~ INTRODUCING
MARY RUSSELL & SHERLOCK HOLMES ~
( a novel series
created by Laurie R. King )
Siapa yang tak mengenal
nama Sherlock Holmes – sosok detektif ternama dengan karakter serta metode
analisis yang unik, yang diciptakan oleh penulis Sir Arthur Conan Doyle dalam
serial kasus-kasus misteri yang sulit untuk dipecahkan. Kepopuleran karakter
ini membuat beberapa penulis kisah misteri, membuat kisah berdasarkan tokoh
tersebut dengan cara pendekatan yang berbeda-beda. Mulai dari menyajikan kisah
petualangan Sherlock Holmes sebagai bocah laki-laki, hingga remaja yang
berpetualang bersama rekan-rekannya, bahkan kisah dengan mengambil latar
belakang sosok Sherlock Holmes dalam menjalani masa pensiun, tetap mengundang
daya tarik tersendiri. Sebagian karya-karya tersebut, cukup menarik untuk
disimak, sebagian lagi tidak cukup memiliki kelebihan dibandingkan versi orisinal
karya Arthur Conan Doyle.
~ Russell Holmes Digital Art courtesy of Elf Dust ~ |
Dan dari sekian
banyak pilihan, salah satunya adalah karya Laurie R. King, yang menampilkan
karakter Sherlock Holmes semasa menjalani masa pensiun sebagai peternak dan
pengamat kehidupan lebah, dan hal ini juga bukanlah suatu tema yang baru untuk
versi penulisan kisah Sherlock Holmes. Lalu apakah kelebihan atau perbedaan
kisah ini dibandingkan kisah-kisah lainnya ? Dalam kisah yang juga merupakan
serial tersendiri, dimunculkan sosok gadis bernama Mary Russell yang kelak menjadi
‘apprentice’ yang memiliki hubungan unik dengan sang mentor. Mary Russell, baru
berusia 15 tahun saat pertama kali bertemu dengan Sherlock Holmes yang berusia
54 tahun. Gadis dengan penampilan ‘menyedihkan’ dan kurang meyakinkan ini,
sekilas tidak mengundang minat siapa pun, menyembunyikan kecerdasan dan
ketajaman pemikiran yang cukup mengejutkan bagi remaja seusianya.
Sherlock Holmes, pria
yang semenjak awal dikenal sebagai sosok yang sinis terhadap hal-hal lain
selain pengetahuan dan minat yang dipelajarinya, acapkali bisa dikatakan
memandang rendah makhluk yang disebut sebagai sosok wanita, lebih dikarenakan
beliau tidak menyukai sifat feminin dan kekuatan emosional yang dianggapnya
mengganggu kelancaran berpikir berdasarkan analisa, logika dan akal sehat. Dan
sebagai warga negara Inggris tulen, beliau juga tidak terlalu menghargai warga
negara lain, terutama Amerika. Melalui perkenalan awal yang unik dengan Mary
Russell – gadis remaja, warga negara (setengah) Amerika yang suka berbuat
blak-blak menyuarakan apa yang ada di benaknya, kritis dan mampu menyajikan
fakta berdasarkan pengamatan dan analisa yang cukup akurat dalam waktu yang
cukup singkat, berhasil menggugah rasa ingin-tahu dan penasaran bagi pria yang
sedang jenuh dan bosan dalam menjalani masa pensiunnya.
~ source ~ |
Meskipun ‘nama’
Sherlock Holmes muncul sebagai sosok yang menarik perhatian pembaca serta
penggemar kisah misteri, dalam serial ini, penulis justru menitik-beratkan pada
perkembangan karakter Mary Russell. Dituturkan dengan gaya penulisan narator
yang unik, dibuka dengan kata pengantar oleh Laurie R. King yang mengungkap ide
awal penulisan kisah yang berasal dari kiriman paket aneh berisi benda-benda
yang bisa dikatakan cukup janggal, serta serangkaian manuskrip yang ditulis
oleh sosok wanita yang kemudian dikenal sebagai Mary Russell. Kedua ‘narator’
ini berperan baik sebagai pembuka serta penutup setiap kisah, dirangkai dalam
untaian perjalanan kehidupan Mary Russell melalui penulisan jurnal yang ditulis
sesuai urutan periode waktu dan cukup sistematis.
Mary Russell, lahir
pada 2 Januari 1900, dari ayah yang merupakan pria Amerika dengan ibu keturunan
Yahudi Cockney (kelompok Yahudi di wilayah London, Inggris), mengalami trauma
dan menanggung beban perasaan bersalah akibat kecelakaan tragis yang merenggut
nyawa ayah, ibu dan adik laki-laki yang baru berusia 9 tahun namun termasuk
bocah jenius, dimana ketiganya tewas seketika dalam kecelakaan mobil,
meninggalkan satu orang yang selamat : Mary Russell, kala ia berusia 14 tahun.
Warisan ayahnya yang lebih dari cukup, akan diberikan saat ia berusia 21 tahun,
sehingga semenjak saat itu, Mary Russell harus hidup dalam pengawasan walinya,
bibi yang sangat tidak disukai sekaligus membenci keberadaan gadis remaja yang
cukup peka dan cerdas ini. Kehidupan serta masa depan suram membayangi benak
Mary Russell, hingga setahun setelah kematian keluarganya, ia bertemu dengan
Sherlock Holmes.
