Books
“SAAT UNTUK MEMBUNUH”
Judul Asli : A TIME TO KILL
[ book 1 of Jake Brigance Series ]
Copyright © John
Grisham 1989
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Alih Bahasa : Hidayat
Saleh
Desain Sampul :
Eduard Iwan Mangopang
Cetakan
V : Maret 2004 ; 912 hlm ; ISBN 978-979-605-026-9
Rate : 5 of 5
A
Time To Kill adalah novel pertama yang ditulis
oleh John Grisham, sebuah karya yang membutuhkan waktu hingga 3 tahun masa
penulisan, dan perjuangan keras untuk diterbitkan, hanya untuk mendapati
penolakan demi penolakan dari para agen buku. Ketika salah satu agen akhirnya
bersedia menerima buku tersebut, dan memberikan nasehat agar Grisham
melanjutkan usaha untuk menulis novel lainnya. Setahun kemudian saat beliau
berusaha menyelesaikan novel keduanya, The
Firm, kabar gembira dari sang agen bahwa Wynwood Press bersedia menerbitkan
edisi perdana novel yang awalnya berjudul Deathknell
sebelum diganti untuk ke-6 atau ke-7 kalinya, menjadi A Time To Kill, dan 5.000 eksemplar tercetak pada Juni 1989.
Meski prestasi
tersebut bukan merupakan titik balik kesuksesan Grisham, namun novel ini
memiliki ‘sesuatu’ yang khusus bagi beliau, bukan hanya merupakan karya pertama
yang beliay tulis, melainkan tema yang diangkat, merupakan inspirasi dari
sebuah persidangan yang secara kebetulan beliau saksikan, saat seorang gadis
cilik menjadi saksi utama kasus pemerkosaan yang terjadi pada dirinya.
Kepedihan, kemarahan dan kemelut antara keinginan membalas dendam dan
menegakkan keadilan, yang berkecamuk di benak beliau saat memikirkan bagaimana
seandainya gadis itu, korban pemerkosaan, adalah anaknya, di sinilah awal dari
kisah A Time To Kill dimulai.
Menghadirkan sosok
pengacara muda Jake Brigance, yang idealis sekaligus memiliki impian untuk
menegakkan keadilan, Grisham mengakui sebagian besar dari sosok Jake adalah
dirinya : seorang pengacara jalanan yang membela pihak yang lemah. Dengan latar
belakang dan pemahaman kehidupan masyarakat Amerika di bagian Selatan, dimana
konflik dan isu seputar rasialisme sangat kental hingga menimbulkan korban
selama bertahun-tahun serta ketidak-adilan baik secara hukum maupun pengakuan
hak asasi manusia, ini adalah kisah penuntutan keadilan yang sangat berat
karena harus berhadapan lingkungan masyarakat yang tidak bersahabat,
indoktrinasi yang sangat kuat karena pemahaman dan kebiasaan yang telah
dijalani secara turun-temurun.
Mengambil lokasi di
Clanton, Ford County, ketika seorang gadis cilik berusia 10 tahun, Tonya
Hailey, sedang berjalan menyusuri jalan untuk membeli pesanan ibunya, ketika
dua orang pria menyergapnya, mengikat dan menyeretnya dibelakang kendaraan
mereka, kemudian melakukan pemerkosaan brutal dan menggantung gadis itu
berulang kali, sebelum mereka membuang tubuh gadis yang diduga telah tewas
dengan tubuh babak belur penuh luka. Namun Tonya ternyata tidak tewas, dan
mampu bercerita apa yang telah ia alami ketika berhasil diselamatkan. Pihak
berwajib segera mengurus permasalahan tersebut. Akan tetapi keluarga Hailey,
terutama sang ayah, Carl Lee Hailey tahu, tiada keadilan akan terjadi atas
penderitaan putrinya.
Bukan karena tidak
adanya bukti atau kesaksian kuat dari sang korban, melainkan semata-mata karena
kedua tersangka adalah pria kulit putih, dan korban adalah gadis kulit hitam,
sesuatu yang tidak dianggap penting bagi masyarakat wilayah county tersebut. Dengan
adanya dewa juri yang mayoritas golongan kulit putih, bisa dipastikan kedua
tersangka akan melangkah keluar dengan vonis hukuman yang cukup ringan. Maka
Carl Lee Hailey membuat sebuah rencana, untuk membalas dendam dan menuntut
keadilan demi gadis ciliknya yang tak akan pernah pulih sepanjang hidupnya.
Sebuah rencana yang akan menimbulkan kehebohan, kala Carl Lee Hailey memutuskan
kapan ‘A Time To Kill’ – sebuah eksekusi dilaksanakan.
Pertanyaannya,
bagaimana reaksi masyarakat county dengan mayoritas penduduk kulit putih yang
sebagian besar fanatik, terhadap kasus pemerkosaan gadis kulit hitam, dan
pembunuhan terencana terhadap dua orang kulit putih, pelaku pemerkosaan
tersebut ? Kisah ini boleh jadi merupakan karya perdana Grisham, namun secara
pribadi kisah ini juga menjadi salah satu favorit pilihanku. Jika dalam
berbagai karya-karya lainnya, Grisham mengangkat tema khusus tentang
bidang-bidang yang berkait dengan hukum serta pidana, maka justru dalam kisah
ini, pesan humanis dan moral seputar kemanusiaan menempati porsi terbesar dalam
konflik serta pergulatan yang dialami oleh setiap karakter dalam kisah ini.
Kasus rasial selalu
membuatku ‘miris’ tatkala mendapati manusia ‘biasa’ mampu berbuat sangat keji
melebihi ‘hewan’ hanya untuk kesenangan menyiksa manusia lain semata karena
menganggap ‘mereka’ bukanlah manusia yang setara. Dengan menambahkan adegan
kasus pemerkosaan pada gadis cilik, kisah ini sanggup menorehkan kepedihan
serta pergolakan dalam hati, tatkala perbenturan unsur keadilan menuntut pembalasan
atas perilaku yang biadab ini. Namun hal ini semakin menarik dengan kemunculan
sosok Jake Brigance – pria kulit putih yang berani menjadi pembela tersangka
kulit hitam, ditengah kemelut dan suasana panas masyarakat pro kulit putih.
Somehow ... this story, makes me remeber on how Harper Lee’s write about her
fenomenal (and only) novel “To Kill A Mockingbird” – the title just like
similar, aren’t they ?
~
This Post are
include in 2014 Mystery Club & 2014 Reading Challenge ~
78th Book
in TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment