Laura
Jordan dan Erin St. Claire. Karirnya dalam bidang penulisan novel dimulai pada
tahun 1981 ketika ia ‘ditantang’ oleh sang suami untuk mewujudkan impiannya.
Semenjak itu, beliau telah menghasilkan lebih dari 70 buah novels dan sekitar
50 bukunya menempati posisi teratas versi New York Times Bestseller. Pada tahun
2008, ia memperoleh penghargaan gelar Doctor Kehormatan di bidang penulisan
dari almamaternya Texas Christian University (TCU)
[ more about this author &
related works, just check at here : Sandra Brown | on Goodreads | on Wikipedia ]
Best Regards,
@HobbyBuku
No comments:
Post a Comment