~ source ~ |
Dari sekedar sosok
‘apprentice’ demi menghabiskan waktu senggangnya alih-alih harus berurusan
dengan sang bibi, perjalanan dan perkembangan Mary Russell berubah dibawah
bimbingan Sherlock Holmes. Pria ini juga menemukan tantangan tersendiri dalam
menghadapi Mary Russell – sosok unik yang dipandang bagaikan berlian yang belum
terasah, tersembunyi dibalik selubung ‘lumpur’ yang mewarnai pandangan
hidupnya. Berkat persahabatan baru antara keduanya, satu sama lain tanpa sadar
saling membangkitkan semangat hidup masing-masing. Dipadu dengan semangat dan
kasih sayang Mrs. Hudson – induk semang kediaman Sherlock, kunjungan Dr. John
Watson yang akhirnya menjadi Uncle John tersayang bagi Mary, dan Paman Mycroft
yang misterius, maka dimulailah petualangan seru nan menegangkan, kala mereka
harus memecahkan aneka misteri hingga usaha mengungkap dalang yang mengincar
nyawa mereka.
Kelebihan lain yang
nampak pada perkembangan karakter utama dalam kisah ini, penulis menyajikan
sosok Sherlock Holmes yang bisa dikatakan lebih ‘manusiawi’ – dibandingkan
penggambaran ala Arthur Conan Doyle, tentang sosok penuh misteri, acuh terhadap
kehidupan sosial, mengutamakan nalar diatas emosi sehingga cenderung terlihat
‘dingin’ dalam menanggapi hal-hal yang berbau ‘emosional’. Bahkan pameo bahwa
Sherlock bisa dikatakan ‘pembenci-kaum-wanita’ karena tidak tahan dengan sifat
feminin serta karakter yang emosional, justru sepanjang kisah karya Laurie R.
King, hal ini dipertegas dengan penjelasan yang lebih sesuai dengan nalar
....bahwa Sherlock Holmes adalah manusia biasa yang juga memiliki emosi serta
perasaan, termasuk kasih sayang terhadap pihak lain yang memang sangat jarang
ia ungkapkan. Melalui rangkaian serial ini, pembaca akan dibawa sejauh mana
hubungan emosional antar Sherlock dan Mary Russell berjalan, melalui aneka
rintangan dan halangan yang tak kalah serunya.
~ source ~ |
Jika Anda merupakan
penggemar kisah Sherlock Holmes, maka bersiaplah mengalami aneka kejutan yang
sengaja dimunculkan oleh sang penulis dalam serial ini. Sosok Sherlock Holmes
yang handal dan memiliki wawasan luas serta pengalaman bertahun-tahun sebagai
pengamat, peneliti dan ilmuwan (detektif merupakan sebagian dari kesukaaanya
mengungkap misteri yang sulit dipecahkan), harus mengakui kelebihan wawasan
sosok wanita (remaja wanita jika mengikuti kisah ini semenjak awal), gadis yang
memiliki kecerdasan dan kejelian luar biasa, keingin-tahuan untuk mengetahui
apa saja, berpegang teguh pada paham feminisme (yang sungguh tepat terjadi pada
periode waktu yang ‘sengaja’ dipilih oleh sang penulis), yaitu mencari
pengetahuan serta ilmu serta kesetaraan dalam lingkungan masyarakat sesuai
kemampuannya, menolak untuk menjalani apa yang telah digariskan sebagai ‘kodrat
wanita’ oleh masyarakat serta status sosial.
Keseluruhan rangkaian
karakter yang unik dan bertolak-belakang, namun sekaligus memiliki banyak
kesamaan sifat (terutama keras kepala dan teguh dalam pendirian masing-masing),
ditambah kombinasi misteri-misteri dari aneka kasus yang awalnya tampak acak,
perlahan namun pasti, pembaca akan digiring melalui labirin misteri menuju
pusat jawaban akan pertanyaan-pertanyaan yang dipastikan akan muncul kala Anda
membaca halaman demi halaman. Jika Anda termasuk pembaca yang memiliki
kesabaran dan kegemaran akan detil serta deskripsi yang cukup cermat, maka tak
pelak serial ini akan menjadi salah satu bacaan yang layak dimasukkan dalam
daftar koleksi Anda. Berbeda dengan penulisan Sir Arthur Conan Doyle yang
mayoritas mewujudkan penulisan kisah petualangan Sherlock Holmes dalam format
cerita pendek, yang menarik dan tidak membosankan, namun sekaligus tidak
memberi kesempatan untuk memperluas latar belakang masalah serta perkembangan
karakter secara detil, maka penulisan yang berwujud semi-jurnal karya Laurie R.
King akan menjawab kekurangan tersebut dengan cara yang unik dan menarik.
~ Pic courtesy of yahoo.groups.mailing.list ~ |
~ This Post are
include in ~
2014 READING
CHALLENGE
Best Regards,
Hobby Buku
No comments:
Post a Comment