Judul
Asli : KILLING HER SOFTLY
[ book 1 of Griffin Powell series ]
Copyright
© 2005 by Beverly Beaver-Barton
Penerbit
Dastan Books
Alih
Bahasa : Rahma Wulandari
Editor : Sylfentri
Editor : Sylfentri
Cover
by Expertoha , Photos by Nathan B. Dappen
Cetakan
ke-1 : Juni 2008 , 600 hlm
Rate : 2 0f 5
Sinopsis
:
Quinn Cortez adalah sosok idaman banyak orang,
seorang pengacara sukses dengan kemenangan demi kemenangan di setiap kasus yang
ditangani, pria tampan & kekayaan yang mengundang setiap wanita dari segala
macam kalangan. Walau pun daftar wanita yang menjadi teman kencan semakin
bertambah, belum ada tanda-tanda ia akan menentukan pilihan siapa yang akan
menjadi pendamping seumur hidupnya.
Namun kehidupan Quinn mulai mengalami goncangan
besar, saat terjadi tragedi pembunuhan terhadap Lulu Vanderley, gadis yang
dikabarkan sebagai kekasih Quinn yang paling baru. Korban dibunuh dengan cara
dibekap sampai tak bernafas dengan bantal & jari telunjuknya hilang
dipotong. Berita tersebut menjadi sorotan karena Quinn sendiri yang menemukan
mayat Lulu & anehnya ia tak dapat memberikan alibi yang jelas tentang
keberadaannya pada saat perkiraan waktu pembunuhan Lulu berlangsung.
Quinn yang menyadari bahwa dirinya dalam posisi
yang tidak menguntungkan, segera mengambil langkah dengan memanggil pembela
Kendall Wells, wanita cantik mantan kekasihnya yang juga pengacara yang
brilian. Bahkan ia juga mengerahkan anggota tim serta penyelidik pribadi guna
membantu penyelidikan & mencari pelaku sebenarnya.
Masalah baru timbul saat kedatangan Annabelle
Vanderley – sepupu Lulu yang datang sebagai wakil keluarga Vanderley yang
terkenal, guna memastikan si pelaku pembunuhan mendapat hukuman yang setimpal.
Pertemuan yang terduga antara mereka menimbulkan kesan pada masing-masing
pihak. Quinn yang berpengalaman dengan banyak wanita, tak dapat melepaskan
sosok Annabelle dari benaknya. Sedangkan Annabelle juga merasakan pesona yang
berbeda dari Quinn – sampai ia mengetahui bahwa Quin adalah tersangka dalam
kasus tersebut.
Pihak penyelidik yang dipimpin oleh Letnan Jim
Norton dengan patnernya Sersan Chad George menghadapi kesulitan dalam menemukan
jawaban. Mayoritas petunjuk memberatkan posisi Quinn Cortez namun bukti-bukti
tersebut tidak cukup kuat untuk menunjuk Quinn sebagai pelaku.
Dalam proses penyelidikan, mulai timbul konflik
diantara mereka semua. Dimulai dengan kehadiran Griffin Powell-agen penyelidik
pribadi yang disewa dalam waktu bersamaan baik oleh Quinn maupun Annabelle.
Dengan kesepakatan bersama, maka kedua belah pihak memutuskan bekerja sama
dalam menemukan pelaku sebenarnya. Karena kerjasama itu memungkinkan mereka
berdua menjadi lebih sering berjumpa-maka perlahan kedekatan hubungan mulai
terbentuk. Annabelle mulai merasakan dalam hatinya bahwa Quinn bukanlah pelaku
pembunuhan Lulu, bertentangan dengan bukti-bukti yang ditemukan oleh polisi.
Sedangkan Quinn – semakin hari semakin ia merasa yakin bahwa Annabelle adalah
cinta sejatinya yang dicari selama ini.
Belum tuntas hasil penyelidikan yang dilakukan oleh
masing-masing pihak, terjadi peristiwa yang menggoncangkan – pembunuhan dengan
modus operandi yang sama terhadap teman dekat wanita Quinn & sekali lagi ia
ditemukan di dekat tempat kejadian tanpa dapat mengingat keberadaan dirinya
saat peristiwa pembunuhan terjadi. Quinn seperti mengalami hilang ingatan. Semakin
buruk kondisi yang terjadi saat ditemukan bahwa Lulu dalam kondisi hamil saat
dibunuh.
Goncangan demi goncangan semakin besar saat hasil
penyelidikan Griffin Powell justru menemukan bahwa ada lebih dari satu
pembunuhan di kota-kota lain sebelumnya dengan cara yang sama & semua
korbannya diketahui sebagai teman kencan Quinn. Bahkan Quinn juga menyadari
bahwa episode ‘hilang kesadaran’ yang dialaminya mulai muncul pada
tanggal-tanggal & lokasi pembunuhan berantai tersebut berlangsung. Sekarang
Quinn sendiri mulai menyangsikan ‘kewarasan’ dirinya, dengan episode hilang
ingatan serta mimpi-mimpi buruk yang mulai sering dialami akhir-akhir ini.
Dengan munculnya penemuan akan korban-korban
sebelum pembunuhan atas Lulu, bukan hanya berdampak buruk pada diri Quinn
seorang. Bahkan bayangan kelam masa lalu yang disembunyikan juga menjadi milik
setiap orang & masing-masing mulai muncul ke permukaan. Dan korban baru
yang berhubungan dengan Quinn kembali mengejar masa lalu yang disembunyikan.
Annabelle -
yang juga menyimpan rahasia kelam keluarga, memahami kondisi Quinn &
justru lebih yakin bahwa ia tak bersalah
terhadap semua pembunuhan yang berlangsung. Namun tanpa disadari keberadaannya
mendampingi Quinn menempatkan dirinya sebagai sasaran berikut – karena kekasih
Quinn Cortez adalah korban berikutnya.
Kesan :
“Walau kisah ini merupakan tipikal kisah roman,
namun Beverly mampu membuat alur cerita dengan bumbu suspense dan pendekatan
secara psikologis terhadap kondisi kejiwaan tokoh-tokoh dalam kisah ini. Dengan
memberikan cuplikan & kilasan masa lalu beberapa tokoh, memberikan gambaran
lebih konkret akan peran & hubungan antara tokoh-tokoh cerita. Pembaca akan
dibawa berkelana halaman demi halaman … dengan tak sabar menuju halaman
terakhir guna mencari tahu siapa pelaku sebenarnya dan apa alasan dibalik
perbuatannya tersebut. Buku yang dapat dijadikan bacaan ringan namun cukup
berbobot dengan permainan alur serta sisipan kilas-balik pemikiran pelaku atau
bukan pelaku – akan membuat penasaran hingga akhir.”
Tentang Penulis :
Beverly Marie Beaver ( 23 Desember 1946 - 21 April 2011 ) yang lebih dikenal sebagai Beverly Barton adalah penulis asal Amerika yang sangat aktif dan telah menghasilkan lebih dari 30 judul novel mulai dari contemporer-romance, hingga romance-suspence serta serial Harlequin romance. Beliau meninggal secara mendadak akibat serangan jantung pada usia 64 tahun. Sepanjang hidupnya beliau menghabiskan waktu di wilayah Alabama, mulai semenjak lahir hingga menempuh pendidikan serta menjalani kehidupan bersama keluarganya.
Info selengkapnya tentang karya-karya beliau silahkan berkunjung ke : website Beverly Barton / fanpage Beverly Barton .
Best Regards,
* HobbyBuku *
sadiiis >.< aku kayaknya gak kuat bacanya, kalau nonton masih mending
ReplyDelete