Judul Asli : THE MORNING AFTER
[ book 2 of Savannah Series | book of Lisa
Jackson’s Series ]
Copyright © 2004
by Susan Lisa Jackson
Penerbit Dastan
Books
Alih Bahasa :
Ferial Fahrunnisa
Editor : Sylfentri
Cetakan I :
Oktober 2011 ; 520 hlm
Rate : 3 of 5
Detektif Pierce
Reed – yang baru menyesuaikan pekerjaan dan kehidupan baru di kota tempat
kelahirannya, harus berhadapan dengan kasus pembunuhan yang cukup pelik dan
melibatkan skandal yang sangat besar. Ketika akhirnya sang pelaku terungkap,
maka kasus yang dikenal sebagai Skandal Montgomery itu, melambungkan namanya
sebagai detektif yang berhasil memecahkan kasus yang meresakan masyarakat di
Savannah. Namun kini sebuah kasus baru muncul dan dengan ‘sengaja’ melibatkan
sang detektif. Dimulai dari ditemukannya mayat wanita yang dikubur hidup-hidup
dalam sebuah peti mati yang digali dari tempat pemakaman. Korban yang ditemukan
di kawasan Lumpkin County, North Carolina, diluar Savannah, membuat pihak
berwajib setempat secara khusus ‘memanggil’ Reed.
Korban yang
dikubur hidup-hidup segera dikenali oleh Reed. Ia adalah Barbara ‘Bobbi’ Jean
Marx, mantan kekasih Reed, sebelum ia memutuskan hubungan 2 bulan sebelumnya
ketika mengetahui bahwa Bobbi Jean ternyata belum resmi bercerai dari sang
suami. Dan alasan utama mengapa Reed dipanggil, karena di dalam peti mati
ditemukan ‘goresan-nama’ Reed disertai sepucuk surat berisi puisi aneh. Lebih
aneh sekaligus mengerikan, ada sebuah mikropon tersembunyi di dalam peti mati
tersebut, merekam suara apa pun yang terjadi selama korban dikubur hidup-hidup
hingga tewas setelah tak tahan dengan siksaan tersebut.
Reed segera
mendapati dirinya menjadi sasaran pelaku yang entah mengapa selalu mengirim
puisi-puisi aneh menjelang ditemukannya korban lain yang juga dilaporkan
menghilang, dan ditemukan telanjang, terkubur hidup-hidup dalam peti mati mayat
lain yang digali dari dalam kuburnya.
Reed berusaha untuk segera menemukan
siapa yang telah ‘mengincar’ dirinya, namun sebelum ia dapat berbuat banyak,
dirinya mendapat peringatan keras untuk tidak ikut-campur dalam penyelidikan
tersebut dengan alasan ia terlibat dalam konflik pribadi dengan salah satu
korbannya, Bobbi Jean. Bagai mengalami sebuah ‘deja vu’ – Reed berusaha
mengalihkan pikirannya karena alasan utama ia terpaksa pindah dari San
Fransisko ke kota kecil, karena di mana ia bekerja sebelumnya, sebuah kasus
yang ia tangani menyebabkan korban tewas karena ia terlibat dengan korban
sebelumnya. Dan penyelidikan Internal Affairs membuat nama baik serta
reputasinya tercemar, dikalangan kepolisian San Fransisko.
Dari sekian banyak
pihak yang merongrong dan mengusik dirinya, tidak ada yang segigih Nikki
Gillete – reporter surat kabar yang tak kenal lelah, menguntit dan menemui
dirinya demi mendapatkan sumber informasi bagi surat kabarnya. Reed sangat
membenci orang yang mengambil keuntungan pribadi dari penderitaan orang lain,
apalagi jika hal itu sampai mengganggu jalannya penyelidikan. Tetapi ketika
sang pelaku ternyata juga mengirim surat berisi puisi aneh kepada Nikki, maka
tidak ada jalan lain bagi dirinya untuk terlibat lebih jauh dalam penyelidikan
bersama sang reporter. Apalagi dirinya telah ‘dimutasi’ untuk bekerja menangani
hal lain, sementara sang pelaku tetap saja mengirim berbagai ‘petunjuk’ kepada
Reed dan Nikki.
Nikki Gillete
adalah putri mantan hakim ‘Big Ron’
Gillette, yang dikenal akan skandal yang ia perbuat tanpa pikir panjang kalah
masih sekolah, yang nyaris menyebabkan karir serta reputasi ayahnya hancur.
Singkat cerita, Nikki melakukan ‘sesuatu’ yang menyebabkan proses peradilan
pembunuh berdarah dingin dan sangat sadis, akhirnya lolos akibat kesalahan
tehnis dalam sistem. Semenjak itu, Nikki berusaha keras berjuang membangun
karir serta reputasi baru yang menunjukkan kualitas hasil kerjanya, bukan
sekedar mencari popularitas semata. Karena itu pula, ia memilih mendekati
detektif Reed sebagai sumber informasinya, dan bersedia membantu penyelidikan
diluar aturan resmi, karena ia tahu bagaimana sulitnya ‘berjalan’ dalam sorotan
kritis masyarakat yang telah ‘menghakimi’ seseorang tana pernah mengetahui
duduk permasalahannya.
Ok, sekali lagi,
secara keseluruhan ide dan konsep kisah ini sangat menarik untuk disimak lebih
jauh. Dan Lisa Jackson merupakan salah satu penulis kesukaanku yang mampu
menyajikan kisah thriller-suspense dengan bumbu romance yang memikat. Entah
mengapa untuk seri Savannah ini, kedua kisahnya berkesan amat sangat datar,
tiada daya tarik emosional bahkan cenderung berputar-putar pada hal yang sama.
Ditambah dengan beberapa ‘kejanggalan’ dalam kalimat-kalimat yang kurasa tidak
masuk akal, apakah memang demikian karya sang penulis, atau ini merupakan hasil
terjemahan yang kurang bagus ...yang jelas kenikmatanku dalam menuntaskan buku
yang sebenarnya tidak terlalu tebal ini berjalan sangat lambat. Alhasil,
setelah berhasil menyelesaikan kedua buku ini, mendadak rasa pusing-ku hilang
(^_^)
Sungguh sayang,
ini salah satu contoh karya yang ‘gagal’ dalam proses ‘pencernaan’ di benakku.
Secara singkat, kisah ini seharusnya cukup dijadikan satu buku saja, tanpa
harus berputar-putar ke sana kemari yang membuat kisah ini semakin tidak jelas
(plus edisi terjemahan yang membuat ‘bahasa Indonesia’ bagaikan bahasa planet
mars bagiku ...). Aslinya mau kuberi 2 bintang, tapi karena sebenarnya ide
serta konsepnya cukup menarik, kutambahkan menjadi 3 bintang deh.
[ more about the author & related works, just check
at here : Lisa Jackson | on Goodreads | on Wikipedia ]
Best Regards,
* Hobby Buku *
nice post http://differentcands.blogspot.kr/2013/08/diy-flower-vases.html
ReplyDelete