Translate

Wednesday, April 17, 2013

Books "KATARSIS"



Judul Asli : KATARSIS
Penulis : Anastasia Aemilia
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Editor : Hetih Rusli
Desain & Ilustrasi sampul : Staven Andersen
Cetakan I : April 2013 ; 264 hlm
Rate : 4 of 5

“Rasa sakit itu ada untuk melindungi dan mengajarimu banyak hal.” [ Katarsis | p. 183 ]

Pernahkah Anda berpikir darimana asalnya para pelaku kejahatan muncul ? Bukankah semua manusia lahir ke dunia sebagai sosok bayi tak berdosa ? Lalu mengapa dalam perjalanan kehidupan masing-masing, ada yang menjadi sosok baik dan terhormat, namun ada pula yang terjerumus dalam dunia hitam nan kelam hingga merubahnya menjadi sosok tidak manusiawi ? Apakah lingkungan sekitar turut berperan dalam merubah karakter serta kepribadian seseorang ?

Kisah ini menyajikan sebuah drama kehidupan manusia yang sedikit berbeda. Dibuka dengan adegan pembunuhan brutal pada sebuah keluarga ternama, dengan menyisakan dua sosok manusia yang bertahan hidup setelah mengalami siksaan fisik sekaligus mental. Yang satu adalah sosok pria, sang kepala keluarga, yang tercabik-cabik dan nyaris tak terselamatkan. Yang satunya adalah gadis remaja berusia 18 tahun, terkurung  dan disekap dalam sebuah kotak perkakas kayu selama berhari-hari sebelum ia diselamatkan. Sang pelaku kejahatan segera ditangkap, namun bukti nyata yang mendukung pihak berwajib untuk menjatuhkan vonis berat, yaitu kesaksian para korban yang selamat, tak dapat dilakukan. Yang satu tak sadarkan diri selama beberapa waktu, kemudian menghilang tanpa jejak ketika akhirnya tersadarkan. Dan sang gadis remaja, dalam keadaan shock berat hingga tak mampu berkomunikasi dengan siapa pun.


Gadis yang bernama Tara Johandi, pulih secara fisik, namun dari segi kejiwaan ia dikhawatirkan memiliki trauma berat hingga ditangani khusus oleh seorang psikiater muda bernama Alfons. Tiada yang mengetahui apa yang ada di dalam benak gadis itu, karena itu hanya dirinya yang mengetahui kebenaran di balik semua kisah perjalanan hidupnya yang penuh dengan lubang-lubang kelam. Tara Johandi tidak seperti apa yang nampak  pada tampilan luar. Masyarakat melihatnya sebagai korban yang terselamatkan, namun benarkah ia sekedar korban kejahatan biasa ? Para pelaku yang melalukan serangkaian perampokan di kediaman rumah-rumah mewah,  mengapa melakukan pengecualian di kediaman kelaurga Johandi, mengapa mereka menghabisi seluruh penghuni dengan cara mengerikan ?

“Manusia tak mungkin hidup tanpa teror, kan ? Bahkan alam diciptakan untuk meneror. Hujan deras, petir menggelegar, angin kencang, semua itu membuatmu merunduk, bersembunyi di tempat teduh, memeluk tubuhmu sendiri dan gemetaran. Itu semua baru permulaan.” [ Katarsis | p. 177 ]

Teror merupakan perwujudan dari rasa takut serta ketidak-percayaan terhadap diri sendiri. Namun bagaimana jika teror tersebut terjadi secara terus menerus, dibangun sedemikian rupa hingga membentuk perkembangan karakter yang unik sekaligus menakutkan ? Tema kejahatan acapkali muncul dalam berbagai karya misteri, namun kali ini sang penulis yang melakukan debut awal dalam dunia penulisan, memberikan suatu pemikiran yang berbeda. Jika pelaku kejahatan sering muncul karena lingkungan kehidupan yang dijalaninya, bagaimana jika sang pelaku terlahir dengan ‘otak-kejahatan’ yang menyatu dengan denyut-nadinya ? Dalam ilmu genetika, dikenal adanya manusia-manusia langka yang terlahir dengan kromosom menyimpang, yang mampu menjadikan dirinya berkembang menjadi sosok ‘psikopat’ atau manusia tanpa rasa peri-kemanusiaan, kesadaran akan kebaikan, hanya memiliki aneka pemikiran untuk menyakiti dan menghabisi makhluk hidup lain. 

