Judul Asli : LELAKI HARIMAU
Copyright
© by Eka Kurniawan
Penerbit Gramedia
Pustaka Utama
Layout Isi :
Noviprastya
Cetakan I ( new cover
) : Agustus 2014 ; 194 hlm ; ISBN 978-602-03-0749-7
Rate
: 3.5 of 5
Senja
itu penduduk desa dikejutkan dengan adanya peristiwa mengerikan dan nyaris
tidak dapat dipercaya oleh siapa pun. Anwar Sadat – salah satu pria yang
dikenal oleh khalayak tua maupun kanak-kanak, ditemukan tewas di dalam
kediamannya. Bukan sekedar fakta bahwa ia memang sudah berumur namun masih
sehat dan bugar hingga meninggal secara mendadak, melainkan adanya saksi yang
menemukan kondisi beliau tewas berkubang darah akibat leher nyaris putus akibat
digigit. Dan pelaku yang menggigitnya bukanlah hewan buas melainkan pemuda yang
dikenal pendiam dan tidak pernah membuat perkara di desa itu. Pelakunya adalah
Margio – yang ditemukan dalam kondisi setengah sadar berkeliaran dengan mulut
dan wajah bersimbah darah hingga disangka telah mengalami luka parah oleh para
kenalannya. Antara percaya dan tidak, bukti-bukti menunjukkan bahwa memang
Margio yang menyebabkan Anwar Sadat tewas. Ini berarti pembunuhan secara
brutal. Apa penyebab dan alasan Margio melakukan hal itu ? Mengingatkan
hubungan antara keluarga Anwar Sadat dan keluarga Margio bisa dikatakan cukup
dekat selain tempat tinggal mereka yang tak berjauhan ...
Kisah
ini dibuka dengan sajian yang ‘berdarah-darah’ – mengejutkan sekaligus
mengundang rasa penasaran. Kemudian pembaca dituntun untuk mengikuti perjalanan
ke masa lalu, untuk lebih mengenal dan mengetahui sejarah yang menyebabkan
terjadinya peristiwa mengerikan di awal kisah. Uniknya, penulis tampaknya
sengaja tidak mengikuti ‘jalur-lurus’ sehingga kita harus berbelok-belok,
terkadang mendaki puncak atau justru menuruni lembah demi mengumpulkan
kepingan-kepingan petunjuk yang mampu memberikan pencerahan serta alasan
dibalik kisah ini. Dituturkan dengan gaya bahasa yang indah serta nyaris
‘santun’ mengingat latar belakang serta karakter yang notabene merupakan
masyarakat golongan menengah ke bawah, sungguh membuatku semakin takjub dan
terlena mengikuti jejak langkah sosok yang dikenal sebagai Margio. Siapa
gerangan pemuda yang nampak bak pengangguran luntang-lantung, membenci ayahnya
yang suka main tangan, menyayangi ibunya yang tak pernah melawan sang suami
kecuali mencaci-maki kompor dan peralatan dapur, serta tidak terlalu
memperdulikan adik perempuannya yang terjepit dalam situasi rumah tangga
‘semrawut’ tanpa jaminan masa depan yang lebih baik ...
Membaca
kisah yang merupakan perpaduan antara imajinasi dan fantasi, bergelut dengan
realita yang menyedihkan sekaligus mengerikan, mau tidak mau diriku terseret
dalam arus yang meniadakan unsur hitam maupun putih, antara kebenaran dan
kejahatan, antara akhlak serta moralitas yang terbelit oleh kebejatan dan
tuntutan keadilan dari amarah serta dendam kesumat yang membara. Bahkan hingga
menjelang akhir kisah, dimana rahasia yang terpendam akhirnya terkuak, sekelumit
pertanyaan masih menggantung di benakku. Siapakah yang sebenarnya bersalah
dalam kasus ini, mengingat perjalanan kisah kehidupan seputar sosok Margio
begitu menyedihkan, akibat ketidak-pedulian, keegoisan, kemalasan, kebodohan
dan mengatas-namakan nafsu sebagai jawaban atas ketidak-adilan yang terjadi. Jika
Margio adalah pembunuh berdarah dingin, bagaimana dengan ketidak-pedulian Anwar
Sadat yang secara tidak langsung juga telah ‘membunuh’ nyawa korban tak
bersalah sebagaimana pemahaman tentang keadilan berkecamuk di benak Margio ?
Kisah
‘Lelaki Harimau’ yang melibatkan unsur supranatural merupakan pencerminan
kepercayaan masyarakat terutama di kalangan bawah, yang memilih meyakini
‘mitos’ serta ‘legenda’ sebagai pertanggung-jawaban atas segala tindakan yang
mengandung dosa-dosa dan kebejatan moralitas. Sebagaimana manusia bisa
‘dirasuki’ roh-roh makhluk lain dan melakukan hal-hal yang tak pernah
terbayangkan atau sama sekali tidak manusiawi, dipilih sebagai jawaban
alih-alih pertanggung jawaban atas pelanggaran kebenaran dan keadilan. Edisi
cetak ulang dengan pilihan desain sampul yang cantik ini, cenderung
mengingatkan diriku akan sosok salah satu karakter dari film animasi Kung Fu
Panda, seakan-akan berusaha menghilangkan kesan ‘horror’ yang sebenarnya muncul
dalam kisah ini. Lelaki Harimau adalah cerminan hati manusia yang terkadang
muncul di saat-saat keinginan untuk melepas amarah, dendam, dan kebencian,
namun juga sekaligus menunjukan sisi kerentanan manusia dalam menghadapi
cobaan. Layaknya sosok harimau putih sebagaimana di-ilustrasikan oleh penulis,
ia merupakan makhluk cantik nan eksotik, dengan kebuasan yang bisa muncul
sewaktu-waktu, demikian juga dengan manusia ... cobalah bercermin dan melihat
‘harimau’ di balik bayang-bayangmu (^_^)
Tentang
Penulis :
Eka
Kurniawan lahir di Tasikmalaya, 1975. Ia menyelesaikan studi dari Fakultas
Filsafat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1999), dengan skripsi yang
kemudian terbit menjadi buku berjudul Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme
Sosialis (1999). Kumpulan cerita pendeknya meliputi Corat-coret di Toilet
(2000), Gelak Sedih (2005) dan Cinta Tak Ada Mati (2005). Dua novelnya yang
lain Cantik Itu Luka (2002) dan Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar (2014). Ia
rutin menulis jurnal di http://ekakurniawan.com
[
more about the author and related works, just check at here : Eka Kurniawan
| His Works | on Goodreads
| on Wikipedia | at Twitter ]
~ This Post are
include in 2014 Reading Challenge ~
82th Book
in Finding New Author Challenge
201th Book
in TBRR Pile
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment