Translate

Friday, September 26, 2014

Books "LELAKI HARIMAU"

Judul Asli : LELAKI HARIMAU
Copyright © by Eka Kurniawan
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Layout Isi : Noviprastya 
Cetakan I ( new cover ) : Agustus 2014 ; 194 hlm ; ISBN 978-602-03-0749-7
Rate : 3.5 of 5

Senja itu penduduk desa dikejutkan dengan adanya peristiwa mengerikan dan nyaris tidak dapat dipercaya oleh siapa pun. Anwar Sadat – salah satu pria yang dikenal oleh khalayak tua maupun kanak-kanak, ditemukan tewas di dalam kediamannya. Bukan sekedar fakta bahwa ia memang sudah berumur namun masih sehat dan bugar hingga meninggal secara mendadak, melainkan adanya saksi yang menemukan kondisi beliau tewas berkubang darah akibat leher nyaris putus akibat digigit. Dan pelaku yang menggigitnya bukanlah hewan buas melainkan pemuda yang dikenal pendiam dan tidak pernah membuat perkara di desa itu. Pelakunya adalah Margio – yang ditemukan dalam kondisi setengah sadar berkeliaran dengan mulut dan wajah bersimbah darah hingga disangka telah mengalami luka parah oleh para kenalannya. Antara percaya dan tidak, bukti-bukti menunjukkan bahwa memang Margio yang menyebabkan Anwar Sadat tewas. Ini berarti pembunuhan secara brutal. Apa penyebab dan alasan Margio melakukan hal itu ? Mengingatkan hubungan antara keluarga Anwar Sadat dan keluarga Margio bisa dikatakan cukup dekat selain tempat tinggal mereka yang tak berjauhan ...



Kisah ini dibuka dengan sajian yang ‘berdarah-darah’ – mengejutkan sekaligus mengundang rasa penasaran. Kemudian pembaca dituntun untuk mengikuti perjalanan ke masa lalu, untuk lebih mengenal dan mengetahui sejarah yang menyebabkan terjadinya peristiwa mengerikan di awal kisah. Uniknya, penulis tampaknya sengaja tidak mengikuti ‘jalur-lurus’ sehingga kita harus berbelok-belok, terkadang mendaki puncak atau justru menuruni lembah demi mengumpulkan kepingan-kepingan petunjuk yang mampu memberikan pencerahan serta alasan dibalik kisah ini. Dituturkan dengan gaya bahasa yang indah serta nyaris ‘santun’ mengingat latar belakang serta karakter yang notabene merupakan masyarakat golongan menengah ke bawah, sungguh membuatku semakin takjub dan terlena mengikuti jejak langkah sosok yang dikenal sebagai Margio. Siapa gerangan pemuda yang nampak bak pengangguran luntang-lantung, membenci ayahnya yang suka main tangan, menyayangi ibunya yang tak pernah melawan sang suami kecuali mencaci-maki kompor dan peralatan dapur, serta tidak terlalu memperdulikan adik perempuannya yang terjepit dalam situasi rumah tangga ‘semrawut’ tanpa jaminan masa depan yang lebih baik ...

Membaca kisah yang merupakan perpaduan antara imajinasi dan fantasi, bergelut dengan realita yang menyedihkan sekaligus mengerikan, mau tidak mau diriku terseret dalam arus yang meniadakan unsur hitam maupun putih, antara kebenaran dan kejahatan, antara akhlak serta moralitas yang terbelit oleh kebejatan dan tuntutan keadilan dari amarah serta dendam kesumat yang membara. Bahkan hingga menjelang akhir kisah, dimana rahasia yang terpendam akhirnya terkuak, sekelumit pertanyaan masih menggantung di benakku. Siapakah yang sebenarnya bersalah dalam kasus ini, mengingat perjalanan kisah kehidupan seputar sosok Margio begitu menyedihkan, akibat ketidak-pedulian, keegoisan, kemalasan, kebodohan dan mengatas-namakan nafsu sebagai jawaban atas ketidak-adilan yang terjadi. Jika Margio adalah pembunuh berdarah dingin, bagaimana dengan ketidak-pedulian Anwar Sadat yang secara tidak langsung juga telah ‘membunuh’ nyawa korban tak bersalah sebagaimana pemahaman tentang keadilan berkecamuk di benak Margio ?

Kisah ‘Lelaki Harimau’ yang melibatkan unsur supranatural merupakan pencerminan kepercayaan masyarakat terutama di kalangan bawah, yang memilih meyakini ‘mitos’ serta ‘legenda’ sebagai pertanggung-jawaban atas segala tindakan yang mengandung dosa-dosa dan kebejatan moralitas. Sebagaimana manusia bisa ‘dirasuki’ roh-roh makhluk lain dan melakukan hal-hal yang tak pernah terbayangkan atau sama sekali tidak manusiawi, dipilih sebagai jawaban alih-alih pertanggung jawaban atas pelanggaran kebenaran dan keadilan. Edisi cetak ulang dengan pilihan desain sampul yang cantik ini, cenderung mengingatkan diriku akan sosok salah satu karakter dari film animasi Kung Fu Panda, seakan-akan berusaha menghilangkan kesan ‘horror’ yang sebenarnya muncul dalam kisah ini. Lelaki Harimau adalah cerminan hati manusia yang terkadang muncul di saat-saat keinginan untuk melepas amarah, dendam, dan kebencian, namun juga sekaligus menunjukan sisi kerentanan manusia dalam menghadapi cobaan. Layaknya sosok harimau putih sebagaimana di-ilustrasikan oleh penulis, ia merupakan makhluk cantik nan eksotik, dengan kebuasan yang bisa muncul sewaktu-waktu, demikian juga dengan manusia ... cobalah bercermin dan melihat ‘harimau’ di balik bayang-bayangmu (^_^)

Tentang Penulis :
Eka Kurniawan lahir di Tasikmalaya, 1975. Ia menyelesaikan studi dari Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1999), dengan skripsi yang kemudian terbit menjadi buku berjudul Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis (1999). Kumpulan cerita pendeknya meliputi Corat-coret di Toilet (2000), Gelak Sedih (2005) dan Cinta Tak Ada Mati (2005). Dua novelnya yang lain Cantik Itu Luka (2002) dan Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar (2014). Ia rutin menulis jurnal di http://ekakurniawan.com

[ more about the author and related works, just check at here : Eka Kurniawan | His Works | on Goodreads | on Wikipedia | at Twitter ]

~ This Post are include in 2014 Reading Challenge ~
82th Book in Finding New Author Challenge
201th Book in TBRR Pile

Best Regards,

Hobby Buku

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...