Pembaca akan dipandu memasuki labirin pikiran para karakter dalam kisah ini, guna menyimpulkan apa dan bagaimana jalannya kisahnya ini, sejauh mana kebenaran akan terungkap tanpa adanya saksi penting kecuali pengetahuan dan pemahaman akan diri sendiri. Kisah yang merupakan perpaduan antara suspense serta drama psikologis ini akan membuat Anda tercekam, mau tak mau ikut terseret dalam dunia kelam dalam benak manusia-manusia ‘sakit’ yang memiliki cacat serta kelebihan semenjak lahir. Tanpa membuat batasan yang jelas antara hitam dan putih, penulis memberikan kesempatan bagi pembaca untuk menentukan sikap, dimana kita akan berpihak, karena tiada yang benar-benar baik karena masing-masing memiliki kepentingan serta agenda tersendiri, dan tiada yang benar-benar jahat karena memiliki alasan serta pembenaran akan perbagai tindakan kejahatan yang mereka lakukan.

Katarsis : dari kata Catharsis (Yunani) | sebuah metode psikologi (psikoterapi) yang berfungsi menghilangkan beban mental seseorang dengan menghilangkan ingatan traumatisnya, dengan metode membuat sang pelaku menceritakan semua pengalaman hidupnya.” | JS Badudu ; halaman 175 [ sumber : wikipedia

Sebagai penggemar kisah misteri dengan mengangkat tema kejahatan serta analisis psikologis, karya pertama sang penulis Indonesia ini mampu dijadikan contoh yang cukup bagus sekaligus menarik. Meski masih jauh dari novel sejenis seperti karakter Hannibal Lecter karya Thomas Harris, atau karakter Carrie dalam karya Stephen King, sang penulis patut diacungi jempol karena mampu memberikan sentuhan tersendiri dalam kisah ini yang tak akan mudah dilupakan begitu saja oleh pembaca. Seandainya saja penelusuran serta penggalian karakter-karakter para pelaku dilakukan secara lebih dalam dan melalui porsi yang lebih panjang, tak pelak kisah ini mampu menjadi sebuah serial misteri yang patut diikuti lebih jauh. Jika Anda tak terbiasa membaca atau melihat penggambaran dunia kelam melalui benak manusia, silahkan mencoba membaca karya Edgar Allan Poe atau Charles Dickens yang juga terkenal mampu membuat pembacanya ‘bergidik’ membaca kisah-kisah pendek yang mampu membangkitkan bulu-kuduk. Akhirnya, kuselesaikan bacaan ini dengan kepuasan tersendiri dan menantikan karya berikutnya dari sang penulis. Bravo !!! Dan nilai plus juga kuberikan bagi sang ilustrator, Staven Andersen, yang juga memiliki keunikan dalam setiap hasil karyanya, simak saja tampilan cover ‘Just So Stories’ karya Rudyard Kipling, ‘Kisah-Kisah Tengah Malam’  karya Edgar Allan Poe serta ‘The Tokyo Zodiac Murders’ karya Soji Shimada, dan simak desain cover ‘Katarsis’ yang cantik sekaligus menakutkan (^_^) 

Tentang Penulis :
Anastasia Aemilia lahir di Jakarta, 9 Januari 1987. Setelah lulus dari S1 FKIP Bahasa Inggris Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, ia bekerja sebagai editor, penerjemah, dan pengarang di Gramedia Pustaka Utama. Bercita-cita hidup nomaden, menjelajahi dunia, dan menjadi seorang travel writer, kini ia justru banting setir menulis novel psychology thriller. Karyanya yang lain yang sudah terbit merupakan cerpen dalan antologi Autumn Once More bersama para penulis lainnya. Beliau juga dapat dihubungi melalui akun twitter-nya @aStyaemilia 
 
Best Regards,
* Hobby Buku * 

3 comments:

  1. sungguhkah rattingya 4, saya harus segera mencarinya,.terima kasih atas rekomendasinya mba.. :D

    ReplyDelete
  2. Kemarin jalan ke Gramed, iseng2 baca buku ini karena (katanya) rating bagus. Pas baca review disini, eh..malah makin penasaran.

    ReplyDelete
  3. Owh, katarsisnya tuh itu ya maksudnya. Menarik.

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...